Teks -- Kisah Para Rasul 8:22-40 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Kis 8:5-24
Full Life: Kis 8:5-24 - FILIPUS PERGI KE ... SAMARIA.
Nas : Kis 8:5-24
Perhatikan urutan peristiwa dalam kisah pencurahan Roh atas orang
percaya di Samaria.
1) Filipus memberitakan Injil Kerajaan ...
Nas : Kis 8:5-24
Perhatikan urutan peristiwa dalam kisah pencurahan Roh atas orang percaya di Samaria.
- 1) Filipus memberitakan Injil Kerajaan dan Allah meneguhkan Firman-Nya dengan tanda-tanda yang ajaib (ayat Kis 8:5-7).
- 2) Banyak orang Samaria menerima Firman Allah (ayat Kis 8:14),
percaya kepada Yesus (ayat Kis 8:12), disembuhkan dan dilepaskan
dari kuasa-kuasa kejahatan (ayat Kis 8:7), lalu dibaptis dalam air
(ayat Kis 8:12-13). Dengan demikian, mereka mengalami keselamatan,
karya pembaharuan Roh Kudus dan kuasa kerajaan Allah
(lihat cat. --> Kis 8:12).
[atau ref. Kis 8:12]
- 3) Akan tetapi, Roh Kudus "belum turun di atas seorang pun di antara mereka" setelah mereka bertobat dan dibaptis (ayat Kis 8:16).
- 4) Beberapa hari setelah pertobatan orang Samaria, Petrus dan Yohanes
tiba di Samaria dan berdoa supaya mereka beroleh Roh Kudus (ayat
Kis 8:14-15). Jelas adalah selang waktu di antara saat mereka
bertobat dan saat mereka menerima baptisan dalam Roh Kudus (ayat
Kis 8:16-17; bd. Kis 2:4). Dengan kata lain, penerimaan Roh oleh
orang Samaria mengikuti pola pengalaman para murid pada hari Pentakosta
(lihat art. PEMBAHARUAN PARA MURID; dan
lihat art. BAPTISAN DALAM ROH KUDUS).
- 5) Penerimaan Roh Kudus seharusnya disertai suatu penyataan lahiriah,
yaitu berbicara dengan bahasa roh dan bernubuat
(lihat cat. --> Kis 8:18).
[atau ref. Kis 8:18]
BIS -> Kis 8:26
Jalan itu sepi: atau Jalan itu tidak dipakai lagi sekarang.
Jerusalem: Kis 8:23 - kejahatan Dari peristiwa Simon ini datanglah istilah "simoni", artinya memperdagangkan hal-hal suci.
Dari peristiwa Simon ini datanglah istilah "simoni", artinya memperdagangkan hal-hal suci.
Jerusalem: Kis 8:24 - -- Teks barat masih menambahkan: dan ia tidak berhenti menangis dengan mencucurkan air mata.
Teks barat masih menambahkan: dan ia tidak berhenti menangis dengan mencucurkan air mata.
Jerusalem: Kis 8:26 - seorang malaikat Dalam injil-injil malaikat-malaikat, Tob 5:4; Efe 1:21+, nampak sebagai pelayan Kristus serta karyaNya, Mat 4:11 dsj; Kis 26:32; Yoh 1:51; dll. Dalam ...
Dalam injil-injil malaikat-malaikat, Tob 5:4; Efe 1:21+, nampak sebagai pelayan Kristus serta karyaNya, Mat 4:11 dsj; Kis 26:32; Yoh 1:51; dll. Dalam Kisah para rasul malaikat-malaikat itu melayani jemaat Kristen, Kis 1:10; 5:19; 10:3; 12:7-10,23; 27:23. Cerita ini selanjutnya berkata tentang "Roh", Kis 8:29 dan Kis 8:39
Terjemahan lain: "di tengah hari".
Jerusalem: Kis 8:27 - seorang Etiopia Negeri Etiopia terbentang di sebelah selatan terjunnya air sungai Nil untuk pertama kalinya, jadi daerah Nubia dan Sudan Mesir. Tampuk kekuasaan neger...
Negeri Etiopia terbentang di sebelah selatan terjunnya air sungai Nil untuk pertama kalinya, jadi daerah Nubia dan Sudan Mesir. Tampuk kekuasaan negeri dipegang oleh seorang ratu yang bergelar Sri Kandake.
Jerusalem: Kis 8:32 - seperti berikut Kutipan ini menurut LXX, sebuah terjemahan kurang jelas atas teks Ibrani yang tidak terang dan kiranya rusak. Sehubungan dengan penggunaan Yes 53 dala...
Kutipan ini menurut LXX, sebuah terjemahan kurang jelas atas teks Ibrani yang tidak terang dan kiranya rusak. Sehubungan dengan penggunaan Yes 53 dalam pewartaan rasuli, lihat Kis 3:13+ dan Luk 4:17-21 dsj.
Jerusalem: Kis 8:37 - -- Ayat ini tidak terdapat dalam kebanyakan naskah. Berupa sebuah sisipan yang tua sekali dan yang tersimpan dalam teks barat. Sisipan itu kiranya berasa...
Ayat ini tidak terdapat dalam kebanyakan naskah. Berupa sebuah sisipan yang tua sekali dan yang tersimpan dalam teks barat. Sisipan itu kiranya berasal dari upacara baptisan.
Jerusalem: Kis 8:39 - melarikan Filipus Teks barat mengatakan: Roh Kudus menjatuhi sida-sida itu dan malaikat Tuhan melarikan Filipus.
Teks barat mengatakan: Roh Kudus menjatuhi sida-sida itu dan malaikat Tuhan melarikan Filipus.
bukan nama pribadi, melainkan gelaran ratu Etiopia.
Ende: Kis 8:37 - -- Ajat ini tidak terdapat dalam kebanjakan naskah asli, dan sebab itu tidak djuga
dalam segala terdjemahan.
Ajat ini tidak terdapat dalam kebanjakan naskah asli, dan sebab itu tidak djuga dalam segala terdjemahan.
Ende: Kis 8:40 - Azot Kota dipantai Laut-Tengah, sebelah selatan dari Jope (Jafa).
Peristiwa bertobatnja Paulus ditjeritakan oleh Paulus sendiri dalam Kis 22:3-21; 26:9-20
...
Kota dipantai Laut-Tengah, sebelah selatan dari Jope (Jafa).
Peristiwa bertobatnja Paulus ditjeritakan oleh Paulus sendiri dalam Kis 22:3-21; 26:9-20 dan Gal 1:2-7. Terdjadinja kira-kira dalam tahun 36.
· Jadi bertobatlah: Kis 2:38
Ref. Silang FULL: Kis 8:25 - firman Tuhan // banyak kampung · firman Tuhan: Kis 13:48; Kis 13:48
· banyak kampung: Kis 8:40
Ref. Silang FULL: Kis 8:26 - seorang malaikat // kepada Filipus · seorang malaikat: Kis 5:19; Kis 5:19
· kepada Filipus: Kis 6:5
Ref. Silang FULL: Kis 8:27 - seorang Etiopia // seorang sida-sida // untuk beribadah · seorang Etiopia: Mazm 68:32; 87:4; Zef 3:10
· seorang sida-sida: Yes 56:3-5
· untuk beribadah: 1Raj 8:41-43; Yoh 12:20
· seorang Etiopia: Mazm 68:32; 87:4; Zef 3:10
· seorang sida-sida: Yes 56:3-5
· untuk beribadah: 1Raj 8:41-43; Yoh 12:20
· Lalu kata: Kis 10:19; 11:12; 13:2; 20:23; 21:11
· dari bumi: Yes 53:7,8
Ref. Silang FULL: Kis 8:35 - Maka mulailah // nas itu // memberitakan Injil · Maka mulailah: Mat 5:2
· nas itu: Luk 24:27; Kis 17:2; 18:28; 28:23
· memberitakan Injil: Kis 13:32; Kis 13:32
· Maka mulailah: Mat 5:2
· nas itu: Luk 24:27; Kis 17:2; 18:28; 28:23
Ref. Silang FULL: Kis 8:39 - melarikan Filipus · melarikan Filipus: 1Raj 18:12; 2Raj 2:16; Yeh 3:12,14; 8:3; 11:1,24; 43:5; 2Kor 12:2; 1Tes 4:17; Wahy 12:5
· melarikan Filipus: 1Raj 18:12; 2Raj 2:16; Yeh 3:12,14; 8:3; 11:1,24; 43:5; 2Kor 12:2; 1Tes 4:17; Wahy 12:5
Ref. Silang FULL: Kis 8:40 - semua kota // di Kaisarea · semua kota: Kis 8:25
· di Kaisarea: Kis 10:1,24; 12:19; 21:8,16; 23:23,33; 25:1,4,6,13
· semua kota: Kis 8:25
· di Kaisarea: Kis 10:1,24; 12:19; 21:8,16; 23:23,33; 25:1,4,6,13
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 8:14-25; Kis 8:26-40
Matthew Henry: Kis 8:14-25 - Kisah Simon Si Tukang Sihir Kisah Simon Si Tukang Sihir ( Kis 8:14-25)
Allah secara menakjubkan sudah mengakui Filipus dalam pekerjaannya sebagai seorang penginjil di Samari...
Kisah Simon Si Tukang Sihir ( Kis 8:14-25)
- Allah secara menakjubkan sudah mengakui Filipus dalam pekerjaannya sebagai seorang penginjil di Samaria, tetapi Filipus tidak bisa melakukan apa yang lebih dari seorang penginjil. Ada kuasa-kuasa istimewa yang hanya diperuntukkan bagi para rasul, untuk menjaga kehormatan jabatan mereka, dan di sini kita mendapati cerita tentang apa yang dikerjakan oleh dua dari antara mereka di sana, yaitu Petrus dan Yohanes. Kedua belas rasul tetap berkumpul bersama-sama di Yerusalem (ay. Kis 8:1), dan ke sanalah kabar baik ini dibawa kepada mereka, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah (ay. Kis 8:14), bahwa panen jiwa yang besar itu sudah terkumpul, dan kemungkinan akan dikumpulkan kepada Kristus di sana. Firman Allah tidak hanya diberitakan kepada mereka, tetapi juga diterima oleh mereka. Mereka menyambutnya, menerima cahayanya, dan tunduk pada kuasanya: Ketika mereka di Yerusalem mendengarnya, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. Seandainya Petrus adalah, seperti yang dikatakan sebagian orang, kepala dari para rasul itu, maka dialah yang akan mengutus beberapa dari mereka, atau, seandainya ia melihat ada alasan, ia sendiri akan pergi ke sana atas kemauannya. Tetapi, ia sama sekali bukanlah orang yang demikian, malah dia justru tunduk pada perintah kumpulan rasul itu, dan, seperti layaknya hamba bagi jemaat, ia pergi ke tempat mereka mengutusnya. Dua rasul diutus, dua yang paling terkemuka, ke Samaria,
- 1. Untuk membesarkan hati Filipus, untuk membantu dia, dan memperkuat tangannya. Hamba-hamba Tuhan yang memangku jabatan lebih tinggi, dan yang unggul dalam berbagai karunia dan anugerah, harus berusaha membantu orang-orang dalam kedudukan yang lebih rendah, dan turut mendukung bagi penghiburan dan kegunaan mereka.
- 2. Untuk melanjutkan pekerjaan baik yang sudah dimulai di antara orang banyak, dan, dengan anugerah-anugerah sorgawi yang sudah memperkaya mereka itu, memberikan karunia-karunia rohani kepada mereka. Sekarang amatilah,
- I. Bagaimana mereka mengangkat dan mengembangkan orang-orang yang tulus dari antara mereka. Dikatakan (ay. Kis 8:16), Roh Kudus belum turun di atas seorang pun di antara mereka, dengan segala kuasa luar biasa yang disampaikan melalui turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta itu. Tak satu pun dari mereka yang diberi karunia bahasa lidah, yang pada saat itu tampak sebagai dampak paling biasa yang langsung terjadi dari pencurahan Roh. Lihat pasal 10:45-46. Ini sekaligus merupakan tanda yang jelas bagi orang-orang yang tidak percaya dan pelayanan yang mulia bagi orang-orang percaya. Karunia ini, dan karunia-karunia lain semacamnya, tidak mereka miliki, mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Jadi mereka telah menjadi bagian dari Dia dan mempunyai kepentingan di dalam Dia, yang penting bagi keselamatan mereka. Dan dalam hal ini mereka bersukacita dan puas (ay. Kis 8:8), meskipun mereka tidak bisa berbicara dengan bahasa roh. Mereka yang benar-benar diserahkan kepada Kristus, dan telah mengalami kuasa dan pekerjaan yang menguduskan dari Roh anugerah, mempunyai banyak alasan untuk bersyukur, dan tidak mempunyai alasan untuk mengeluh, meskipun mereka tidak mempunyai karunia-karunia hiasan dan bisa membuat mereka bersinar. Namun yang dimaksudkan di sini adalah agar mereka terus menyelesaikan dengan sempurna apa yang sudah menjadi bagian mereka pada waktu itu, demi kehormatan Injil yang lebih besar. Kita mempunyai alasan untuk berpikir bahwa Filipus sudah menerima karunia-karunia Roh Kudus ini sendiri, tetapi tidak mempunyai kuasa untuk memberikannya. Para rasul harus datang untuk melakukannya. Dan mereka tidak melakukan ini pada semua orang yang sudah dibaptis, tetapi pada sebagian saja dari mereka, dan, tampaknya, pada orang-orang yang dirancang untuk memangku suatu jabatan di dalam jemaat, atau setidak-tidaknya untuk menjadi anggota-anggotanya yang giat. Dan pada sebagian dari antara mereka diberikan satu karunia Roh Kudus, dan pada sebagian yang lain diberikan karunia lain. Lihat 1 Korintus 12:4,8; 14:26. Nah, untuk melakukannya,
- 1. Kedua rasul itu berdoa untuk mereka (ay 15). Roh diberikan, bukan hanya untuk diri kita sendiri (Luk. 11:13), melainkan juga untuk orang lain, sebagai jawaban doa: Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu (Yeh. 36:27), tetapi untuk itu Aku menginginkan, supaya kaum Israel meminta dari pada-Ku (ay. Kis 8:37). Kita dapat mengambil penghiburan dari contoh ini, bahwa dalam berdoa, kita harus meminta kepada Allah untuk memberikan anugerah-anugerah Roh Kudus yang memperbaharui bagi orang yang kita perhatikan keselamatan rohaninya, yaitu bagi anak-anak kita, bagi sahabat-sahabat kita, bagi hamba-hamba Tuhan yang melayani kita. Kita harus berdoa, dan berdoa dengan sungguh-sungguh, supaya mereka beroleh Roh Kudus. Sebab karunia Roh Kudus ini mencakup semua berkat.
- 2. Kedua rasul itu menumpangkan tangan atas mereka, untuk menandakan bahwa doa-doa mereka dijawab, dan bahwa karunia Roh Kudus dianugerahkan kepada mereka. Sebab, pada saat menggunakan tanda ini, mereka menerima Roh Kudus, dan berbicara dengan bahasa roh. Penumpangan tangan digunakan pada zaman dulu untuk memberkati, oleh mereka yang memberi berkat dengan kewenangan. Demikianlah para rasul memberkati orang-orang yang baru bertobat ini, menahbiskan sebagian sebagai hamba-hamba Tuhan, dan meneguhkan sebagian yang lain dalam iman Kristen mereka. Sekarang kita tidak bisa, dan tak seorang pun yang bisa, memberikan Roh Kudus dengan cara menumpangkan tangan seperti itu. Tetapi hal ini dapat menunjukkan kepada kita bahwa apabila kita mendoakan orang, kita harus berusaha untuk membantu mereka.
- II. Bagaimana mereka menemukan dan membuang orang munafik dari antara mereka, dan orang ini adalah Simon si tukang sihir. Sebab mereka tahu bagaimana membedakan antara yang berharga dan yang hina. Sekarang amatilah di sini,
- 1. Usulan jahat yang dibuat Simon, yang dengannya kemunafikannya terbongkar (ay. Kis 8:18-19): Ketika ia melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya (yang seharusnya meneguhkan imannya kepada ajaran Kristus, dan memperbesar rasa hormatnya terhadap para rasul), timbul gagasan dalam dirinya tentang Kekristenan sebagai sesuatu yang tidak lain dari ilmu sihir tingkat tinggi. Dan ia menganggap dirinya juga mampu menjadi seperti para rasul dalam mencapai ilmu sihir itu, dan karena itu ia menawarkan uang kepada mereka, serta berkata: “Berikanlah juga kepadaku kuasa itu.” Dia tidak ingin mereka menumpangkan tangan atasnya, supaya ia sendiri bisa menerima Roh Kudus (sebab ia tidak melihat bahwa cara itu dipakai untuk memperoleh berkat), tetapi menghendaki agar mengalihkan saja suatu kuasa kepadanya supaya ia juga mampu memberikan karunia itu kepada orang lain. Ia sangat ingin mendapat kehormatan sebagai seorang rasul, tetapi sama sekali tidak mempunyai kemauan untuk memiliki Roh dan sikap hati seorang Kristen. Dia lebih ingin mendapat kehormatan bagi dirinya sendiri daripada berbuat baik kepada orang lain. Nah, dalam mengajukan permohonan ini,
- (1) Ia sangat menghina para rasul, seolah-olah mereka mata duitan, mau melakukan apa saja demi uang, dan cinta uang sama seperti dia. Padahal dalam kenyataannya mereka sudah meninggalkan apa yang mereka miliki demi Kristus, dan sama sekali tidak mempunyai niat untuk mendapat keuntungan.
- (2) Ia sangat menghina Kekristenan, seolah-olah semua mujizat yang diadakan untuk membuktikan kebenaran iman Kristen itu dilakukan dengan ilmu sihir, hanya saja sifatnya berbeda dari apa yang sebelumnya ia sendiri lakukan.
- (3) Ia menunjukkan bahwa, seperti Bileam, ia bermaksud mendapatkan upah dan penghargaan lewat ilmu sihir. Sebab ia tidak akan menawarkan uang untuk mendapatkan kekuatan ini seandainya ia tidak berharap untuk memperoleh uang lewat ilmu itu.
- (4) Ia menunjukkan bahwa ia memandang dirinya sendiri dengan sangat tinggi, dan sama sekali tidak memiliki kerendahan hati sedikit pun. Orang malang seperti dia, sebelum dibaptis, seharusnya meminta, seperti si anak hilang, untuk dijadikan sebagai seorang upahan saja. Namun, segera setelah diakui dalam keluarga, ia tidak akan puas mendapat tempat yang lebih rendah dari salah satu pengurus rumah, atau jika tidak diberi kekuasaan yang tidak dimiliki oleh Filipus sendiri, tetapi yang hanya dimiliki para rasul.
- 2. Sudah sewajarnya usulannya ditolak, dan Petrus menegurnya dengan keras untuk itu (ay. Kis 8:20-23).
- (1) Petrus memperlihatkan kejahatan apa yang diperbuat Simon (ay. Kis 8:20): Engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang. Dengan kejahatan ini,
- [1] Simon si tukang sihir itu memandang kekayaan dunia ini terlalu tinggi, seolah-olah kekayaan itu bisa untuk apa saja. Juga, seakan-akan, seperti kata Salomo, uang memungkinkan semuanya (KJV: kekayaan memberi jawaban bagi segala sesuatu – pen.), yang berkaitan dengan kehidupan sekarang ini, maka uang juga akan memberi jawaban bagi segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan di akhirat, dan bisa membeli pengampunan dosa, karunia Roh Kudus, dan kehidupan kekal.
- [2] Simon memandang rendah karunia Roh Kudus dan menempatkannya sederajat dengan karunia-karunia biasa dari pemeliharaan alam. Ia menyangka bahwa kekuatan seorang rasul juga bisa diperoleh dengan membayar uang yang cukup, sama seperti membayar jasa seorang dokter atau pengacara. Ini sungguh merupakan penghinaan terbesar terhadap Roh anugerah. Segala kebiasaan membeli dan menjual surat pengampunan dan penghapusan dosa di gereja Roma adalah hasil dari sangkaan jahat yang sama ini, bahwa karunia Allah dapat dibeli dengan uang, sementara tawaran anugerah ilahi dengan begitu jelas terjadi tanpa uang dan tanpa harga.
- (2) Petrus menunjukkan kepada Simon seperti apa sikap hatinya, yang bisa tampak dari kejahatannya itu. Hanya dari kesalahan yang dikatakan dan dilakukan orang, kita tidak bisa menyimpulkan bahwa ia munafik ketika mengaku sebagai orang yang beragama. Tetapi kesalahan Simon ini sedemikian mendasar sehingga tidak mungkin orang yang beroleh anugerah melakukannya. Dengan menawarkan uang (dan itu pun didapat dari ilmu sihir), itu menunjukkan bukti yang tidak dapat disanggah bahwa ia masih berada di bawah kuasa pikiran duniawi dan kedagingan, dan masih menjadi manusia duniawi yang tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, dan juga tidak memahaminya. Dan oleh sebab itu, Petrus memberi tahu dia jelas-jelas,
- [1] Bahwa hatinya tidak lurus di hadapan Allah (ay. Kis 8:21). “Meskipun engkau mengaku percaya, dan dibaptis, namun engkau tidak tulus hati.” Siapa kita ditentukan oleh hati kita. Jika hati kita tidak benar, maka kita salah. Dan hati kita terbuka di hadapan Allah, yang mengetahuinya, menghakiminya, dan menghakimi kita berdasarkan hati kita itu. Bagaimana hati kita di mata Allah, itulah keadaannya yang sebenarnya, sebab Allah tidak dapat ditipu. Dan jika hati kita tidak benar dalam pandangan-Nya, apa pun kepura-puraan kita, maka sia-sialah agama kita, dan tidak akan membawa manfaat apa-apa bagi kita. Yang harus menjadi perhatian besar kita adalah bagaimana membuat diri kita berkenan kepada-Nya dengan cara hidup jujur, sebab jika tidak demikian maka kita menipu diri kita sendiri, yang akan membawa pada kebinasaan. Sebagian orang menghubungkan masalah ini secara khusus dengan usulan yang diajukan Simon. Apa yang dimintanya tidak diberikan, karena hatinya tidak lurus di hadapan Allah dalam meminta itu. Ia tidak mengusahakan kemuliaan Allah atau kehormatan Kristus dengan usulannya itu, tetapi memanfaatkannya untuk dirinya sendiri. Ia berdoa, tetapi tidak menerima apa-apa, karena ia salah berdoa, sebab yang dia minta itu hendak dihabiskannya untuk memuaskan hawa nafsunya, dan ia ingin tetap dipandang sebagai seorang yang sangat penting.
- [2] Bahwa hatimu sudah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan: sebab kulihat bahwa engkau begitu (ay. Kis 8:23). Beginilah cara tegas untuk mengurus masalah, dan ketegasan dalam mengurus masalah adalah hal terbaik apabila kita berurusan dengan perkara jiwa dan kehidupan kekal. Simon sudah mendapat nama besar di kalangan orang banyak, dan belakangan ini mendapat nama baik juga di kalangan umat Allah, tetapi Petrus di sini menggambarkannya dengan sifat yang buruk. Perhatikanlah, mungkin saja seseorang tetap berada di bawah kuasa dosa, tetapi ia menunjukkan sikap saleh. Sebab kulihat begitu, ujar Petrus. Bukan melalui karunia roh yang mencerna sifat orang, yang dimiliki Petrus, sehingga ia bisa melihatnya, melainkan terlebih melalui apa yang diungkapkan Simon sendiri dengan usulannya. Perhatikanlah, kedok orang-orang munafik sering kali cepat terbuka. Sifat serigala menunjukkan dirinya sendiri kendati ia berbulu domba. Nah, sifat yang digambarkan untuk Simon di sini benar-benar merupakan sifat semua orang jahat.
- Pertama, hati mereka seperti empedu yang pahit – menjijikkan bagi Allah, seperti halnya kita jijik pada apa yang pahit seperti empedu. Dosa adalah hal yang keji, yang dibenci Tuhan, yang karenanya orang-orang berdosa menjadi kekejian di mata-Nya. Dalam kodratnya dosa itu sudah ada sifat kejinya. Dosa yang berdiam dalam diri orang adalah akar kepahitan, yang menghasilkan racun atau ipuh (Ul. 29:18). Kemampuan-kemampuan jiwa menjadi rusak, dan pikiran menjadi pahit terhadap segala sesuatu yang baik (Ibr. 12:15). Itu juga menunjukkan dampak-dampak yang merusak dari dosa. Ujungnya pahit seperti empedu.
- Kedua, hati mereka terjerat dalam kejahatan. Terjerat dalam penghakiman Allah karena kesalahan dosa, dan terjerat di bawah kuasa Iblis karena kuasa dosa. Hati mereka ditawan oleh kuasa Iblis untuk menuruti kehendaknya, dan ini perbudakan yang berat, seperti perbudakan di Mesir, yang membuat hidup pahit.
- (3) Petrus menyatakan kebinasaan Simon dalam dua hal:
- [1] Ia akan tenggelam dengan kekayaan duniawinya, yang sangat dihargainya: Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau.
- Pertama, dengan berkata demikian Petrus menolak tawarannya dengan nada yang amat menghina dan marah: “Sangkamu engkau dapat menyuap kami untuk mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepada kami, dan memberikan kuasa yang dipercayakan kepada kami kepada tangan yang tidak layak seperti kamu ini? Enyahlah engkau dan semua uangmu itu. Kami tidak ada sangkut paut apa pun denganmu atau uangmu. Enyahlah Iblis.” Apabila kita digoda dengan uang untuk melakukan kejahatan, kita harus melihat betapa uang itu adalah barang yang dapat binasa, dan jangan mau dibujuk olehnya. Orang jujur akan mengebaskan tangannya supaya jangan ia menerima dan menyentuh suap (Yes. 33:15).
- Kedua, ia memperingatkan Simon bahwa ia akan binasa jika terus berpikiran seperti ini: “Uangmu akan binasa dan engkau akan kehilangan itu, serta segala sesuatu yang dapat engkau beli dengannya. Sama seperti makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan (1Kor. 6:13), demikian pula barang adalah untuk uang dan uang untuk barang, tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah.Kedua-duanya binasa apabila digunakan. Tetapi ini belum yang terburuk. Engkau akan binasa dengan uangmu itu, dan uangmu akan binasa bersama dengan engkau. Dan kehancuranmu akan semakin berat, jiwamu yang binasa semakin berbeban berat, karena engkau sebenarnya mempunyai uang yang semestinya bisa dimanfaatkan untuk maksud baik (Luk. 16:9). Uang itu bisa saja ditaruh di bawah kaki para rasul, sebagai amal, dan akan diterima, tetapi engkau malah menyodorkannya kepada mereka sebagai suap, dan ditolak. Anakku, ingatlah akan hal ini.”
- [2] Ia akan kehilangan berkat-berkat rohani yang engkau pandang rendah itu (ay. Kis 8:21): “Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini. Engkau tidak mempunyai urusan apa-apa dengan karunia-karunia Roh Kudus, engkau tidak memahaminya, engkau dikeluarkan darinya, engkau telah menempatkan penghalang di pintumu sendiri. Engkau sendiri tidak dapat menerima Roh kudus, atau kuasa untuk meneruskan Roh Kudus kepada orang lain, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah, jika engkau berpikir bahwa Kekristenan adalah barang dagangan untuk mencari nafkah di dunia ini. Oleh sebab itu, tidak ada bagian atau hakmu dalam kehidupan kekal di dunia lain yang ditawarkan Injil.” Perhatikanlah,
- Pertama, ada banyak orang yang mengaku beragama Kristen, namun tidak memiliki bagian atau hak di dalamnya, tidak memiliki bagian di dalam Kristus (Yoh. 13:8), tidak memiliki bagian di dalam Kanaan sorgawi.
- Kedua, mereka adalah orang-orang yang hatinya tidak lurus di hadapan Allah, tidak digerakkan oleh roh yang benar, atau dibimbing oleh aturan yang benar, atau dipimpin ke tujuan yang benar.
- (4) Dia memberinya nasihat yang baik, kendati demikian (ay. Kis 8:22), meskipun marah terhadap Simon, ia tidak meninggalkannya. Dan, walaupun ia ingin agar Simon melihat bahwa masalahnya ini sangat buruk, ia tidak mau Simon berpikir bahwa sudah tidak ada lagi harapan baginya. Sekarang juga masih ada harapan bagi Israel. Amatilah,
- [1] Apa yang dinasihatinya untuk Simon: Simon harus melakukan apa yang harus pertama-tama dilakukannya.
- Pertama, ia harus bertobat. Ia harus melihat kesalahannya dan mencabutnya kembali. Ia harus mengubah pikiran dan jalannya. Ia harus rendah hati dan malu atas apa yang telah diperbuatnya. Pertobatannya harus dilakukan secara terperinci: “Bertobatlah dari perbuatanmu ini, akuilah bahwa engkau bersalah dengan perbuatan ini, dan menyesallah untuk itu.” Ia harus membebani dirinya sendiri karena perbuatan itu, tidak boleh memperlunaknya, dengan menyebutnya sebagai suatu kekeliruan, atau semangat yang salah saluran, tetapi harus memperberatnya dengan menyebutnya sebagai kejahatan, kejahatannya, buah dari kefasikannya sendiri. Orang-orang yang sudah berkata dan berbuat salah harus, sejauh mereka bisa, mencabut dan menariknya kembali dengan pertobatan.
- Kedua, ia harus berdoa kepada Allah, harus berdoa agar Allah mau membuatnya bertobat, dan mengampuni dosanya setelah ia bertobat. Orang yang bertobat harus berdoa, yang menunjukkan kerinduannya akan Allah, dan akan keyakinan di dalam Kristus. Simon si tukang sihir, sekalipun menganggap dirinya seorang yang sangat penting, tidak akan diundang bersekutu dengan para rasul (betapapun sebagian orang berpikir bahwa itu akan membawa kehormatan bagi mereka) dengan syarat-syarat lain selain yang juga dituntut atas orang-orang berdosa lain, yaitu bertobat dan berdoa.
- [2] Bagaimana ia mendorong Simon untuk melakukannya: berdoalah kepada Allah, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini, niat hatimu yang jahat ini. Perhatikanlah,
- Pertama, bisa saja ada banyak kejahatan di dalam niat hati, gagasan-gagasannya yang keliru, perasaan-perasaannya yang kotor, dan rancangan-rancangannya yang fasik, yang darinya kita harus bertobat, atau kalau tidak kita akan binasa.
- Kedua, pikiran hati, meskipun begitu jahat, akan diampuni, apabila kita bertobat, dan tidak dituntut dari kita. Sewaktu Petrus di sini memasukkan kata mungkin (KJV: mungkin saja niat hatimu ini diampuni), ia terlebih ragu pada ketulusan pertobatan Simon, bukan pada pengampunan kepadanya apabila ia bertobat dengan tulus. Supaya niat hatimu ini bisa diampuni, begitu kita bisa membacanya. Atau itu menunjukkan bahwa karena dosanya besar, maka wajar saja jika pengampunan atas dosa itu diragukan, meskipun janji Injil sudah menghapuskan keraguan akan hal itu, kalau memang ia benar-benar bertobat: seperti dalam Ratapan 3:29, mungkin ada harapan.
- [3] Permintaan Simon kepada para rasul untuk berdoa baginya (ay. Kis 8:24). Ia tersentak dan cemas oleh perkataan Petrus, karena mendapati bahwa apa yang disangkanya akan diterima dengan tangan terbuka ternyata dibenci sedemikian rupa. Dan ia berseru, hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu. Inilah,
- Pertama, sesuatu yang baik, yaitu bahwa ia mendengar teguran yang diberikan kepadanya, dan takut dengan apa yang digambarkan tentang sifat dia, yang bisa membuat gemetar hati yang paling berani sekalipun. Dan, karena demikian yang akan terjadi, ia memohon agar para rasul berdoa untuknya, sambil berharap mendapat kepentingan di dalam mereka, yang dipercayainya mempunyai kepentingan yang baik di sorga.
- Kedua, ada sesuatu yang kurang. Ia memohon mereka untuk berdoa bagi dia, tetapi ia sendiri tidak berdoa bagi dirinya sendiri, seperti yang semestinya dia lakukan. Dan, dalam menginginkan mereka untuk berdoa bagi dia, yang lebih diperhatikannya adalah agar penghakiman-penghakiman yang akan menimpanya karena kesalahannya sendiri bisa dicegah, dan bukan agar kerusakan-kerusakan sifatnya bisa dimatikan, dan hatinya, oleh anugerah ilahi, diluruskan di hadapan Allah. Seperti Firaun, yang ingin agar Musa memohon kepada Tuhan untuk dia, supaya Ia menyingkirkan kematian ini saja, dan bukan supaya Ia menyingkirkan dosa ini, kekerasan hati ini (Kel. 8:8; 10:17). Sebagian orang berpendapat bahwa Petrus sudah menyatakan penghakiman-penghakiman tertentu melawan dirinya, seperti melawan Ananias dan Safira. Tetapi kemudian itu dicegah, pada saat Simon berserah diri, melalui perantaraan Rasul Petrus. Atau, dari apa yang disampaikan di sini, ia bisa menyimpulkan bahwa suatu tanda murka dari Allah akan jatuh menimpa dia, yang begitu ditakuti dan ingin dihindarinya. Terakhir, di sini para rasul kembali ke Yerusalem, setelah mereka menyelesaikan urusan mereka, sebab sampai saat ini mereka belum tersebar. Tetapi, walaupun mereka datang ke sini untuk melakukan apa yang menjadi pekerjaan rasul, namun, karena kesempatan itu datang dengan sendirinya, mereka mengerjakan pekerjaan yang biasa dilakukan semua pelayan Injil.
- 1. Di sana, di kota Samaria, mereka berkhotbah: Mereka memberitakan firman Tuhan, dengan penuh kesungguhan menegaskan kebenaran Injil, dan meneguhkan apa yang sudah diberitakan oleh hamba-hamba Tuhan yang lain. Mereka tidak berpura-pura membawa sesuatu yang baru, meskipun mereka adalah para rasul, tetapi memberikan kesaksian tentang firman Tuhan sebagaimana mereka sudah menerimanya.
- 2. Dalam perjalanan mereka pulang, mereka berkhotbah sambil berkeliling. Ketika melewati banyak desa orang Samaria, mereka memberitakan Injil. Meskipun jemaat-jemaat di sana tidak begitu besar seperti jemaat di kota-kota, entah dalam jumlah atau orang ternama, namun jiwa mereka sama berharganya, dan para rasul tidak menganggap rendah mengabarkan Injil kepada mereka. Allah memperhatikan orang-orang-Nya di kampung-kampung di Israel (Hak. 5:11), dan begitu pula seharusnya kita.
Matthew Henry: Kis 8:26-40 - Filipus dan Seorang Etiopia Filipus dan Seorang Etiopia ( Kis 8:26-40)
Di sini kita mendapati kisah tentang seorang sida-sida dari Etiopia yang bertobat dan memeluk iman kep...
Filipus dan Seorang Etiopia ( Kis 8:26-40)
- Di sini kita mendapati kisah tentang seorang sida-sida dari Etiopia yang bertobat dan memeluk iman kepada Kristus, yang oleh dia, kita bisa menduga, pengetahuan tentang Kristus tersebar di negeri ia tinggal. Dan dengan demikian digenapilah nas Kitab Suci itu, Etiopia bersegera mengulurkan tangannya (salah satu bangsa yang pertama-tama melakukannya) kepada Allah (Mzm. 68:32).
- I. Filipus sang penginjil diarahkan ke jalan di mana ia akan bertemu dengan seorang Etiopia ini (ay 26). Ketika jemaat-jemaat di Samaria sudah menetap, dan hamba-hamba Tuhan sudah ditentukan untuk mereka, para rasul kembali ke Yerusalem. Tetapi Filipus tetap tinggal, dengan berharap akan diberi tugas untuk membajak tanah baru di negeri itu. Dan di sini kita mendapati,
- 1. Sebuah petunjuk diberikan kepada dia oleh malaikat (mungkin dalam mimpi atau penglihatan di suatu malam) tentang arah mana yang harus dia tuju: Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan. Meskipun para malaikat tidak diberi tugas untuk mengabarkan Injil, mereka sering kali diberi tugas untuk menyampaikan pesan-pesan kepada hamba-hamba Tuhan untuk memberi mereka nasihat dan dorongan, seperti dalam pasal 5:19. Sekarang kita tidak dapat mengharapkan bimbingan-bimbingan seperti itu di jalan. Tetapi tidak diragukan lagi bahwa ada pemeliharaan ilahi secara khusus dalam berpindah dan menetapnya hamba-hamba Tuhan, dan dengan satu atau lain cara, ia akan mengarahkan orang-orang yang tulus dan rindu untuk mengikuti-Nya ke jalan yang di dalamnya Ia akan mengakui mereka: Ia akan membimbing mereka dengan mataNya. Filipus harus berangkat ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza, melewati padang pasir atau padang gurun Yudea. Dia tidak akan pernah berpikir untuk pergi ke sana, ke padang gurun, ke jalan raya melewati padang gurun. Pekerjaan apa yang bisa didapat di sana? Namun, ke sanalah ia diutus, sesuai perumpamaan Juru Selamat kita, yang menubuatkan panggilan terhadap bangsa-bangsa bukan Yahudi, pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan (Mat. 22:9). Kadang-kadang Allah membuka pintu bagi para hambaNya di tempat-tempat yang tidak terpikirkan oleh mereka.
- 2. Ketaatannya kepada petunjuk ini (ay. Kis 8:27): Lalu berangkatlah Filipus, tanpa mengajukan keberatan, atau sekadar bertanya, “Apa urusanku di sana?” Atau, “Perbuatan baik apa yang bisa dilakukan di sana?” Ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui, atau siapa yang harus ia temui.
- II. Diberitahukan sesuatu tentang sida-sida ini (ay. Kis 8:27), siapa dia dan apa kedudukannya, yang kepadanya diberikan kebaikan istimewa ini.
- 1. Ia adalah seorang asing, seorang Etiopia. Ada dua negeri Etiopia, yang satu di Arabia, tetapi itu terletak di sebelah timur dari Kanaan. Tampaknya orang ini adalah orang Etiopia dari Afrika, yang terletak di sebelah selatan, di luar Mesir, sangat jauh dari Yerusalem. Sebab di dalam Kristus yang dahulu “jauh,” sudah menjadi “dekat, sesuai dengan janji itu, bahwa segala ujung bumi melihat keselamatan yang besar. Orang-orang Etiopia itu dipandang sebagai orang yang paling rendah dan hina dari bangsa-bangsa, orang-orang kulit hitam, seolah-olah alam sudah menodai mereka. Namun Injil disampaikan kepada mereka, dan anugerah ilahi memandang mereka, meskipun mereka hitam, meskipun matahari sudah menyengat mereka.
- 2. Ia seorang yang terhormat, seorang pembesar di negerinya, seorang sida-sida, bukan berarti seorang yang dikebiri, melainkan seorang petugas atau pengurus istana. Dan entah karena kehormatan kedudukannya atau sifat pribadinya, yang mengundang rasa hormat, ia menjadi seorang pembesar, dan menjadi orang kepercayaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang ada kemungkinan merupakan penerus Ratu Seba, yang disebut ratu dari Selatan. Negeri itu dipimpin oleh ratu-ratu, yang disebut dengan Kandake sebagai nama umum, seperti Firaun bagi raja-raja Mesir. Ia menjadi kepala perbendaharaannya. Begitu besar kepercayaan yang diberikan ratu itu kepada dia. Tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang, yang dipanggil. Hanya ada sebagian.
- 3. Ia adalah seorang pemeluk agama Yahudi, sebab ia pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Sebagian orang berpendapat bahwa ia penganut agama Yahudi yang benar, yang disunat, dan mengikuti hari-hari raya. Sebagian yang lain berpendapat bahwa ia hanya seorang pengikut agama Yahudi di pintu gerbang, seorang dari bangsa bukan-Yahudi, yang sudah meninggalkan penyembahan berhala dan menyembah Allah Israel sekali-kali di pelataran bait Allah yang diperuntukkan bagi bangsa-bangsa bukan-Yahudi. Tetapi, seandainya memang demikian, maka Petrus bukanlah orang pertama yang mengabarkan Injil kepada bangsa-bangsa lain, sebagaimana yang dikatakan demikian tentang dia. Sebagian orang berpendapat bahwa ada sisa-sisa pengetahuan tentang Allah yang benar di negeri ini, sejak zaman Ratu Syeba. Dan mungkin nenek moyang dari sida-sida ini adalah salah satu yang menjaga pengetahuan itu, yang menyampaikan kepada keturunannya apa yang sudah dia pelajari di Yerusalem.
- III. Filipus dan sida-sida itu terlibat dalam percakapan yang akrab. Dan saat itu Filipus baru tahu mengapa dia diutus ke padang gurun, sebab di sana ia menjumpai sebuah kereta, yang akan menjadi tempat ibadah, dan menjumpai seseorang, yang pertobatannya akan membawa dampak, sejauh yang diketahuinya, pada pertobatan sebuah bangsa secara keseluruhan.
- 1. Filipus diperintahkan untuk menemani pelancong yang sedang dalam perjalanan pulang dari Yerusalem menuju Gaza ini, yang menyangka bahwa ia sudah melakukan semua urusan perjalanannya, padahal urusan besar yang dirancangkan pemeliharaan Allah yang berkuasa di dalam perjalanan itu belum selesai. Ia sudah pergi ke Yerusalem, di mana para rasul mengajarkan iman Kristen, dan orang banyak menerimanya. Namun ia tidak memperhatikan hal itu di sana, dan tidak mencari-cari tahu tentangnya. Bahkan, tampaknya, ia meremehkannya, dan berpaling darinya. Walaupun begitu, anugerah Allah mengejarnya, menyusul dia di padang gurun, dan di sana memenangkan dia. Demikianlah Allah sering kali ditemukan oleh orang yang tidak mencari Dia (Yes. 65:1). Filipus diberi perintah ini, bukan oleh malaikat, seperti sebelumnya, melainkan oleh Roh yang membisikkan perintah itu di telinganya (ay. Kis 8:29): “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu. Pergilah dekat-dekat dengan orang itu, supaya ia memperhatikan engkau.” Kita harus berusaha berbuat baik kepada orang yang kita bimbing dan kita temani di tengah jalan: dengan demikian bibir orang benar bisa menggembalakan banyak orang. Kita tidak boleh malu-malu bertemu orang asing, sebagaimana yang dirasakan sebagian orang. Dari semua hal lain yang tidak kita ketahui tentang orang, kita tahu ini, bahwa mereka mempunyai jiwa.
- 2. Filipus mendapati dia sedang membaca Kitab Sucinya, sambil duduk di keretanya (ay. Kis 8:28): Filipus segera ke situ dan mendengar dia sedang membaca. Ia membaca keras-keras, supaya semua orang yang ada bersama-sama dengan dia bisa ikut mendengar (ay. Kis 8:30). Ia tidak hanya menyegarkan perjalanan yang melelahkan itu, tetapi juga memanfaatkan waktu dengan membaca, bukan membaca filsafat, sejarah, atau masalah kenegaraan, apalagi cerita cinta atau sandiwara, melainkan Kitab Suci, kitab nabi Yesaya. Bagian yang dibaca sida-sida itu di sini adalah bagian yang pernah dibaca Kristus (Luk. 4:17), yang dengan demikian kita dianjurkan secara khusus untuk membacanya. Mungkin sida-sida itu di sini sedang membaca kembali bagian-bagian dari Kitab Suci yang sudah didengarnya dibaca dan dijelaskan di Yerusalem, supaya ia bisa mengingat kembali apa yang sudah didengarnya. Perhatikanlah,
- (1) Sudah menjadi kewajiban bagi setiap dari kita untuk banyak-banyak membuka Kitab Suci.
- (2) Orang terhormat harus lebih banyak menjalankan ibadah daripada orang biasa, karena teladan mereka akan mempengaruhi banyak orang, dan mereka juga bisa lebih mengatur waktu.
- (3) Sungguh bijak apabila seorang pekerja memanfaatkan waktu untuk menjalankan kewajiban-kewajiban suci. Waktu itu berharga, dan pekerjaan yang terbaik di dunia adalah mengumpulkan potongan-potongan waktu, sehingga tak satu pun yang hilang, mengisi setiap menit dengan sesuatu yang akan membawa manfaat.
- (4) Apabila kita sudah kembali dari ibadah umum, kita harus menggunakan sendiri sarana-sarana untuk memelihara perasaan-perasaan hati yang baik yang sudah dinyalakan di sana, dan untuk menjaga kesan-kesan baik yang sudah ditinggalkan di dalam hati kita (1Taw. 29:18).
- (5) Orang yang rajin menyelidiki Kitab Suci melangkah di jalan yang mulus untuk mengembangkan pengetahuan. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi.
- 3. Ia mengajukan pertanyaan yang beralasan kepadanya: Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu? Tidak dengan cara mencela, melainkan dengan maksud untuk menawarkan bantuan. Perhatikanlah, apa yang kita baca dan dengar dari firman Allah sangat penting bahwa kita mengerti, terutama apa yang kita baca dan dengar darinya tentang Kristus. Oleh sebab itu, kita harus sering-sering bertanya kepada diri kita sendiri apakah kita memahaminya atau tidak: Mengertikah kamu semuanya itu? (Mat. 13:51). Dan apakah kamu memahaminya dengan benar? Kita tidak bisa mendapat keuntungan dari Kitab Suci apabila kita tidak cukup memahaminya (1Kor. 14:16-17). Dan, terpujilah Allah, apa yang penting bagi keselamatan kita mudah untuk dipahami.
- 4. Sida-sida itu dalam arti tertentu membutuhkan bantuannya, ia ingin ditemani Filipus (ay. Kis 8:31): “Bagaimanakah aku dapat mengerti, jawabnya, kalau tidak ada yang membimbing aku? Oleh karena itu, naiklah ke sini, duduklah bersamaku.”
- (1) Dia berbicara seperti orang yang berpikiran sangat rendah hati tentang dirinya sendiri, dan tentang kemampuan serta pencapaian-pencapaiannya. Ia sama sekali tidak merasa terhina dengan ditanya apakah ia mengerti apa yang dibacanya, walaupun Filipus seorang asing, yang berjalan kaki, dan mungkin tampak hina (banyak orang yang tidak sebesar dia pasti akan merasa terhina, dan akan menganggap Filipus tidak sopan, dan menyuruhnya untuk mengurusi urusannya sendiri. Ada urusan apa dia dengan orang lain?). Sebaliknya, ia menerima pertanyaan itu dengan baik, dan memberikan tanggapan yang sangat rendah hati. Bagaimana aku bisa? Bisa jadi ia seorang yang cerdas, dan juga mengenal baik-baik maksud Kitab Suci seperti kebanyakan orang. Namun demikian, ia dengan rendah hati mengakui kelemahannya. Perhatikanlah, orang yang mau belajar harus sadar akan kebutuhan mereka untuk diajar. Nabi harus terlebih dahulu mengakui bahwa ia tidak tahu apa maksud dari semuanya ini, maka malaikat akan memberitahukannya kepada dia (Za. 4:13).
- (2) Ia berbicara seperti orang yang sangat ingin diajar, ingin dibimbing. Amatilah, ia membaca Kitab Suci, meskipun ada banyak hal di dalamnya yang tidak dia mengerti. Walaupun ada banyak hal dalam Kitab Suci yang gelap dan sukar dipahami, bahkan, yang sering kali disalahpahami, namun kita tidak boleh mencampakkannya begitu saja karena itu, tetapi harus berusaha mempelajari apa yang mudah, yang merupakan cara paling mungkin untuk memahami apa yang sulit secara perlahan-lahan: sebab pengetahuan dan anugerah tumbuh secara bertahap.
- (3) Ia mengundang Filipus untuk naik dan duduk dengan dia.Tidak seperti Yehu yang mengundang Yonadab untuk naik ke dalam keretanya, untuk datang dan melihat bagaimana giatnya dia untuk Tuhan semesta alam (2Raj. 10:16), melainkan, “Mari naiklah, lihatlah ketidaktahuanku, dan ajarlah aku.” Ia dengan senang hati ingin memberikan kehormatan kepada Filipus dengan mengajaknya naik ke dalam kereta bersama-sama dengan dia, jika Filipus mau berbuat baik kepadanya dengan menjelaskan sebagian dari Kitab Suci kepadanya. Perhatikanlah, supaya pemahaman kita akan Kitab Suci benar, penting bagi kita untuk mempunyai seorang pembimbing. Mempunyai buku-buku yang bagus, dan mengenal orang-orang yang baik, itu juga penting, tetapi di atas semuanya, mempunyai Roh anugerah, untuk memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran.
- IV. Bagian dari Kitab Suci yang dibaca oleh sida-sida itu, dengan beberapa petunjuk dari perkataan Filipus tentangnya. Para pekabar Injil sangat baik menangani orang-orang yang mengenal bagian-bagian Perjanjian Lama dan menerimanya, terutama apabila mereka mendapati orang-orang itu tengah sibuk mempelajarinya, seperti sida-sida ini di sini.
- 1. Pasal yang sedang dibacanya adalah pasal lima puluh – bagian ketiga dari Kitab Yesaya, yang dua ayat di antaranya dikutip di sini (ay. Kis 8:32-33), bagian dari ayat ketujuh dan ayat kedelapan. Ayat-ayat ini dibagi menurut versi Septuaginta, yang dalam beberapa hal berbeda dari versi bahasa asli bahasa Ibrani. Grotius berpendapat bahwa sida-sida itu membacanya dalam bahasa Ibrani, tetapi bahwa Lukas menggunakan terjemahan Septuaginta karena lebih mudah dibaca dalam bahasa Yunani, yang dipakainya ketika menulis kitab ini. Dan ia menduga bahwa sida-sida itu sudah mempelajari baik agama maupun bahasa Yahudi dari banyak orang Yahudi di Etiopia. Tetapi, dengan menimbang bahwa versi Septuaginta dibuat di Mesir, yang bersebelahan dengan Etiopia, dan terletak di antara Etiopia dan Yerusalem, saya lebih cenderung berpikir bahwa terjemahan itulah yang paling dikenal sida-sida itu. Tampak dari Yesaya 20:4 bahwa ada banyak hubungan di antara kedua negara itu, yaitu Mesir dan Etiopia. Yang paling berbeda antara versi bahasa Yunani dan bahasa Ibrani adalah bahwa apa yang dalam bahasa aslinya tertulis, Dia dibawa dari penjara dan dari penghakiman (didorong-dorong dengan sangat keras dan kasar dari kursi pengadilan yang satu ke kursi pengadilan yang lain. Atau, dari kekuasaan dan dari penghakiman Dia dibawa. Maksudnya, karena kegeraman rakyat, dan kegaduhan mereka yang tidak mau berhenti, dan putusan Pilatus atas perkara itu, maka Dia dibawa pergi), di sini tertulis, dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya. Dia tampak begitu rendah dan hina di mata mereka sehingga mereka tidak memperlakukan-Nya secara adil sebagaimana mestinya. Dan melawan semua aturan keadilan, yang berhak didapatkan semua orang, meskipun mereka menyatakan diri-Nya tidak bersalah, tetap saja Dia dihukum mati. Tidak ada tindak kejahatan yang bisa dibuktikan atas diri-Nya, tetapi sekalipun begitu Dia dijatuhi hukuman, dan ke dalam hukumanlah Dia jatuh. Demikianlah dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya. Jadi, pengertiannya hampir mirip dengan pengertian bahasa Ibrani. Dengan demikian, ayat-ayat ini menubuatkan tentang Mesias,
- (1) Bahwa Dia harus mati, harus dibawa ke pembantaian, seperti domba yang dipersembahkan sebagai korban, bahwa hidup-Nya akan diambil dari antara manusia, diambil dari bumi. Jadi, betapa sedikitnya alasan untuk menjadikan kematian Kristus sebagai batu sandungan bagi orang-orang Yahudi yang tidak percaya, karena peristiwa itu sudah begitu jelas dinubuatkan oleh nabi-nabi mereka sendiri, dan begitu penting bagi pencapaian pekerjaan-Nya! Dengan begitu, tidak perlu lagi salib dipandang hina.
- (2) Bahwa Ia harus mati secara tidak adil, harus mati oleh kekerasan, harus dicabut nyawa-Nya, dan hukuman-Nya akan berlangsung. Ia diperlakukan secara tidak adil. Ia harus disingkirkan, padahal tidak ada salahnya apa-apa.
- (3) Bahwa Ia harus mati dengan sabar. Seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, bahkan, di hadapan tukang jagal pun, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Belum pernah ada contoh kesabaran seperti yang diperlihatkan Yesus Tuhan kita dalam penderitaan-penderitaan-Nya. Ketika dituduh, disiksa, Ia diam, tidak membalas dengan mencaci maki, tidak mengancam.
- (4) Bahwa kendati demikian Ia akan hidup untuk selama-lamanya, selama waktu yang tak terbatas. Sebab demikianlah saya pribadi memahami kata-kata ini, siapakah yang akan menceritakan asal usul-Nya? Arti tepat menurut bahasa Ibraninya adalah berlangsungnya satu kehidupan (Pkh. 1:4). Nah, siapa yang bisa memahami atau menjelaskan berapa lama Ia akan terus hidup, kendati dengan semua ini. Sebab nyawa-Nya diambil hanya dari bumi, di sorga Ia akan hidup secara tak berkesudahan dan selama waktu yang tak terbatas, seperti yang bisa disimpulkan dari Yesaya 53:10, Ia akan melihat keturunan-Nya (KJV: Ia akan memperpanjang hari-hari-Nya).
- 2. Pertanyaan sida-sida itu untuk masalah ini adalah, tentang siapakah nabi berkata demikian? (ay. Kis 8:34). Dia tidak ingin Filipus memberinya semacam ulasan mendalam atas kata-kata, ungkapan-ungkapan, dan peribahasa, tetapi ia ingin agar Filipus membuatnya mengenal maksud dan rancangan dari nubuatan itu secara umum. Ia ingin Filipus memberinya kunci, yang jika digunakan bisa saja dia, dengan membandingkan satu dan lain hal, dituntun pada maksud dari suatu bacaan tertentu. Nubuatan-nubuatan itu biasanya mengandung suatu ketidakjelasan, sampai dijelaskan oleh penggenapannya, seperti halnya dengan nubuatan ini. Yang ditanyakannya itu penting, dan sangat masuk akal: “Apakah nabi itu mengatakan ini tentang dirinya sendiri, dengan harapan untuk digunakan, atau disalahgunakan, seperti perkataan nabi-nabi lain? Ataukah ia mengatakan itu tentang seorang yang lain, pada masanya, atau di suatu masa yang akan datang?” Meskipun orang-orang Yahudi sekarang tidak mau melihat ini sebagai ayat yang berbicara tentang Mesias, para ahli Taurat mereka pada zaman dulu menafsirkannya demikian. Dan mungkin sida-sida itu mengetahuinya dan memahaminya sebagian seperti itu, hanya saja ia mengajukan pertanyaan ini untuk membuka percakapan dengan Filipus. Sebab cara untuk maju dalam belajar adalah meminta nasihat pada orang yang terpelajar. Sama seperti mereka harus mencari pengajaran dari mulut para imam (Mal. 2:7), demikian pula mereka harus mencari Injil, terutama bagian harta itu yang bersembunyi di ladang Perjanjian Lama, dari mulut para hamba Kristus. Cara untuk mendapatkan pengajaran yang baik adalah mengajukan pertanyaan yang baik.
- 3. Filipus mengambil kesempatan baik ini untuk membukakan kepada dia rahasia besar Injil mengenai Yesus Kristus, dan Dia yang disalibkan. Ia bertolak dari nas itu, mengambil nas ini sebagai bacaannya (sama seperti Kristus bertolak dari bacaan lain dari nubuatan yang sama, Luk. 4:21), dan memberitakan Injil Yesus kepadanya (ay. Kis 8:35). Ini saja penjelasan yang diberikan kepada kita tentang khotbah Filipus, sebab hasilnya sama saja dengan khotbah-khotbah Petrus, yang sudah kita lihat sebelumnya. Pekerjaan hamba-hamba Injil adalah memberitakan Yesus, dan inilah pemberitaan yang bisa berdampak baik. Ada kemungkinan bahwa sekarang Filipus mendapat kesempatan untuk menggunakan karunia bahasa rohnya, agar ia dapat memberitakan Kristus kepada orang Etiopia ini dalam bahasa asli negerinya sendiri. Dan di sini kita mendapati sebuah contoh tentang berbicara mengenai perkara-perkara Allah, dan membicarakannya untuk tujuan yang baik, bukan hanya ketika kita duduk di rumah, tetapi juga ketika kita sedang dalam perjalanan, sesuai dengan pedoman dalam Perjanjian Lama itu(Ul. 6:7).
- V. Sida-sida itu dibaptis dalam nama Kristus (ay. Kis 8:36-38). Ada kemungkinan bahwa sida-sida itu sudah mendengar tentang ajaran Kristus di Yerusalem, sehingga hal itu sama sekali tidak baru baginya. Tetapi, jika ia sudah mendengarnya, lalu apa yang membuat hatinya cepat ditaklukkan kepada Kristus? Itu karena pekerjaan yang penuh kuasa dari Roh dan oleh khotbah Filipus yang melakukannya. Sekarang di sini kita mendapati,
- 1. Permohonan sederhana dari sida-sida itu agar dia dibaptis (ay. Kis 8:36): Ketika mereka melanjutkan perjalanan mereka, sambil bercakap-cakap tentang Kristus, sida-sida itu mengajukan lebih banyak pertanyaan lagi dan Filipus menjawabnya sampai puas. Lalu tibalah mereka di suatu tempat yang ada air, sebuah sumur, sungai, atau kolam, yang ketika tampak oleh sida-sida itu, terpikir oleh dia untuk dibaptis. Demikianlah adakalanya Allah, melalui petunjuk-petunjuk pemeliharaan-Nya yang tampak biasa-biasa saja, mengingatkan umat-Nya akan kewajiban mereka, yang seandainya tidak demikian mungkin tidak akan terpikirkan oleh mereka. Sida-sida itu tidak tahu bahwa hanya sebentar saja Filipus akan ada bersamanya, dan sesudah itu tidak tahu ke mana bisa mencarinya. Ia tidak bisa berharap Filipus dapat menemani perjalanannya ke tempat berikutnya. Dan oleh sebab itu, jika dirasa cocok oleh Filipus, ia akan memanfaatkan kesempatan baik yang datang sendiri sekarang ini untuk dibaptis: “Lihat, di situ ada air, yang mungkin jauh sesudah ini tidak akan kita jumpai lagi, jadi apakah halangannya, jika aku dibaptis? Apakah ada alasan mengapa aku tidak boleh diakui sebagai seorang murid dan pengikut Kristus melalui baptisan?” Amatilah,
- (1) Ia tidak menuntut baptisan, ia tidak berkata, “Di sini ada air, dan sudah bulat hatiku untuk dibaptis.” Ia tidak melakukan hal ini, sebab jika Filipus menawarkan yang sebaliknya, ia bersedia menunda keinginannya ini untuk sementara waktu. Jika Filipus menganggap dia belum pantas untuk dibaptis, atau jika ada hal apa saja dalam ketetapan upacara baptisan yang tidak akan memperbolehkan pelaksanaannya yang secepat itu, maka ia tidak akan bersikeras menuntutnya. Semangat yang paling giat harus tunduk pada tata aturan. Walaupun begitu,
- (2) Ia betul-betul menginginkannya, dan, kecuali Filipus bisa menunjukkan alasan mengapa tidak boleh, ia ingin dibaptis sekarang, dan tidak mau menunda-nundanya lagi. Perhatikanlah, dalam mempersembahkan dan mengabdikan diri dengan sungguh-sungguh kepada Allah, baiklah bagi kita untuk melakukannya dengan bergegas, dan tidak menunda-nunda waktu. Karena, sekaranglah waktu yang terbaik (Mzm. 119:60). Orang-orang yang sudah menerima apa yang ditandakan oleh baptisan seharusnya tidak menunda-nunda waktu untuk menerima penandanya. Sida-sida itu takut kalau-kalau suasana hati yang baik yang sekarang dirasakannya akan menjadi dingin dan mereda, dan oleh sebab itu ia bersedia untuk lekas-lekas mengikatkan jiwanya pada ikatan-ikatan baptisan kepada Tuhan, sehingga masalahnya menjadi tuntas.
- 2. Filipus memberitahukan dia syarat-syarat yang pantas yang harus dipenuhinya supaya ia bisa menerima hak istimewa untuk dibaptis (ay. Kis 8:37): “Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh. Maksudnya, jika engkau percaya pada ajaran yang sudah kuberitakan kepadamu tentang Yesus ini, dan jika engkau menerima pernyataan yang sudah diberikan Allah tentang Dia, dan yakin bahwa itu benar.” Ia harus percaya dengan segenap hati, karena dengan hati orang percaya. Bukan dengan kepala saja, yang menerima kebenaran-kebenaran Injil dengan pikiran, melainkan juga dengan hati, yang setuju untuk memenuhi syarat-syarat Injil. “Jika memang engkau percaya dengan segenap hatimu, maka dengan begitu engkau dipersatukan dengan Kristus, dan, jika engkau memberikan bukti-bukti bahwa engkau memang percaya, engkau boleh bergabung dalam jemaat melalui baptisan.”
- 3. Pengakuan iman yang dibuat sida-sida itu supaya bisa dibaptis. Pengakuan iman itu sangat singkat, tetapi luas dan langsung pada intinya: Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah. Sebelumnya ia adalah penyembah Allah yang benar, sehingga yang harus dilakukannya sekarang hanyalah menerima Kristus Yesus Tuhan.
- (1) Ia percaya bahwa Yesus adalah Kristus, Mesias sebenarnya yang dijanjikan, Yang diurapi.
- (2) Bahwa Kristus adalah Yesus – Juru Selamat, satu-satunya Juru Selamat yang menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka. Dan,
- (3) Bahwa Yesus Kristus ini adalah Anak Allah, bahwa Ia memiliki kodrat ilahi, karena Anak memiliki kodrat yang sama dengan Bapa-Nya. Dan juga bahwa, sebagai Anak Allah, Ia berhak menerima segala yang ada. Inilah ajaran yang utama dan khas dari Kekristenan, dan siapa saja yang percaya padanya dengan segenap hati, dan mengakuinya, mereka dan keturunan mereka harus dibaptis.
- 4. Dibaptisnya sida-sida itu. Sida-sida itu menyuruh kusirnya berhenti, menyuruh menghentikan kereta itu. Tempat air itu adalah tempat peristirahatan terbaik yang pernah dijumpainya dalam semua perjalanannya. Keduanya turun ke dalam air, sebab mereka tidak membawa bejana-bejana yang cocok untuk menimba air, karena sedang dalam perjalanan, dan oleh sebab itu mereka harus turun ke dalam air. Bukan berarti bahwa mereka melepaskan pakaian mereka, dan masuk ke dalam air dengan telanjang, tetapi masuk tanpa alas kaki sesuai adat kebiasaan, mungkin sedalam mata kaki atau betis. Lalu Filipus memerciki dia dengan air, sesuai dengan nubuatan yang mungkin baru saja dibaca oleh sida-sida ini, sebab hanya berselang beberapa ayat sebelum Filipus mendapati dia membaca ayat-ayat itu, yang sangat cocok dengan keadaannya (Yes. 52:15): Demikianlah ia akan membuat tercengang (KJV: Demikianlah ia akan memerciki) banyak bangsa, raja-raja, dan orang-orang besar akan mengatupkan mulutnya melihat Dia, akan tunduk pada-Nya, dan akan berserah pada-Nya, sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka sebelumnya akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami. Amatilah, walaupun Filipus belakangan ini telah tertipu oleh Simon si tukang sihir, dan sudah membaptis dia, dan kemudian tampak ia bukan orang yang betul-betul bertobat, namun Filipus karena itu tidak enggan membaptis sida-sida segera setelah ia membuat pengakuan iman, tanpa mengujinya lebih lama daripada biasanya. Jika sejumlah orang munafik berbondong-bondong masuk ke dalam jemaat, tetapi kemudian ternyata membawa kesedihan dan aib bagi kita, kita tidak boleh karena itu membuat pintu masuknya lebih ketat daripada yang sudah dibuat Kristus. Orang-orang itu yang akan dituntut pertanggungjawaban atas kemurtadan mereka, dan bukan kita.
- VI. Filipus dan sida-sida itu segera terpisah, dan ini sama mengejutkannya seperti bagian-bagian lain dari cerita itu. Orang akan menyangka bahwa sida-sida itu seharusnya tetap tinggal bersama Filipus, atau membawanya serta bersama-sama dengan dia ke negerinya, dan, karena ada begitu banyak hamba Tuhan di daerah-daerah sekitar, maka ia boleh dilepaskan, dan itu sungguh berguna untuk sementara waktu. Akan tetapi, Allah mengatur sebaliknya. Segera setelah mereka keluar dari air, sebelumsida-sidaitu masuk ke dalam keretanya lagi, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus (ay. Kis 8:39), dan tidak memberinya waktu untuk memberikan nasihat kepada sida-sida itu, sebagaimana yang biasa dilakukan setelah upacara baptisan, yang ada kemungkinan diniatkan oleh Filipus dan diharapkan oleh sida-sida itu. Tetapi keberangkatannya yang tiba-tiba sudah cukup untuk menggantikan nasihat yang hilang itu, sebab kejadian itu sangat ajaib, dan ia dilarikan bersama angin dalam pandangan sida-sida itu, dan dengan demikian lenyap dari penglihatannya. Dan diadakannya mujizat ini atas diri Filipus meneguhkan ajarannya, sama seperti jika ia mengadakan mujizat itu sendiri. Ia dilarikan, dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Sekalipun demikian, setelah kehilangan hamba Tuhan yang melayaninya, ia kembali menggunakan Kitab Sucinya lagi. Sekarang di sini kita diberi tahu,
- 1. Bagaimana perasaan hati sida-sida itu: Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Ia melanjutkan perjalanannya. Urusan kerja memanggilnya pulang, dan ia harus bergegas ke sana. Sebab ini bukannya tidak bersesuaian dengan Kekristenan. Dalam Kekristenan, untuk menjadi suci atau sempurna orang tidak harus menjadi pertapa atau biarawan. Dan Kekristenan merupakan agama yang bisa, dan harus, dibawa serta ke dalam perkara-perkara hidup ini. Tetapi ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Ia sama sekali tidak melihat pergolakan dan perubahan, atau lebih tepatnya kemajuan, dalam agamanya ini dengan rasa sesal. Sebaliknya, permenungannya semakin meneguhkan dia dalam agamanya itu, dan ia meneruskan perjalanannya dengan bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan. Belum pernah ia merasa sesenang itu seumur hidupnya. Dia bersukacita,
- (1) Karena ia sendiri bergabung bersama Kristus dan mempunyai kepentingan di dalam Dia. Dan,
- (2) Karena ia akan membawa kabar baik ini untuk orang-orang sebangsanya, dan berharap akan membawa mereka juga, berdasarkan kepentingannya di tengah-tengah mereka, untuk bersekutu dengan Kristus. Sebab ia kembali bukan hanya sebagai seorang Kristen, melainkan juga sebagai seorang hamba Tuhan. Beberapa salinan menuliskan ayat ini demikian: Dan, ketika mereka keluar dari air, Roh Kudus turun atas sida-sida itu (tanpa upacara penumpangan tangan oleh rasul itu), tetapi malaikat Tuhan melarikan Filipus.
- 2. Ke mana Filipus dibawa (ay. Kis 8:40): Filipus ada di Azotus atau Asdod, kota orang-orang Filistin dulu. Di sana malaikat atau Roh Tuhan menurunkan dia. Letaknya kira-kira sembilan belas kilometer dari Gaza, yang ke sana sida-sida itu pergi, dan, menurut Dr. Lightfoot, dari situ ia naik kapal dan berlayar ke negerinya sendiri. Sedangkan Filipus, di mana pun berada, dia tidak akan tinggal diam. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea. Di sana ia menetap, dan tampaknya, ia menjadikannya sebagai tempat kediaman utamanya sesudah itu. Sebab di Kaisarea kita mendapati dia di rumahnya sendiri (21:8). Dia yang sudah setia bekerja bagi Kristus sebagai penginjil keliling akhirnya mendapatkan tempat menetap.
SH: Kis 8:4-25 - Makin dibabat, makin merambat (Rabu, 9 Juni 1999) Makin dibabat, makin merambat
Sejarah mengisahkan bahwa kekristenan berulang kali menghadapi
tekanan, ancaman, hambatan bahkan penganiayaan. Waj...
Makin dibabat, makin merambat
Sejarah mengisahkan bahwa kekristenan berulang kali menghadapi tekanan, ancaman, hambatan bahkan penganiayaan. Wajarlah, bila orang-orang Kristen saat itu merasa takut dan cemas. Tetapi menjadi tidak wajar bila ketakutan itu menutupi kedaulatan kuasa Allah. Penganiayaan yang hebat atas jemaat mula-mula di Yerusalem tidak menghentikan perkembangan pemberitaan Injil, tetapi malah menyebabkan pemberitaan itu tersebar luas. Jemaat mula-mula menyerahkan sepenuhnya kepercayaan mereka kepada Allah; sehingga mampu menghadapi berbagai tekanan di sekitar mereka.
Kedahsyatan kekuatan Injil. Tekanan, ancaman, hambatan bahkan penganiayaan ternyata tidak mampu membendung kekuatan Injil untuk menyebar sampai ke Samaria. Tepat seperti yang Tuhan perintahkan di dalam amanat agung-Nya, Injil kini bukan saja mencapai berbagai golongan masyarakat, tetapi mulai beranjak ke perbatasan dengan wilayah kafir, Samaria. Gereja di Samaria itu baru lahir dan masih muda, bahkan mutu pertobatan mereka masih perlu melalui proses pemurnian. Simon masih dipengaruhi dengan praktek perdukunan dan beranggapan bahwa kuasa Roh Kudus dapat dibeli dengan uang. Untuk tugas pendewasaan jemaat baru itu, maka gereja Yerusalem mengutus Petrus dan Yohanes.
SH: Kis 8:4-25 - Masih ada manusia lama (Sabtu, 28 Juni 2003) Masih ada manusia lama
Kitab Kisah Para Rasul dapat pula kita sebut Kisah Karya Roh
Kudus sebab pemeran utama kisah dalam kitab ini sebenarnya
...
Masih ada manusia lama
Kitab Kisah Para Rasul dapat pula kita sebut Kisah Karya Roh Kudus sebab pemeran utama kisah dalam kitab ini sebenarnya adalah Roh Kudus, bukan para rasul. Roh Kudus memakai para rasul untuk melaksanakan pekerjaan-Nya dan bukan sebaliknya. Para rasul tidak memakai Roh Kudus untuk mencapai tujuannya. Sangat disayangkan karena Simon, salah seorang petobat baru di Samaria, tidak memahami hal ini. Ia mengira, ia bisa membeli karunia Roh Kudus agar ia pun dapat melakukan mukjizat seperti para rasul. Simon sangat keliru!
Walau Simon telah bertobat dan mengikut Filipus dalam pelayanannya, ia masih membawa manusia lamanya. Alkitab mencatat bahwa sebelum pertobatannya, Simon adalah seseorang yang merasa diri "sangat penting" (Kis. 8:9). Bahkan orang lain pun memandangnya dengan takjub dan memanggilnya, "Kuasa Besar" (Kis. 8:10), berhubung kekuatan sihir yang dimilikinya. Dengan kata lain, sebelum bertobat, Simon terbiasa menjadi pusat perhatian dan kekaguman orang di sekelilingnya. Sudah tentu setelah bertobat, Simon tidak lagi bisa dan tidak boleh bergaul dengan kuasa gelap dan itu berarti tamatlah riwayat sihirnya. Sekarang Simon tidak lagi "berkuasa" dan rupanya di sinilah letak persoalannya. Ia tidak terbiasa menjadi orang biasa dan tetap rindu menjadi orang besar sampai-sampai ia berani membayar para rasul untuk memberinya kuasa Roh Kudus. Syukurlah, ia masih mau mendengar teguran Petrus yang keras itu.
Perjalanan hidup kita, dari titik pertobatan sampai berjumpa kembali dengan Kristus kelak, merupakan sebuah proses pengudusan yang panjang. Tuhan akan terus membentuk kita agar makin serupa dengan-Nya.
Renungkan: Orang yang kudus adalah orang yang menyadari bahwa rohnya penurut namun dagingnya lemah; itu sebabnya ia terus berdoa dan berjaga-jaga.
SH: Kis 8:4-25 - Penginjilan secara utuh (Jumat, 24 Juli 2009) Penginjilan secara utuh
Dari laporan Lukas, kita dapat menyimpulkan bahwa Simon, si tukang
sihir, telah menjadi percaya melalui pelayanan Filipu...
Penginjilan secara utuh
Dari laporan Lukas, kita dapat menyimpulkan bahwa Simon, si tukang sihir, telah menjadi percaya melalui pelayanan Filipus (ayat 13). Tangan Tuhan nyata berkarya melalui mukjizat yang menyertai pemberitaan Filipus. Simon pun takjub melihat kuasa Allah yang dinyatakan melalui Filipus. Lalu terjadilah kebangunan rohani di Samaria: kuasa Allah nyata dan Injil diterima. Maka kota itu bersukacita (ayat 8).
Petrus dan Yohanes, yang datang kemudian, menumpangkan tangan atas orang-orang Samaria agar mereka beroleh Roh Kudus (ayat 15-17). Melihat hal itu, Simon tertarik untuk memperoleh kuasa yang mereka miliki. Ia ingin bisa melakuan apa yang mereka lakukan. Ia malah bersedia membeli kuasa itu. Mungkin ini aneh buat kita. Namun kalau kita perhatikan latar belakang Simon, sebenarnya hal itu tidak mengejutkan. Sebab bisa saja sebelumnya ia harus keluar uang untuk belajar ilmu sihir. Jadi ia mengira bahwa ia perlu membayar kedua rasul agar dapat memiliki "ilmu ajaib" itu. Masalahnya, ia tidak paham bahwa kekristenan dan sihir adalah dua dunia yang berbeda, bagai terang dan gelap. Maka teguran keraslah yang kemudian ia terima dari Petrus (ayat 20-23). Bagi Petrus, ini masalah serius. Permintaan Simon menunjukkan kesalahpahaman konsep Kristen bahwa kuasa yang dimiliki para rasul untuk melayani merupakan anugerah. Bukan dibeli dan sebaliknya, tidak dapat dibeli. Pertobatan Simon ternyata belum membersihkan konsep-konsep yang berlawanan dengan ajaran Kristen. Ia masih berpikir seperti ketika ia masih menjadi tukang sihir.
Ini menjadi pelajaran bagi gereja dalam mengabarkan Injil. Perlu dengan jelas dipahami bahwa pertobatan seharusnya merupakan perubahan radikal. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga konsep dan pola pikir. Maka bila seluruh kebenaran Injil tidak dapat disampaikan dalam suatu KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani), gereja harus bertanggung jawab untuk mengupayakan tindak lanjut agar para petobat baru dapat dibina hingga iman mereka bertumbuh.
SH: Kis 8:4-25 - Merobohkan tembok pemisah (Kamis, 7 Juli 2011) Merobohkan tembok pemisah
Terpencarnya umat Tuhan ke Yudea dan Samaria ternyata menghasilkan misionaris, bukan pengungsi yang melarikan diri sekadar...
Merobohkan tembok pemisah
Terpencarnya umat Tuhan ke Yudea dan Samaria ternyata menghasilkan misionaris, bukan pengungsi yang melarikan diri sekadar cari selamat. Seperti benih yang ditebar, mereka menyebar dan memberitakan Injil (4) sehingga Samaria akhirnya mendapat berkat Injil setelah umat pilihan Allah menolak kasih karunia yang besar itu. Ini merupakan penggenapan perkataan Yesus dalam Kisah Para Rasul 1:8.
Filipus, rekan Stefanus dalam pelayanan kepada orang miskin, ikut juga dalam pemberitaan itu. Ia memiliki karunia untuk melakukan mukjizat hingga seorang tukang sihir bernama Simon mau percaya kepada Kristus dan menyerahkan dirinya untuk dibaptis (13).
Namun Petrus dan Yohanes, dua orang murid yang diutus ke Samaria, melihat bahwa para petobat baru di Samaria belum dipenuhi Roh Kudus. Lalu mereka berdoa dan menumpangkan tangan atas para petobat baru itu. Mungkin muncul pertanyaan di benak kita, apakah orang Kristen harus menerima baptisan Roh Kudus walau ia sudah percaya dan lahir baru? Dalam hal ini pengajaran para rasul jelas: Roh Kudus adalah hak setiap orang yang percaya kepada Kristus, yang diterima saat bertobat (Kis. 2:38; 1Kor. 12:13). Maka apa yang terjadi di Samaria saat itu merupakan kasus khusus. Kita tahu bahwa ada 'tembok pemisah' antara orang Yahudi dan orang Samaria sejak lama. Padahal seharusnya tembok itu tidak ada lagi di antara umat sebab Kristus sudah merobohkannya. Mungkin itulah sebabnya Tuhan menunda pencurahan Roh Kudus ke atas orang Samaria supaya ada pertemuan dan kesatuan di antara murid-murid Tuhan di Yerusalem dan orang percaya di Samaria. Supaya orang Samaria dan orang Yahudi Kristen tahu bahwa mereka memiliki kesamaan secara rohani.
Jika Tuhan meruntuhkan tembok pemisah yang menghalangi kesatuan umat, mengapa kita sebagai umat Tuhan justru mempertahankan tegaknya tembok itu? Mari kita peka melihat sekat-sekat yang menghalangi kesatuan kita dengan sesama orang percaya. Bila ada, singkirkanlah karena Tuhan Yesus sendiri sudah menghancurkannya.
SH: Kis 8:4-25 - Bersaksi (Selasa, 5 Juni 2018) Bersaksi
Salah satu tugas orang percaya adalah memelihara iman dan bersaksi tentang Injil Kristus. Sayangnya, sebagian besar biaya operasional gereja...
Bersaksi
Salah satu tugas orang percaya adalah memelihara iman dan bersaksi tentang Injil Kristus. Sayangnya, sebagian besar biaya operasional gereja digunakan untuk pemeliharaan iman. Misalnya, persekutuan, ulang tahun gereja, perayaan gerejawi, perayaan Natal, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk dana misi penginjilan ke daerah pedalaman sangat minim. Hal ini memperlihatkan bahwa sebagian besar gereja tidak menaruh prioritas utama akan pewartaan Injil kepada sesamanya.
Kenyataan itu sungguh berbeda dengan gereja mula-mula yang dimulai dengan kesaksian terlebih dahulu, baru dilanjutkan dengan pemeliharaan iman (14). Kedua hal tersebut penting karena kesaksian membutuhkan pemeliharaan iman dan pemeliharaan iman membutuhkan kesaksian (4-25
Demikianlah gambaran bagaimana jemaat perdana beriman dan bersaksi bagi Kristus. Pertama, mewartakan Yesus sebagai Juru Selamat (4-5, 12). Kedua, memperlihatkan bahwa Yesus yang mereka sembah adalah Allah yang berkuasa atas roh jahat dan sakit penyakit (6-7). Ketiga, membuka kedok kebohongan kuasa kegelapan dan pada saat yang sama menyatakan kebenaran Allah kepada semua orang (9-13). Keempat, selain baptisan air sebagai lambang pertobatan, para rasul menyatakan baptisan Roh Kudus (15-17). Kelima, memelihara iman. Pemeliharaan iman bertujuan untuk menumbuhkan iman: berakar dan berbuah bagi Kristus. Inilah alasan mengapa para rasul mengutus Petrus dan Yohanes ke daerah Samaria (14).
Selain itu, kesaksian yang benar terletak pada motivasi dan ketulusan. Oleh karena itu, janganlah kita sesekali mengotori hati dengan keinginan duniawi, seperti yang dilakukan oleh Si Tukang Sihir yang bernama Simon (18-19). Hendaknya gereja masa kini senantiasa memperbarui dirinya untuk selalu berpusat pada kesaksian Injil Kristus. Bagaimanapun, gereja adalah mercusuar yang dapat menuntun manusia berdosa kembali kepada citra-Nya yang semula. [AJ]
SH: Kis 8:26-40 - Bimbingan untuk mengerti (Kamis, 10 Juni 1999) Bimbingan untuk mengerti
Apa yang kita lakukan jika ada bagian Kitab Suci yang kita baca
tidak kita mengerti? Sebagian orang berusaha mencari or...
Bimbingan untuk mengerti
Apa yang kita lakukan jika ada bagian Kitab Suci yang kita baca tidak kita mengerti? Sebagian orang berusaha mencari orang atau pun buku yang dapat memberi penjelasan; namun sebagian orang mungkin tidak mengusahakan apa-apa. Filipus diutus Roh untuk mendekati kereta seorang sida-sida yang ketika itu sedang membaca kitab nabi Yesaya dan tidak mengerti. Sida-sida itu sadar bahwa dirinya perlu pembimbing agar mengerti (31). Atas bimbingan Filipus, sida-sida itu mengerti nats yang dibacanya dan mendengar berita Injil. Bukalah hati dan pikiran kita untuk menerima bimbingan Roh Kudus ketika kita membaca Kitab Suci.
Percaya dan dibaptis. Sida-sida yang telah dibimbing Filipus menjadi percaya dan rindu dibaptis (36). Kadang-kadang kita menemukan orang yang belum benar-benar mengerti tentang imannya, namun ingin segera dibaptis. Mungkin beranggapan bahwa baptisan dapat menyelamatkan. Di pihak lain ada juga orang yang sudah mengerti dan percaya berita Injil, namun mengulur-ulur waktu untuk dibaptis. Mungkin karena beranggapan bahwa baptisan kurang penting dan tidak menyelamatkan. Namun, seperti perintah Yesus, mengerti lalu percaya dan menerima baptisan merupakan hal yang harus terjadi dalam hidup orang percaya.
SH: Kis 8:26-40 - Pahami maksud-Nya (Minggu, 29 Juni 2003) Pahami maksud-Nya
Pertemuan Filipus dengan sida-sida dari Etiopia merupakan bagian
dari perjalanan misinya yang kedua. Pada perjalanan misi yang...
Pahami maksud-Nya
Pertemuan Filipus dengan sida-sida dari Etiopia merupakan bagian dari perjalanan misinya yang kedua. Pada perjalanan misi yang pertama, Filipus mengunjungi Samaria dan Tuhan berkenan memberkati pelayanannya di sana. Namun jangan sampai kita lupa, bahwa Injil sudah masuk ke Samaria jauh sebelum Filipus datang. Tuhan Yesuslah yang pertama mengunjungi Samaria dan dari perjumpaannya dengan wanita di perigi itulah, banyak orang percaya pada-Nya (Yoh. 4:4-42). Dari satu orang, satu kelompok dimenangkan untuk Kristus. Sebagai tambahan, sekarang ini salah satu negeri di Afrika utara yang memiliki populasi Kristen yang besar adalah Etiopia. Sekali lagi kita melihat prinsip yang sama: dari satu orang ke satu kelompok masyarakat.
Filipus tidak sempat melihat buah pelayanannya. Namun itu tidak penting sebab yang terpenting adalah kepatuhan dipakai oleh Tuhan pada saat Ia meminta kita melakukan kehendak-Nya. Richard Foster berkata, kepatuhan pada satu hal membuahkan kepatuhan pada hal-hal lainnya. Dengan kata lain, kepatuhan melahirkan kepatuhan. Kita mesti menyadari bahwa Filipus mempunyai pilihan untuk tidak mematuhi pimpinan Roh Kudus. Namun karena taat, sekarang kita bisa menyaksikan buah pelayanannya: satu kelompok masyarakat percaya kepada Kristus. Setiap kita dipanggil untuk membagikan Kabar Baik ini kepada seseorang.
Renungkan: Pancarkanlah kasih Kristus melalui perbuatan kita agar orang dapat melihat Kristus.
Bacaan Untuk Minggu ke-4 sesudah Pentakosta
Yehezkiel 17:22-24; 2Korintus 5:6-10; Markus 4:26-34; Mazmur 92
Lagu: Kidung Jemaat 424
SH: Kis 8:26-40 - Sampai ke ujung bumi (Minggu, 26 Juli 2009) Sampai ke ujung bumi
Kalau kita membaca ulang Kis. 1:8, maka kita akan mendapati bahwa
Injil harus disebarkan mulai dari Yerusalem, seluruh Yude...
Sampai ke ujung bumi
Kalau kita membaca ulang Kis. 1:8, maka kita akan mendapati bahwa Injil harus disebarkan mulai dari Yerusalem, seluruh Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi. Itu berarti seluruh penjuru bumi harus tersentuh Injil. Sebelumnya Israel begitu membanggakan diri sebagai bangsa pilihan Tuhan. Itu berarti Israel adalah satu-satunya bangsa yang akan menerima kasih karunia Tuhan. Namun melalui perintah Yesus, nyata jelas bahwa Injil harus menembus tembok Israel dan dibawa kepada bangsa-bangsa lain.
Kisah dalam nas hari ini menggambarkan transisi dari Yerusalem untuk sampai ke ujung bumi. Setelah pemberitaan Injil di Yerusalem (Kis. 3-4) dan kemudian di Samaria (Kis. 8:1-25), Tuhan memberikan kesempatan kepada seorang Etiopia untuk mendengar Injil. Bayangkan, Etiopia adalah tempat yang sangat jauh dari Yerusalem. Namun pada waktu itu, ia datang ke Yerusalem untuk beribadah kepada Allah Israel (ayat 27). Suatu perjalanan yang panjang bukan? Tentu itu disebabkan keyakinannya yang kuat akan Allah Israel. Ia juga haus akan firman Tuhan (ayat 30-31). Ini menjadi jalan pembuka bagi Filipus untuk membicarakan Injil. Sebelumnya Filipus telah diarahkan Roh Kudus untuk menemui sida-sida Etiopia itu (ayat 26). Tampak bagaimana Allah begitu aktif memenuhi rancangan-Nya untuk menjangkau dunia bagi pemberitaan Injil. Ia telah mempersiapkan pertemuan kedua orang itu.
Dari kisah itu kita melihat bagaimana Allah membuka kesempatan bagi pekabaran Injil untuk menjangkau orang-orang yang berasal dari tempat yang tidak terpikirkan sebelumnya. Maka salah satu kewajiban kita dalam pekabaran Injil adalah berdoa agar Allah membuka pintu bagi pem-beritaan Injil untuk orang-orang dari seluruh belahan dunia.
Dan bila Allah memakai kita untuk terlibat secara langsung dalam pemberitaan Injil, ikutilah teladan Filipus yang taat memenuhi pimpinan Roh Kudus. Dengan demikian Injil jadi tersebar dan ada orang-orang yang menyambut Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.
SH: Kis 8:26-40 - Sampai ke ujung bumi (Jumat, 8 Juli 2011) Sampai ke ujung bumi
Secara aktif, Allah menggenapi kehendak-Nya bagi dunia ini. Yudea dan Samaria sudah menikmati kasih karunia yang begitu besar it...
Sampai ke ujung bumi
Secara aktif, Allah menggenapi kehendak-Nya bagi dunia ini. Yudea dan Samaria sudah menikmati kasih karunia yang begitu besar itu. Maka tiba saat bagi ujung bumi untuk juga mendapatkan kesempatan.
Seorang pejabat negara Etiopia, salah satu wilayah yang terbilang ujung bumi pada masa itu, sedang dalam perjalanan ke Yerusalem. Kalau kita melihat jabatannya, tak dapat disangkal bahwa dia adalah orang penting di negerinya. Meski demikian, dia datang bukan dalam rangka melakukan perjalanan dinas, melainkan karena ingin beribadah di Yerusalem. Ternyata kesuksesannya dalam karier tidak membuat dia abai akan kebutuhan rohaninya. Sebab itu dia mencari Tuhan.
Tuhan mengambil kesempatan istimewa itu dan mengarahkan Filipus ke Gaza untuk menemui si pejabat Etiopia. Sekali lagi Roh Kudus memimpin Filipus untuk menginjili seseorang, dan orang itu bukan berasal dari ras Yahudi. Maka mau tidak mau, Filipus harus menghancurkan sekat ras dan mendampingi sang pejabat untuk menjelaskan tentang "Hamba yang menderita", seperti yang tertulis dalam nubuat Yesaya. Melalui penjelasan Filipus, sida-sida Etiopia itu memperoleh apa yang dia cari selama ini dengan ketekunannya beragama Yahudi yaitu tersingkapnya rahasia Injil bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang menderita sengsara demi menanggung dosa dunia. Maka sebagai respons, sang pejabat Etiopia memberi diri dibaptis. Lukas mencatat bahwa pembesar Etiopia itu meneruskan perjalanannya dengan sukacita, suatu ungkapan ekspresi dari orang yang bertobat.
Pertobatan pejabat Etiopia itu menunjukkan bahwa Injil bersifat inklusif. Tidak ada halangan baik yang bersifat fisik, ras, atau kondisi geografis yang dapat membuat manusia tidak terjangkau Injil. Karena Allah memang berkehendak agar orang dari berbagai ras datang dan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Kiranya kehendak Allah itu menjadi kerinduan kita juga. Doakanlah orang-orang yang peradabannya tidak tersentuh modernitas, agar kasih karunia Tuhan menjangkau mereka juga hingga dapat mendengar Injil.
SH: Kis 8:26-40 - Teruslah Bersaksi bagi Kristus (Rabu, 6 Juni 2018) Teruslah Bersaksi bagi Kristus
Dalam sebuah lokakarya yang membahas topik tentang bersaksi, seorang peserta bertanya, "Bagaimana caranya orang lain y...
Teruslah Bersaksi bagi Kristus
Dalam sebuah lokakarya yang membahas topik tentang bersaksi, seorang peserta bertanya, "Bagaimana caranya orang lain yang mendengar kesaksian kita tentang Injil mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi?" Pembicara itu menjawab: "Itu tergantung kuasa Roh Kudus. Walaupun 1001 cara telah dilakukan, bila Roh Kudus belum menggerakkan hatinya, maka sulit bagi seseorang dapat menerima Tuhan Yesus." Bila memang demikian, lalu apa gunanya kita bersaksi?
Kesaksian Filipus kepada seorang pejabat Etiopia dituntun oleh malaikat Allah. Dalam mimpinya, ia disuruh malaikat Tuhan ke arah Selatan untuk menyusuri jalan sunyi dari Yerusalem ke Gaza (26). Di sana ia akan bertemu seorang pejabat tinggi negara Etiopia yang sedang membaca tentang syair Hamba TUHAN dalam Kitab Yesaya. Namun, ia tidak mengerti maksud dari tulisan tersebut (27-33). Filipus menggunakan kesempatan itu untuk bersaksi tentang nubuat para nabi mengenai Yesus sebagai Mesias (34-35). Akhir cerita, pejabat tinggi Etiopia itu percaya dan memberikan dirinya dibaptis (36-37).
Jika membaca sekilas kisah ini, seolah-olah kesaksian Filipus tentang Injil Yesus berjalan mulus. Seakan-akan kuasa Roh Kudus begitu gampang mempertobatkan seorang manusia berdosa. Namun, satu hal yang harus dipahami adalah Roh Kudus tidak pernah memaksa orang untuk merespons Kabar Baik dalam Kristus. Setiap orang bebas menggunakan kehendak bebasnya untuk memilih. Andai pun pejabat Etiopia itu percaya, hal itu disebabkan oleh respons pribadinya untuk menerima anugerah keselamatan Allah. Andai pun ia mengeraskan hati dan menolak tawaran Allah, maka keselamatan tersebut tidak mungkin terjadi.
Bagaimana caranya seseorang dapat merespons keselamatan Allah? Setidaknya ada dua hal, yaitu kuasa Roh Kudus dan hati yang terbuka. Keduanya bukan bagian kita. Bagian kita hanya mewartakan Injil dan memohon kuasa Allah membimbing dan menolong kita. Karena itu, janganlah kecewa apabila ditolak. Teruslah bersaksi bagi Kristus! [AJ]
Utley: Kis 8:14-24 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 8:14-2414 Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah mendengar Firman Allah, mereka mengutus Petr...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 8:14-24
14 Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah mendengar Firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. 15 Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang- orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. 16 Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. 17 Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka meneriam Roh Kudus. 18 Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itumenumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka, 19 serta berkata: "Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus." 20 Tetapi Petrus berkata kepadanya: "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang. 21 Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah. 22 Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; 23 Sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan. 24 Jawab Simon: "Hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakana itu."
Kis 8:14 "ketika rasul- rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ." Pelayanan untuk orang Samaria dilarang bagi para murid pada masa Yesus (lih. Mat 10:5). Rupanya para Rasul ingin memberikan mereka sanksi resmi untuk ke-radikal-an dan kegerakan yang tidak biasa dari Roh Kudus di antara kelompok tradisional yang membenci ras ini. Daerah ini secara khusus disebutkan dalam Kis 1:8. Seperti yang lain (yaitu Stefanus), Filipus menangkap implikasi Yesus dari penginjilan di seluruh dunia lebih cepat daripada ke-dua belas murid. Perhatikan bahwa percaya kepada Yesus adalah sama dengan "menerima firman Allah". Firman Allah dapat berarti beberapa hal.
- 1. Komunikasi penuh antara Allah dengan manusia
- 2. Komunikasi tercatat Allah dengan manusia (yaitu Alkitab)
- 3. Anak Allah (yaitu Firman, lih. Yoh 1:1) yang merupakan wahyu utama Allah. (lih. Ibr 1:3)
Perhatikan bahwa Petrus dan Yohanes yang diutus. Petrus adalah pemimpin kelompok rasul yang terkenal dan Yohanes adalah murid yang sebelumnya ingin memanggil api turun atas orang-orang Samaria (lih. Luk 9:54).
Kis 8:15 "yang datang dan berdoa bagi mereka supaya mereka beroleh Roh Kudus" Ada masalah besar saat mencoba membangun suatu teologi keselamatan dari Kisah Para Rasul karena alasan berikut: urutan peristiwa dan peristiwa sekitar keselamatan itu sendiri berbeda dari bagian ke bagian. Roh Kudus di dalam bagian ini mengacu pada peneguhan, seperti Pentakosta, menunjukkan bahwa Allah telah menerima dan menyelamatkan orang-orang Samaria ini. Mereka tidak bisa benar-benar telah diselamatkan sejak awal (yaitu menerima adalah PERFECT MIDDLE INDICATIVE) tanpa karya Roh Kudus (lih. Rom 8:9).
Saya pikir pengalaman Pentakosta telah membentuk pola, yang dikerjakan Allah melalui pengalaman kelompok-kelompok orang yang berbeda ras dan geografis, untuk menyatakan dan meneguhkan kepada orang percaya Yahudi bahwa Tuhan sendiri telah sepenuhnya dan seutuhnya diterima oleh kelompok baru. Manifestasi Roh dalam Kisah Para Rasul (yaitu Pentakosta) secara teologis berbeda dengan peristiwa di Korintus. Teks ini tidak dapat digunakan untuk menuntut pengalaman Korintus seperti untuk mengkonfirmasi keselamatan (lih. 1Kor 12:29-30, yang merupakan serangkaian pertanyaan yang mengharapkan jawaban "tidak"). Lukas mencatat apa yang terjadi, bukan apa yang harus terjadi setiap waktu.
Kis 8:16-17 ini berbeda dari urutan peristiwa yang dinyatakan dalam Kis 2:38. Perbedaan ini disebabkan oleh tindakan tertentu Roh Kudus: (1) dalam Kis 2:38, hubungannya dengan keselamatan dan (2) dalam Kis 8:16, kaitannya dengan jenis pengalaman Pentakosta. "Peristiwa Roh Kudus" yang sama dalam Kis 2 sekarang terjadi dengan orang Samaria. Ini bukan untuk kepentingan mereka sendiri, tetapi sebagian besar untuk masyarakat Kristen Yahudi. Menunjukkan kepada mereka bahwa Tuhan telah sepenuhnya menerima orang Samaria! Ini tidak dimaksudkan untuk menegaskan dua langkah awal pengalaman keselamatan.
Perhatikan bahwa Petrus dan Yohanes tidak melihat manifestasi khusus dari Roh seperti yang mereka alami pada hari Pentakosta. Ini tidak berarti bahwa tanda-tanda ajaib yang menyertai pemberitaan Injil Filipus bukan manifestasi Roh (lih. ay. Kis 8:13). Petrus dan Yohanes menginginkan Pentakosta Samaria! Ini sangat penting karena ketika Kornelius memiliki pengalaman yang sama, Petrus tahu bahwa Tuhan telah sepenuhnya menerima orang Romawi militer dan keluarganya. Injil adalah untuk semua orang. Ini adalah kebenaran besar yang mana pengalaman ini diungkapkan dalam Kisah Para Rasul!
Kis 8:16 ini dapat disebut Pentakosta Samaria.
□ Kis 8:17 ini tidak bisa menjadi bukti-tertulis mengenai keharusan penumpangan tangan. Prosedur untuk tujuan ini tidak terjadi lagi dalam Kisah Para Rasul. Itu menyatakan kuasa dan otoritas para Rasul. Lihat Topik Khusus: Penumpangan di Tangan di Kis 6:6.
Kis 8:20 Pertanyaan teologis bagi kita adalah pertanyaan soteriologis untuk Simon. Apakah dia diselamatkan atau tidak? Kata-kata Petrus dapat dianggap sebagai kutukan atau peringatan. Semua orang percaya baru memiliki informasi yang lemah dan tidak benar tentang Injil, tetapi apakah Simon menunjukkan unsur egoisme? Dapatkah orang diselamatkan dengan pertentangan prioritas dalam hidup mereka?
□ "Karunia Allah" Dalam hal ini berarti Roh mendukung semua pekerjaan Allah bagi manusia pemberontak yang berdosa (lih. Yes 55:1-2; Yer 31:31-34; Yeh 36:22-38; Luk 11:13, Kis 2:38).
Kis 8:21 "Tidak ada bagian atau hak mu dalam perkara ini" Istilah pertama "bagian" (yaitu meris) berarti porsi yang sama. Ini memiliki konotasi negatif di sini dan di 2Kor 6:15.
Istilah kedua "hak" (yaitu klros) adalah kata PL untuk "undi" yang merupakan cara mereka menentukan kehendak Allah (yaitu Urim dan Tumim). Dahulu digunakan untuk membagi Tanah Perjanjian di antara suku-suku (lih. Yos 12; 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19). Oleh karena itu, digunakan dalam arti warisan. Istilah ini digunakan dalam bahasa Inggris untuk "pendeta" tapi di PB itu merujuk kepada semua orang percaya.
□ "Hatimu tidak lurus dihadapan Allah" ini dapat menjadi acuan untuk Mazm 78:37. Istilah "benar" dan "adil" dan berbagai bentuk lainnya, berasal dari sebuah istilah buluh sungai yang ditemukan di Mesopotamia. Tinggi dan panjangnya sekitar 15-20 kaki. Tuhan mengambil kata ini, seperti yang digunakan dalam istilah konstruksi (memeriksa kelurusan horizontal dinding), untuk menggambarkan karakter etis-Nya sendiri. Allah adalah standar, pemerintah, jalan lurus yang olehnya semua manusia dihakimi. Dalam hal ini, semuanya gagal dalam ujian. (Lih. Rom 3:9-18,23).
Kis 8:22 "bertobat" Ini merupakan AORIST ACTIVE IMPERATIVE, yang menunjukkan keadaan yang mendesak. Lihat catatan dan Topik Khusus pada Kis 2:38
□ "Berdoa" Ini merupakan AORIST PASSIVE (deponent) IMPERATIVE. Berkomunikasi dengan Allah adalah bukti hubungan pribadi, sebagai keyakinan, yang mengarah kepada pertobatan, adalah bukti berdiamnya Roh!
□ "Jika" ini adalah kalimat FIRST CLASS CONDITIONAL, yang dianggap benar untuk tujuan penulis sastra dari sudut pandangnya. Dalam kalimat ini menunjukkan suatu kontingensi berdasarkan kemauan Simon untuk bertobat dan berdoa bagi pengampunan. Pola pikir dan tindakannya adalah penyimpangan yang serius dari normatif kekristenan.
□ "Niat hatimu" Dosa dimulai dalam pikiran. Para rabi mengatakan bahwa pikiran adalah seperti sebuah kebun bibit siap untuk dibajak. Apa yang kita ijinkan masuk melalui mata dan telinga kemudian berakar. Jika kita memikirkan hal itu, pikiran-pikiran tersebut akan menjadi tindakan. Inilah sebabnya mengapa PB menegaskan bahwa kita harus "mengikat pinggang pikiran kita" (lih. 1Pet 1:13) atau "memperbaharui pikiranmu" (lih. Rom 12:2; Ef 4:23).
- NASB NRSV "empedu yang pahit"
- NKJV "diracuni oleh kepahitan"
- TEV "penuh kepahitan iri hati"
- NJB "kepahitan empedu"
Istilah "empedu" (chol) dan "kepahitan" (pikros) keduanya merujuk pada roh kepahit,an biasanya berhubungan dengan kemarahan kemurtadan (lih. Ul 29:18; 32:28-33; Ibr 12:15). Paulus menggunakan istilah "kepahitan" beberapa kali dalam daftar hal yang harus dihindari (lih. Rom 3:14; Ef 4:31).
- NASB "dalam belenggu dosa"
- NKJV "terikat oleh dosa"
- NRSV "rantai kejahatan"
- TEV "tawanan dosa"
- NJB "rantai dosa"
Hal ini mungkin menjadi acuan untuk pekerjaan Mesias (lih. Yes 58:6). Yesus bisa membebaskan Simon dari ikatan jahat untuk kekuatan pribadi seperti Ia membebaskannya dari hukuman dosa. Dosa memiliki dua aspek: (1) kematian fisik dan rohani, dan (2) siapa yang memegang kendali dalam kehidupan orang-orang berdosa (itu dapat mempengaruhi baik yang telah diselamatkan dan yang hilang, lih. 1Kor 3:1-3). Dosa harus ditangani dengan baik saat ini dan dalam kekekalan; hukuman dan kekuatannya harus ditangani, tetapi hanya Kristus dan Roh Kudus yang dapat melakukannya, namun kita sebagai orang percaya harus mengijinkan-NYA juga!
Kis 8:24 "Berdoalah untuk aku kepada Tuhan" Ini merupakan AORIST PASSIVE IMPERATIVE PLURA, yang mungkin merujuk kepada seluruh tim misi. Simon mengulangi kata-kata Petrus dari ay. 22. Kata-kata Petrus telah membuatnya takut. Saya yakin Simon adalah orang percaya, namun masih sebagai bayi yang baru lahir.
Utley: Kis 8:25 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 8:2525 Setelah keduanya bersaksi dan memberitakan firman Tuhan, kembalilah mereka ke Yerusalem dan dalam perjalanannya itu ...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 8:25
25 Setelah keduanya bersaksi dan memberitakan firman Tuhan, kembalilah mereka ke Yerusalem dan dalam perjalanannya itu mereka memberitakan Injil dalam banyak kampong di Samaria.
Kis 8:25 " bersaksi dengan sungguh-sungguh " Lihat catatan di Kis 2:40.
□ "Dan mengabarkan Injil dalam banyak kampong di Samaria" Ini menunjukkan ditandainya perubahan sikap para rasul kepada orang Samaria. Terlihat bahwa "Firman Tuhan" dan "Injil" adalah sinonim.
Utley: Kis 8:26-40 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 8:26-4026 Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: "bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selata...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 8:26-40
26 Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: "bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi. 27 Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. 28 Sekarang orang-orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yes 29 Lalu kata Roh kepada Filipus: " Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!" 30 Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?" 31 Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di dampingnya. 32 Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: SEPERTI SEEKOR DOMBA IA DIBAWA KE PEMBANTAIAN; DAN SEPERTI ANAK DOMBA YANG KELU DI DEPAN ORANG YANG MENGGUNTING BULU NYA, DEMIKIANLAH IA TIDAK MEMBUKA MULUT-NYA. 33 DALAM KEHINAAN-NYA BERLANGSUNGLAH HUKUMAN-NYA; SIAPAKAH YANG AKAN MENCERITAKAN ASAL-USUL- NYA. SEBAB NYAWA-NYA DIAMBIL DARI BUMI. 34 Maka kata sida-sida itu kepada Filipus: "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sedniri atau tentang orang lain?" 35 Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. 36 Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu empat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: "Lihat, disitu ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?" 37 Sahut Filipus: Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah." 38 Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itudan Filipus membaptis dia. 39 Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. 40 Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Kis 8:26 "berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus" Di sini "malaikat Tuhan" dan "Roh Kudus" tampaknya sinonim (lih.ay. 29). Hal ini biasa terjadi dalam Kisah Para Rasul. Lihat catatan pada Kis 5:19.
□ "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan" Keduanya IMPERATIVE. Ini bisa merujuk ke salah satu dari dua jalan ke Mesir. Pesan ini mungkin terdengar karena kekhususan tersebut. Ini jelas suatu pertemuan penginjilan ilahi yang telah dipersiapkan (seperti Paulus).
- NASB "Ini adalah jalan padang gurun"
- NKJV "Ini adalah padang gurun"
- NRSV "Ini adalah jalan padang gurun"
- TEV "jalan ini tidak digunakan lagi sekarang ini"
- NJB " jalan padang gurun "
Jika ini adalah sebuah komentar Lukas, apakah Lukas menjelaskan sumbernya, atau ini adalah sebuah komentar dari sumber Lukas (mungkin Filipus, lih. Kis 21:8)? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak dapat dijawab dengan pasti. Inspiration covers Bible menulis tidak peduli berapa banyak orang yang terpisah yang terlibat.
Kis 8:27 "pembesar" Istilah "pembesar" secara harfiah adalah "sida-sida". Namun, kita tidak tahu pasti apakah dia seorang sida-sida atau hanya seorang pejabat di pengadilan (makna asal). Dalam Perjanjian Lama, Potifar disebut sida-sida namun ia menikah (lih. Kej 39:1). Dalam Perjanjian Lama, Ul; Kis 23:01 melarang sida-sida menjadi bagian dari komunitas Yahudi, namun, dalam Yes 56:3, larangan ini akan dihapus. Ini jelas menunjukkan era baru dari Roh telah tiba. Tidak pasti, apakah orang ini adalah seorang yang takut akan allah (a god-fearer) atau penganut agama Yahudi. Kalimat deskriptif menyiratkan dia adalah seorang pejabat tinggi.
□ "Sri Kandake, ratu negeri Etiopia" Kandake adalah gelar seperti "Firaun" atau "Kaisar". Alasan Ratu ini disebutkan adalah karena raja di Ethiopia itu dianggap sebagai dewa, oleh karena itu, tidak pantas jika ratu tersebut mengurus administrasi atau urusan politik yang sederhana.
Kis 8:28 "membaca kitab nabi Yesaya" Rupanya orang ini telah membeli gulungan kulit mahal kitab nabi Yesaya, yang panjangnya lebih dari 29 meter (yaitu satu yang ditemukan dalam Naskah Laut Mati). Dengan pimpinan Roh, ia membukanya ke Yes 53:7-8 bagian tentang Mesianik dan membacanya.
Kis 8:29 "kata Roh kepada Filipus,"Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu". Ini merupakan AORIST PASSIVE IMPERATIVE. Secara harfiah berarti "terpaku". Roh memberikan setiap bimbingan spesifik kepada Filipus.
Kis 8:30 "Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya" Semua membaca dengan suara keras bahkan ketika sendirian.
□ "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?" Pertanyaan yang bagus! Sangat memungkinkan untuk membaca Alkitab dan tidak melihat maksudnya dengan jelas. Roh mengarahkan Filipus untuk "pertemuan Ilahi" yang akan:
- 1. menunjukkan masa yang baru telah tiba
- 2. memberikan kesaksian yang kuat untuk kelompok orang lain
Kis 8:31 A. T. Robertson’s Word Pictures in the New Testament memberi komentar tentang ayat ini, "Ini adalah kondisi gabungan, kesimpulan pertama milik kelas keempat... Dengan ‘an’ dan optatif, tapi kondisi... adalah dari kelas pertama... sebuah fenomena yang cukup umum dalam Koine "(hal 110). FIRST CLASS CONDITION Ini, seperti Luk 19:40 menggunakan ean dan bukan ei. Kondisinya ditentukan oleh suasana hati, bukan konstruksi (lih. Luk 19:40).
Kis 8:32-33 Kutipan ini berasal dari bagian Mesianik Septuaginta Yes 53:7-9. Saya terkejut bahwa ayat-ayat ini ditekankan dan bukan ayat Mesianik lain dalam konteks PL. Namun, Filipus memulai tepat di mana dia membaca dan menjelaskan seluruh bagian dalam terang kehidupan, pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus dari Nazaret. Nubuatan Perjanjian Lama telah digenapi dan pengampunan melalui Kristus ditawarkan kepada semua orang!
Kis 8:35 "mulailah Filipus berbicara" ini menunjukkan sentralitas dari bagian Perjanjian Lama tentang "Hamba yang Menderita" untuk pemberitaan Injil. Saya percaya bahwa Yesus sendiri, menunjukkan pada gereja mula- mula bagaimana nubuatan diterapkan pada diriNya (lih. Luk 24:27).
Kis 8:36 "Lihat, disitu ada air; Apakah halangannya, jika aku dibaptis?" Berita Injil Filipus termasuk baptisan didalamnya (lih. Mat 3; 28:19; Kis 2:38; Rom 6:1-11; Kol 2:12)! Lihat Topik Khusus pada Kis 2:38. Perhatikan ia tidak membutuhkan persetujuan dari para rasul di Yerusalem untuk membaptis orang yang bertobat. Baptisan bukan masalah denominasi, tetapi tentang Kerajaan Allah. Kita harus berhati-hati terhadap tradisi-tradisi denominasi yang telah begitu memperkeruh air alkitabiah di zaman kita! Apakah sida-sida khawatir akan diterima?
- 1. isu rasial
- 2. masalah fisik
- 3. masalah sosial-ekonomi
- 4. masalah katekisasi
Semua hambatan terkubur bersama Yesus Kristus (lih. Ef 2:11-3:13). Dialah yang akan datang!
Kis 8:37 Ayat ini, yang mencatat pengakuan sida-sida, tidak termasuk dalam naskah kuno Yunani papyrus P45 (Chester Beatty Papyri), P74 (Bodmer Papyri), atau manuskrip kuno uncial Yunani, A, B, atau C. Juga tidak dalam bahasa Latin kuno, Syria, Koptik, atau terjemahan Ethiopia. Ayat Kis 8:37 dalam Kisah Para Rasul tidaklah asli. UBS4 tidak memberikan rating "A", makna tertentu. Bahkan tidak disertakan dalam teks dari NASB edisi (1970), tetapi dimasukkan dalam update 1995.
Kis 8:38-39 "turun ke dalam air... Keluar dari air" Ini bukan bukti tertulis untuk perendaman. Konteksnya adalah mereka berjalan ke dalam air, bukan metode baptisan. Hati-hati terhadap bias yang terbentuk sebelumnya!
Kis 8:39 "Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus" Apakah ini merupakan mujizat seperti Elia (lih. 1Raj 18:12; 2Raj 2:16) atau Yehezkiel (lih. Yeh 3:14; 8:3) atau hanya referensi untuk kepergiannya yang tiba-tiba, adalah tidak pasti. Roh Tuhan sangat erat terlibat dalam pertobatan ini. Perhatikan juga bahwa tindak lanjut lebih luas dan katekismus tampaknya tidak terjadi, tetapi orang yang bertobat itu memiliki gulungan kitab Yesaya dan Roh Allah yang berdiam di dalamnya!
□ "Meneruskan perjalanannya dengan sukacita" Kabar Baik selalu disertai dengan sukacita (lih. Kis 8:8). Ireaneus mencatat tradisi tentang sida-sida ini yang menjadi misionaris Injil kepada bangsanya. Roh Tuhan sendiri telah memuridkan sida-sida tersebut!
Kis 8:40 Filipus melanjutkan (IMPERFECT MIDDLE INDICATIVE) pelayanan penginjilannya di kota Filistin Asdod (yaitu Azotus) dalam perjalanan pulang ke Kaisarea melalui laut. Jelas bahwa Filipus memahami implikasi penginjilan universal dari Samaria dan Etiopia. Bahkan Injil juga termasuk untuk orang Filistin!
Topik Teologia: Kis 8:22 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
Bagian dari Tubuh Manusia sebagai Aspek Moral Kemanusiaan
...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
- Bagian dari Tubuh Manusia sebagai Aspek Moral Kemanusiaan
- Organ-organ Internal Manusia
- Hati Manusia (Pikiran yang Terdalam, Mind, Pendapat, Pengertian)
- Keselamatan
- Pertobatan
- Iman yang Menyelamatkan adalah Lebih dari Sekadar Pemahaman Akal
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Menegur Ketidakbijakan
- Simon Ditegur atas Ambisinya yang Egois
Topik Teologia: Kis 8:25 - -- Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
Tanggung Jawab Terhadap Sesama
Tugas Terhadap ...
Topik Teologia: Kis 8:26 - -- Wahyu Allah
Mode atau Cara Wahyu
Wahyu Melalui Para Malaikat
Ayu 33:19-25 Dan 4:13-17 Dan 8:15-16 Dan 9:21-23 Dan 10:5-6,10-11 ...
- Wahyu Allah
- Mode atau Cara Wahyu
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Para Malaikat Baik
Topik Teologia: Kis 8:27 - -- Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Tujuan Alkitab
Kitab Suci adalah untuk Bacaan
Ula 17:18-2...
- Wahyu Allah
- Umat Manusia: Wanita
- Wanita sebagai Anggota Masyarakat
- Wanita Dalam Kepemimpinan
- Wanita sebagai Penguasa
- Sri Kandake
Topik Teologia: Kis 8:29 - -- Roh Kudus
Pribadi Roh Kudus
Roh Memberi Arah Kepada Para Pemimpin
Kis 8:29 Kis 13:2,4 Kis 16:6-10
Roh Menuntun ...
- Roh Kudus
- Pribadi Roh Kudus
- Roh Memberi Arah Kepada Para Pemimpin
- Roh Menuntun Orang-orang Percaya
Topik Teologia: Kis 8:30 - -- Yesus Kristus
Nubuat-nubuat tentang Kristus
Nubuat-nubuat tentang Kristus dan Penggenapannya
Keadaan dan Peristiwa yang Berkenaan ...
- Yesus Kristus
- Nubuat-nubuat tentang Kristus
- Nubuat-nubuat tentang Kristus dan Penggenapannya
- Keadaan dan Peristiwa yang Berkenaan dengan Kematian Kristus
- Kristus Mati bagi Dosa Dunia
- Penggenapan
- Wahyu Allah
- Wahyu Khusus
- Kuasa Ilahi Kitab Suci
- Tujuan Alkitab
- Kitab Suci adalah untuk Pengajaran
Topik Teologia: Kis 8:36 - -- Gereja
Sakramen / Ketetapan Gereja
Ketetapan Baptisan
Contoh-contoh Baptisan
Sida-sida Etiopia Dibaptis
Kis 8:36,38
- Gereja
- Sakramen / Ketetapan Gereja
- Ketetapan Baptisan
- Contoh-contoh Baptisan
- Sida-sida Etiopia Dibaptis
Topik Teologia: Kis 8:37 - -- Keselamatan
Iman yang Menyelamatkan
Objek dari Iman yang Menyelamatkan
Kristus adalah Objek dari Iman yang Menyelamatkan
Yoh 1:12 ...
- Keselamatan
- Iman yang Menyelamatkan
- Objek dari Iman yang Menyelamatkan
- Kristus adalah Objek dari Iman yang Menyelamatkan
Topik Teologia: Kis 8:38 - -- Keselamatan
Iman yang Menyelamatkan
Objek dari Iman yang Menyelamatkan
Kristus adalah Objek dari Iman yang Menyelamatkan
...
- Keselamatan
- Iman yang Menyelamatkan
- Objek dari Iman yang Menyelamatkan
- Kristus adalah Objek dari Iman yang Menyelamatkan
- Gereja
- Sakramen / Ketetapan Gereja
- Ketetapan Baptisan
- Contoh-contoh Baptisan
- Sida-sida Etiopia Dibaptis
Topik Teologia: Kis 8:39 - -- Roh Kudus
Sifat Ilahi Roh Kudus
Roh yang Disamakan dengan Allah
Relasi Roh dengan Pribadi-pribadi Allah Lainnya
Roh dan ...
TFTWMS -> Kis 8:14-23; Kis 8:22-24; Kis 8:5-25; Kis 8:26-40; Kis 8:26-27; Kis 8:27-31; Kis 8:30-35; Kis 8:31-35; Kis 8:36-39; Kis 8:40
TFTWMS: Kis 8:14-23 - Anak Yang Bersalah ANAK YANG BERSALAH (Kis 8:14-19, 23)
Sewaktu para rasul di Yerusalem mendengar bahwa injil telah menyebar ke Samaria, mereka lalu mengirim Petrus dan...
ANAK YANG BERSALAH (Kis 8:14-19, 23)
Sewaktu para rasul di Yerusalem mendengar bahwa injil telah menyebar ke Samaria, mereka lalu mengirim Petrus dan Yohanes untuk menumpangkan tangan mereka ke atas orang-orang Kristen baru itu supaya mereka dapat menerima karunia mengadakan mujizat (ay. 14-17). Hal ini merupakan praktik gereja mula-mula sehingga orang banyak dapat mengetahui bagaimana mereka bersikap sampai Perjanjian Baru menjadi lengkap. (Dalam pelimpahan ini sepintas lalu dapatlah dicatat bahwa orang-orang yang menerima penumpangan tangan para rasul itu—seperti halnya Filipus—tidak dapat melimpahkan kembali kuasa itu kepada orang lain. Pelbagai karunia itu diberikan melalui penumpangan tangan para rasul [ay. 18]. Ketika semua rasul telah mati, maka sarana untuk memperoleh kuasa seperti itu pun berakhir.)
Ketika para rasul menumpangkan tangan mereka ke atas orang-orang Kristen baru, maka yang terendah dari mereka sekalipun dapat melakukan hal yang lebih menakjubkan daripada yang pernah dilakukan Simon di masa lalu. Sewaktu hal itu terjadi, Simon memperlihatkan dirinya masih memiliki masalah mendasar tentang sikapnya. Meskipun Anda harus bertobat dari dosa-dosa Anda sebelum dibaptis (2:38), namun pada dasarnya Anda masihlah orang yang sama seperti sebelumnya— dan dengan pertolongan Allah Anda harus berjuang seumur hidup untuk berubah. Dalam kasus Simon, proses perubahan dirinya dari gelar "Kuasa Besar Allah" menjadi salah seorang dari khalayak ramai semata tidaklah terjadi dalam satu malam. Simon telah melakukan pekerjaan luar biasa untuk mengendalikan ambisinya, namun ketika ia melihat ada kesempatan untuk kembali menjadi orang besar, dengan tepat godaan pun melandanya.
Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka, serta berkata: "Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus" (ay. 18, 19).
Sewaktu saya masih muda, saya berpikir bahwa Simon hanya menginginkan kemampuan untuk dapat mengadakan mujizat yang sesungguhnya (Saya menduga setiap pesulap panggung paling tidak pernah bermimpi muluk-muluk: "Apakah yang terjadi jika aku benar-benar dapat melakukan hal-hal yang selama ini pura-pura kulakukan?") Bagaimanapun, Simon menginginkan lebih dari itu. Ia tidak sekedar mau menjadi seperti Filipus atau orang-orang Kristen lainnya di Samaria. Ia mau menjadi nomor satu; ia ingin menjadi seperti para rasul! Ia menginginkan kemampuan untuk menumpangkan tangan ke atas orang lain sebagaimana yang para rasul lakukan, untuk memberi karunia mengadakan mujizat kepada siapa saja yang ia kehendaki.
Saya tidak tahu alasan Simon menginginkan karunia itu, namun memang menakutkan untuk membayangkan karunia seperti itu disalahgunakan. Bisa dibayangkan seorang pelaku yang tidak sangat hati-hati berkata, "Berikan perak dan emasmu, dan aku akan membuat engkau mampu mengadakan mujizat sungguhan!" Mungkin Simon tidak punya pikiran seperti itu di benaknya, tetapi Petrus tetap mengatakan bahwa hatinya "seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan" (ay. 23).
Revised English Bible menulis "I see that bitter gall and the chains of sin will be your fate!"1(Aku melihat bahwa empedu yang pahit dan belenggu dosa akan menjadi nasibmu!) "Empedu yang pahit" (gall of bitterness)2adalah ungkapan Ibrani yang artinya "kepahitan yang ekstrim." Simon pasti telah merasakan sulitnya menjadi "orang tidak berarti" di tengah masyarakat; kepahitan sedang meracuni hatinya. Selain itu, ia berada "dalam jerat kejahatan." Dosa memang memperbudak! Ketika kita menjadi orang Kristen, belenggu dosa ditanggalkan (Roma 6:17, 18). Bagaimanapun, kita dapat kembali kepada dosa dan diperbudak sekali lagi.
Beberapa orang mengajarkan bahwa sekali menjadi Kristen, orang itu tidak akan pernah dapat jatuh, tetapi Paulus mengingatkan setiap anak Allah, "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh" (1Korintus 10:12). Tetapi Simon tidak berhati-hati; ia jatuh. Ia dalam bahaya kehilangan semua yang telah ia peroleh; ia dalam bahaya menjadi sesat!
Saya memberi judul bagian pertama dari pelajaran ini "Pendosa Yang Terasing" sebab Simon berawal dari seorang "asing," orang yang belum pernah berada dalam hubungan yang selamat dengan Tuhan (Efesus 2:12) Bagian ini diberi judul "Anak Yang Bersalah" sebab hubungan Simon dengan Tuhan telah berubah. Ia bukan lagi seorang asing; sebaliknya, ia adalah seorang anak Allah—tetapi seorang anak yang bersalah . Simon perlu sekali lagi melakukan proses perubahan hidup (Yakobus 5:19, 20). Ia perlu mengetahui cara untuk dipulihkan kembali.
TFTWMS: Kis 8:22-24 - Dipulihkan DIPULIHKAN (Kis 8:22, 24)
Oleh Alkitab proses untuk menjadi orang Kristen disebut "lahir baru" (Yohanes 3:3-5). Setelah orang dilahirkan ke...
DIPULIHKAN (Kis 8:22, 24)
Oleh Alkitab proses untuk menjadi orang Kristen disebut "lahir baru" (Yohanes 3:3-5). Setelah orang dilahirkan kembali, ia tidak perlu mengulang proses itu. Ia selalu seorang anak. Bagaimanapun, seorang anak dapat saja kehilangan kasih sayang keluarganya. Bagaimana-kah seorang anak Allah dipulihkan kepada kasih sayang Bapanya dan keluarganya?
Setelah dengan keras menegor Simon, Petrus lalu berkata, "Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini" (ay. 22). Cara seorang anak Allah yang bersalah kembali kepada Allah diuraikan oleh Petrus dalam kata-kata "bertobat" dan "berdoa." Cara ini sudah dikenal sebagai "Hukum pengampunan kedua." "Hukum pengampunan pertama" ditujukan untuk pendosa yang terasing, yang diperintahkan untuk percaya,3bertobat, berbaptis (2:38; 16:31-34; 22:16). "Hukum pengampunan kedua" ditujukan untuk orang Kristen yang berbuat dosa.4
Apabila sebagai anak-anak Allah kita berbuat dosa, pertama kali kita diberitahu untuk bertobat—"untuk merubah sikap kita" terhadap dosa dalam hidup kita dan membuat keputusan menanggalkan dosa itu dengan pertolongan Allah.5Sekali hati kita tertusuk dan keputusan kita teguh, tiba saatnya (dan hanya baru saatnya) kita berdoa kepada Allah untuk pengampunan. Pertobatan dan doa adalah satu-satunya harapan Simon.
Simon tergoncang. Ia berkata kepada Petrus, "Hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu" (ay. 24). Naskah Barat mengatakan bahwa Simon terus-menerus menangis seraya memohon Petrus dan Yohanes untuk berdoa baginya. Simon mengakui kebutuhannya dan memohon doa dari Petrus dan Yohanes. Yakobus 5:16 mengatakan bahwa kita harus saling mengakui dosa-dosa kita dan saling mendoakan. 1 Yohanes 1:9 menulis bahwa "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."
TFTWMS: Kis 8:5-25 - Nyala Api Menjalar Ke Utara NYALA API MENJALAR KE UTARA (Kis 8:5-25)
Tema pada ayat 1 dan 4 belakangan dikembangkan dalam pasal 11: "Sementara itu banyak saudara-saudara te...
NYALA API MENJALAR KE UTARA (Kis 8:5-25)
Tema pada ayat 1 dan 4 belakangan dikembangkan dalam pasal 11: "Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja" (11:19). Bagaimanapun, untuk sejenak Lukas berkonsentrasi pada seorang Kristen yang istimewa yang memberitakan injil tidak jauh dari Yerusalem: "Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ" (8:5).
Ayat 5 sampai 25 menceritakan perubahan hidup penduduk Samaria. Ini merupakan kisah perubahan hidup terperinci yang kedua di dalam Kitab Kisah. Dalam pasal 2, kita memiliki kisah perubahan hidup terperinci orang-orang Yahudi pada hari Pentakosta. Sejak saat itu, tidak seorang pun, kecuali orang-orang Yahudi, yang dirubah jalan hidupnya—jadi yang kita miliki bukanlah pengembangan cerita, melainkan ringkasan dari pernyataan yang singkat:
... Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan (2:47).
Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan (5:14).
... dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya (6:7).
Bagaimanapun, sekarang kita mengambil satu langkah besar, sewaktu injil itu masuk ke dalam kaum yang setengah Yahudi, setengah Samaria-Kafir. Disinilah terdapat apa yang saya sebut dengan perubahan hidup "penghubung". Setiap kali ada cacatan cerita perubahan hidup terperinci dalam Kisah, maka cerita itu merupakan sebuah perubahan hidup "penghubung"—perubahan hidup yang membawa kepada pelbagai kemungkinan baru dalam penyebaran injil.
Untuk dapat menghargai langkah tersebut, kita harus memahami sedikit tentang kaum Samaria dan hubungan mereka dengan kaum Yahudi. 15Di zaman Yesus dan para rasul, orang-orang Samaria menetap di jantung Palestina, dalam satu propinsi bernama Samaria, yang membentang antara propinsi Galilea dan Yudea.16Ras Samaria timbul akibat dari penawanan bangsa Yahudi. Ribuan orang Yahudi ditawan, namun beberapa lagi tetap tinggal di Palestina. Penduduk baru dari negeri-negeri lain di kirim masuk ke Palestina. Orang-orang Kafir itu kemudian kawin campur dengan orang-orang Yahudi tersebut. Ras yang dihasilkan disebut orang Samaria— setengah Yahudi, setengah Kafir, setengah penyembah Allah, setengah penyembah berhala.17Sewaktu orang-orang Yahudi yang ditawan itu kembali ke Palestina, mereka merasa bangga sebab sudah dapat mempertahankan kemurnian ras dan agama mereka—dan memandang rendah ras Samaria. Mereka menolak uluran tangan orang-orang Samaria untuk membangun kembali negeri mereka, akibatnya timbul perpecahan yang tetap ada di zaman Yesus dan para rasul. Orang Yahudi dan Samaria masing-masing saling membenci . Dalam kisah Yesus dan perempuan Samaria, ada dicatat "Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria" (Yohanes 4:9)— dan sebaliknya juga begitu. Rintangan utama yang berupa mental dan emosi harus diatasi untuk dapat membagi Injil dengan orang-orang Samaria itu.
Orang yang Allah pakai untuk membawa berita baik kepada orang-orang Samaria adalah Filipus. Orang ini bukanlah rasul Filipus (1:13), tetapi Filipus yang kita temui di pasal 6, salah satu orang yang terpilih untuk melayani meja. Oleh sebab ia mempunyai kecakapan yang ditetapkan oleh para rasul, maka kita tahu bahwa ia adalah orang yang "terkenal baik" dan "penuh dengan Roh 18dan hikmat" (6:3). Ia juga adalah orang Yahudi Helenistik—Yahudi yang lahir dan besar di luar Palestina— sehingga prasangka buruknya terhadap orang Samaria tidak akan sebesar orang Yahudi Palestina.
"Dan Filipus pergi ke suatu kota19di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ" (8:5). Kita tidak tahu pasti kota mana yang Filipus datangi. Banyak pakar berkeyakinan bahwa arti "kota Samaria" adalah "kota yang dinamakan Samaria" atau "kota utama Samaria," yaitu Sebaste,20ibu kota lama yang awalnya bernama Samaria. Kelompok yang lain sama yakinnya bahwa Filipus pergi ke kota lain21—kemungkinan Sikhar, tempat dimana Yesus bertemu dengan seorang perempuan di tepi sumur (Yohanes 4:4). Penyambutan Yesus yang hangat di Sikhar mendorong Dia untuk mengatakan bahwa orang-orang Samaria itu seperti ladang menguning yang siap dituai (Yohanes 4:35). Kemungkinan, dalam penyediaan Allah, Filipus datang ke situ untuk menuai tuaian tersebut.
Oleh karena para rasul telah menumpangkan tangan mereka ke atas Filipus,22seperti juga ke atas Stefanus, maka ia mampu mengadakan pelbagai mujizat (6:8). Mujizat-mujizat itu meyakinkan dirinya akan adanya pendengar yang siap dan memberi dia kredibilitas.23Kita baca, Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras,24dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan.25Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu (ay. 6-8).
Tidak setiap orang di kota itu merasa senang. Sebelum Filipus datang, ada orang lain yang telah menjadi pusat perhatian:
Seorang yang bernama Simon telah sejak dahulu melakukan sihir26di kota itu dan mentakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting. Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan berkata: "Orang ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa Besar." Dan mereka mengikutinya, karena sudah lama ia mentakjubkan mereka oleh perbuatan sihirnya (ayat 9-11). Sewaktu kita membaca bagaimana Simon menipu orang-orang Samaria, kita mungkin terheran-heran bagaimana hal itu bisa terjadi. Orang Samaria menyembah Allah yang sama yang disembah oleh orang Yahudi.
Alkitab orang Samaria adalah lima kitab pertama Perjanjian Lama—dan kitab-kitab itu dengan sangat tegasnya menentang penyihiran (lihat Keluaran 22:18; Ulangan 18:10-12). Kita bertanya-tanya bagaimanakah iman Simon itu dapat bergandengan tangan dengan iman kepada Allah Yehovah. Namun jika kita melihat ke sekeliling kita di seluruh dunia ini, maka tidaklah sulit untuk memahaminya. Di Amerika lebih 90 persen penduduknya mengaku percaya kepada Allah—namun takhayul banyak sekali. Hampir setiap surat kabar dan majalah mempunyai kolom astrologi. Para penasihat "tukang tenung" itu meraup milayaran dollar setiap tahunnya. Propaganda "Era Baru" membanjiri negeri. P.T. Barnum 27pernah berkata, "setiap menit ada saja orang bodoh yang dilahirkan!" Dunia ini akan selalu memiliki Simon-Simonnya—dan akan selalu ada orang yang mudah tertipu yang siap mempercayai mereka! Ketika Filipus datang untuk mengadakan mujizat-mujizat yang sebenarnya, maka mujizat-mujizat palsu milik Simon tampak tidak berarti sama sekali.28"Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan" (ay. 12). Sebagaimana halnya orang Yahudi (2:38), orang-orang Samaria itu harus juga percaya dan dibaptis.
Kekuatan pemberitaan Filipus itu secara jelas dapat dilihat dari akibat yang ditimbulkannya terhadap Simon:
"Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi" (ay. 13)29Ada beberapa orang yang menantang perubahan hidup Simon, mereka ragu bahwa sebelum itu Simon telah diselamatkan. Bagaimanapun, Lukas mengatakan bahwa Simon melakukan persis seperti yang dilakukan oleh orang-orang Samaria lainnya, berdasarkan motif yang sama juga.
Keselamatan telah tiba ke atas penduduk Samaria, termasuk ke atas Simon! Bagaimanapun, memang penting bagi orang Yahudi maupun orang Samaria itu bahwa mereka memahami apa yang Filipus lakukan sebagai memiliki restu Allah—dan derajat orang Samaria Kristen adalah setara dengan orang Kristen Yahudi. Berkenaan dengan itu kita baca, "Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ" (ay. 14). Di Yerusalem para rasul itu sedang dalam pergumulan hidup atau mati, tetapi mereka menyadari pentingnya peristiwa yang sedang terjadi di bagian utara mereka. Oleh karenanya mereka mengutus dua orang terbaik dari mereka: Petrus dan Yohanes.30
Sebenarnya mengapakah para rasul itu mengutus dua wakil ini? Apakah tujuan mereka dalam memeriksa perkembangan itu untuk memastikan bahwa perkembangan gereja di situ direstui Allah? Jika begitu, apa yang mereka telah lihat di situ mendorong mereka untuk memetaraikan perkembangan itu dengan "meterai restu" dari Allah:
... mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus (ay. 14b-17).
Pada awalnya ayat 16 ini terdengar aneh: "Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus." Karena "Allah itu bukanlah Allah yang pilih kasih," maka ketika orang-orang Samaria itu dibaptis dalam nama Yesus, mereka juga tentunya telah menerima berkat yang sama yang orang-orang Yahudi telah terima, yang mencakup penerimaan karunia Roh Kudus (2:38; 5:32).31
Kalau begitu, mengapakah Lukas mengatakan, "Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka"? Penggunaan istilah "turun" bagi Roh ke atas orang-orang tertentu itu merupakan penggunaan yang tidak lazim dalam kaitannya dengan penerimaan Roh yang menetap dalam diri orang Kristen (ketika seseorang dibaptis secara alkitabiah); pada sisi lainnya, istilah itu merupakan perkataan yang dipakai untuk mengacukan Roh yang turun ke atas orang-orang dan yang membuat mereka dapat mengadakan mujizat-mujizat (band. 10:44; 11:15). Lukas berkata bahwa tidak satu orang Samaria pun memiliki kemampuan untuk mengadakan mujizat sampai dengan kedatangan Petrus dan Yohanes. Bahasa di ayat 18 menegaskan bahwa yang Lukas acukan adalah pemberian kemampuan untuk mengadakan mujizat:
"Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus ...." (Huruf miring oleh saya.) Pemberian Roh Kudus yang menetap tidak akan disertai oleh tanda-tanda khusus yang terlihat mata; namun pemberian kemampuan untuk mengadakan mujizat disertai dengan tanda-tanda yang terlihat mata.
Sebelumnya, para rasul telah menumpangkan tangan mereka ke atas Stefanus dan Filipus (6:6), memberi mereka kemampuan untuk mengadakan mujizat (6:8; 8:6-8). Sekarang Petrus dan Yohanes menumpangkan tangan mereka ke atas orang-orang Samaria itu: "Petrus dan Yohanes ... berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus ... Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus" (8:14, 15, 17).
Cermatilah implikasi dari Filipus yang tidak dapat melimpahkan pelbagai karunia khusus yang telah ia peroleh melalui penumpangan tangan para rasul. 32 Sebaliknya, para rasul itu harus datang untuk menumpangkan tangan mereka ke atas orang-orang itu dan memberi mereka pelbagai karunia khusus. Ayat 18 menekankan bahwa: "Pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya." (Huruf miring oleh saya.) Ketika semua rasul telah mati dan orang-orang yang mendapat penumpangan tangan mereka juga telah mati, maka kemampuan untuk mengadakan mujizat pun berakhir.33
Petrus dan Yohanes paling tidak memiliki dua tujuan sewaktu mereka mengadakan perjalanan untuk memberikan karunia khusus bermujizat ke atas penduduk Samaria itu. Pertama, perbuatan mereka memperlihatkan bahwa Allah benar-benar menerima orang-orang Samaria itu sebagai bagian dari gereja-Nya—dan begitu juga halnya dengan para rasul.34Kedua, pemberian karunia ini akan memampukan orang Kristen Samaria itu untuk bersikap mandiri setelah Petrus, Yohanes, dan Filipus pergi. Dalam rencana Allah, Filipus akan segera pergi dari situ (8:26).
Dalam ayat 18 kita kembali kepada kisah Simon. Ketika ia melihat Petrus dan Yohanes memberikan karunia untuk mengadakan mujizat, keinginan dia untuk menjadi perhatian umum muncul kembali:
Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya35, ia menawarkan uang36kepada mereka, serta berkata: "Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus." (ay. 18, 19). Mengapakah Simon menginginkan kemampuan ini? Yang dapat kita katakan dengan pasti adalah bahwa Simon itu salah, benar-benar salah, dalam mengajukan permintaannya kepada Petrus dan Yohanes.
Tetapi Petrus berkata kepadanya: "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau37, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah38dengan uang. Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini,39sebab hatimu tidak lurus40di hadapan Allah. Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan." (ay. 20-23).41
Beberapa penulis mengamati perkataan Petrus yang keras dan berkata, "Aku sudah katakan kepadamu bahwa Simon itu tidak pernah benar-benar menjadi orang Kristen!" Perkataan Petrus itu tidak membuktikan bahwa Simon tidak pernah menjadi orang Kristen. Sebaliknya, perkataan itu menegaskan tiga kebenaran penting yang harus disadari oleh setiap orang yang menjadi orang Kristen: (1) Meskipun kita ini anak-anak Allah, namun kita masih dapat berbuat dosa (Yakobus 5:19, 20), 42(2) Setelah menjadi orang Kristen, kita masih memiliki kelemahan daging yang sama. Paulus sendiri, yang hampir saja menjadi "super santo" ketimbang siapa saja yang saya kenal, masih bergelut dengan pelbagai pencobaan jasmani (Roma 7) dan harus "melatih tubuhnya"43supaya dapat dikendalikan (1Korintus 9:27). Allah tidak melenyapkan pelbagai kelemahan kita, sebaliknya Ia memberi kita kekuatan untuk mengatasi mereka. Orang Kristen baru, berhati-hatilah sebab Anda masih memiliki pelbagai kelemahan Anda, dan menjauhlah dari segala bentuk situasi yang dapat mencobai Anda (1Korintus 10:12)! (3) Meskipun sudah menjadi orang Kristen, kita masih saja melakukan dosa yang menyedihkan, namun kita masih dapat berpaling kepada Allah! Petrus memberitahu Simon, "Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya [if possible—jika mungkin] Ia mengampuni niat hatimu ini" (ay. 22; huruf miring oleh saya). Perkataan "jika mungkin" tidak mengacu kepada kemampuan Allah untuk mengampuni, melainkan kepada kemampuan Simon untuk bertobat. Saya percaya perkataan itu dilontarkan untuk mendorong, bukan untuk mengecutkan hati Simon (band. Yoel 2:12-14). Pada intinya, Petrus sedang mengatakan, "Jika kamu bisa bertobat, hati yang pahit dapat dibuat manis! Jika kamu bisa bertobat, belenggu dosa dapat rontok kembali!"
Jika perkataan Petrus dimaksudkan untuk mengejutkan Simon agar ia menyadari betapa menyedihkan kondisi dirinya itu, maka akibat yang diinginkan akan jadi kenyataan. Tetapi, "Jawab Simon: ‘Hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu’" (ay. 24). Sekali lagi, para pengecam Simon telah meletakkan konstruksi yang seburuk mungkin ke atas perbuatan dirinya. Mereka menyimpulkan bahwa "Daripada berdoa sendiri, Simon malahan memohon Petrus dan Yohanes supaya berdoa untuknya." Lukas tidak mengatakan bahwa Simon gagal untuk bertobat dan berdoa. Sebaliknya, ia menekankan bahwa pergolakan hati Simon begitu besarnya sehingga ia meratap kepada para rasul supaya mau berdoa untuknya, kemungkinan sebagai tambahan dari doanya sendiri. Tidaklah salah untuk meminta saudara Kristen kita berdoa untuk kita (Yakobus 5:16).44Saya lebih suka beranggapan bahwa keprihatinan Simon adalah murni dan termotivasi secara rohani—dan gambaran akhir tentang Simon yang kita miliki adalah seorang mantan penyihir yang berlutut dalam penyesalan.45
Petrus dan Yohanes masih tinggal beberapa hari lagi dengan orang-orang Kristen baru itu, setelah itu mereka pulang ke rumah: "Setelah keduanya bersaksi 46dan memberitakan firman Tuhan, kembalilah mereka ke Yerusalem dan dalam perjalanannya itu mereka memberitakan Injil dalam banyak kampung di Samaria" (ay. 25). 47Yesus sudah mengatakan bahwa para rasul akan menjadi saksi di Yudea dan Samaria dan, akhirnya, perkataan itu menjadi kenyataan. Nyala api yang dimulai oleh Filipus dalam satu kota di Samaria telah menjalar ke semua propinsi.
TFTWMS: Kis 8:26-40 - Nyala Api Menjalar Ke Selatan NYALA API MENJALAR KE SELATAN (Kis 8:26-40)
Nyala api injil dari Yerusalem tidak hanya menjalar ke utara; tetapi juga menjalar ke selatan. Dalam ayat...
NYALA API MENJALAR KE SELATAN (Kis 8:26-40)
Nyala api injil dari Yerusalem tidak hanya menjalar ke utara; tetapi juga menjalar ke selatan. Dalam ayat 26 sampai 40, kita memperoleh kisah perubahan hidup bendahara ratu Etiopia, yang lalu membawa pulang berita baik itu ke Etiopia. Kisah perubahan hidup ini, yang akan kita pelajari dengan terperinci dalam pelajaran yang lain, merupakan perubahan hidup "penghubung." Sida-sida itu kemungkinan adalah orang Kafir yang menjadi Yahudi; dengan kata lain seorang mualaf Yahudi—yang akan menjadi penghubung yang lain antara memberitakan injil kepada orang Yahudi dan kepada orang Kafir.48Lebih penting lagi, setelah orang ini menjadi orang Kristen, ia terus pulang ke kampung halamannya di Afrika, dengan membawa serta kisah keselamatan.49Berita tentang Yesus menjalar ke segala arah!
TFTWMS: Kis 8:26-27 - Contoh Penginjil: Filipus CONTOH PENGINJIL: FILIPUS (Kis 8:26, 27)
Teks kita dimulai dengan, "Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan 2kepada Filipus, katanya:
‘Ban...
CONTOH PENGINJIL: FILIPUS (Kis 8:26, 27)
Teks kita dimulai dengan, "Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan 2kepada Filipus, katanya:
‘Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.’3Jalan itu jalan yang sunyi.4Lalu berangkatlah Filipus" (ay. 26, 27a). Sebagaimana sudah kita ketahui, Filipus adalah salah seorang dari tujuh orang yang dipilih untuk melayani meja dalam pasal 6. Belakangan ia akan dikenal sebagai "Filipus sang penginjil" (21:8).
Filipus adalah contoh bagi kita dalam hal perhatiannya terhadap jiwa manusia. Ia baru saja terlibat dalam suatu kebangunan rohani besar di Samaria. Ratusan orang mentaati injil. Ketika Allah menyuruh dia untuk pergi dan menginjili seseorang, ia tidak berlambat-lambat! "lalu berangkatlah [dengan segera] Filipus." Bagi Filipus tidak ada kerumunan orang yang terlalu kecil.
TFTWMS: Kis 8:27-31 - Contoh Pendengar: Sida-sida CONTOH PENDENGAR: SIDA-SIDA (Kis 8:27-31)
Ketika Filipus tiba di tempat yang diarahkan baginya, kemungkinan ia bertanya-tanya tentang apa yang selanj...
CONTOH PENDENGAR: SIDA-SIDA (Kis 8:27-31)
Ketika Filipus tiba di tempat yang diarahkan baginya, kemungkinan ia bertanya-tanya tentang apa yang selanjutnya perlu ia lakukan. Ia tidak perlu lama-lama bertanya-tanya, sebab dengan segeranya sebuah kereta muncul:5"Adalah seorang Etiopia,6seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, 7yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah" (ay. 27b, 28). Sosok politisi yang berkedudukan tinggi ini—bendahara seluruh Etiopia— adalah orang yang agamis! Saya suka hal ini! (Saya senang hidup di sebuah daerah di Amerika dimana bersikap agamis masih memiliki bobot politis.)
Tidak banyak yang kita ketahui tentang pejabat ini. Kita tidak tahu apakah ia orang Yahudi yang dipaksa bekerja oleh bangsa Etiopia atau orang Etiopia pribumi yang telah menjadi mualaf Yahudi.8Yang kita ketahui adalah: Ia serius dengan agamanya dan tulus dalam keimanannya! Ia melakukan perjalanan ratusan kilometer dari rumahnya menuju Yerusalem untuk dapat menyembah Allah. Selain itu, ia tetap mengadakan perjalanan jauh meskipun ia tidak mungkin diizinkan masuk ke dalam bagian Bait Allah yang kudus ketika ia tiba di Yerusalem!
Saya pernah bertanya-tanya mengapa Lukas menyebutkan bahwa orang Etiopia ini adalah seorang sida-sida. Menjadi sida-sida bukanlah suatu hal yang kaum pria tonjolkan!9Saya tiba pada kesimpulan bahwa tujuan Lukas membagi rincian pribadi orang itu adalah untuk memberitahu kita tentang dedikasi orang itu kepada Allah. Menurut Perjanjian Lama, seorang sida-sida tidak boleh masuk ke dalam ruangan pertemuan kudus (Ulangan 23:1). 10Bagian paling dekat dari ruangan pertemuan kudus yang orang Etiopia itu dapat dekati adalah Serambi Salomo di dalam kompleks umum Bait Allah.11Secara kasar hal ini setara dengan kita menempuh perjalanan ribuan kilometer untuk melakukan ibadah khusus keagamaan dengan kesadaran bahwa jarak paling dekat yang boleh kita hampiri dalam ibadah itu hanyalah serambi gedung gereja. Namun begitu, bendahara itu tetap saja melakukan perjalanan. Ia berpendapat bahwa beribadah sepotong-sepotong masih lebih baik daripada tidak sama sekali. (Betapa bedanya dengan orang-orang berpikiran sempit di zaman kini yang mengeluh, "saya tidak beribadah sebab saya tidak mendapat apapun dari situ.")
Kemungkinan sida-sida itu berada di Yerusalem untuk menghadiri hari perayaan khusus. Apapun peristiwanya, sewaktu ia "sedang dalam perjalanan pulang," ia "duduk dalam keretanya12sambil membaca kitab Nabi Yesaya"13(ay. 28). Inilah sebuah gambaran lain yang menggugah: seorang pejabat pemerintah membaca Alkitab selagi melakukan perjalanan! Jika lebih banyak lagi pegawai pemerintah yang mengikuti teladan ini, maka dunia ini akan menjadi tempat tinggal yang lebih baik! Inilah saatnya untuk memperkenalkan sang penginjil kepada pendengarnya. "Lalu kata Roh kepada Filipus:
‘Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!’" (ay. 29). Lagi, Filipus mentaati tanpa ragu-ragu. Ia mulai berlari di sisi kereta itu, "Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya" (ay. 30a).14
Nas yang sedang dibaca adalah Yesaya 53. Filipus berteriak kepada pejabat itu, "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?" (ay. 30b). Niat Filipus adalah baik; mungkin ia sedang mencari tahu dari mana memulainya untuk mengajar orang itu. Namun begitu, bagi beberapa orang pertanyaan Filipus itu dapat dianggap suatu penghinaan. Namun jawaban sida-sida itu menunjukkan alasan mengapa Allah memilih dia untuk perlakuan yang istimewa ini, "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" (ay. 31a). Bendahara ini merupakan "contoh pendengar" sebab ia mempunyai pikiran yang terbuka dan bersedia untuk diajar. Betapa menyenangkan bertemu dengan orang seperti itu!
Perkataan sida-sida itu tidaklah untuk mengajarkan bahwa orang awam mustahil dapat memahami kehendak Allah. Sepanjang umur saya, saya telah mengenal beberapa orang yang belajar sendiri tentang apa yang Alkitab katakan mengenai keselamatan, gereja, dan kehidupan Kristiani. Namun fakta tetap tidak berubah bahwa banyak dari kita, seperti juga sida-sida itu, memerlukan bantuan. Pada masa kini pertanyaan Paulus di Roma 10 tetap sama pentingnya seperti ketika ia pertama kali menulisnya: "Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?" (Roma 10:14). Pengajar Firman Allah tetap menjadi bagian penting dalam rencana Allah.
Kisah pejabat yang berpikiran terbuka ini mengungkap-kan bahwa orang-orang dengan hati yang jujur—orang-orang yang mengakui kebutuhan mereka akan Allah—dapat ditemukan di dunia ini jika saja kita mau mencarinya. Kita mungkin gagal menemukan or-ang-orang seperti ini sebab, seperti sida-sida, mereka mempunyai kedudukan tinggi, dan kita mengira bahwa mereka tidak akan menyadari kebutuhan mereka akan Kristus. Kita mungkin gagal menemukan orang-orang seperti ini sebab, seperti sida-sida, mereka sangat kuat dalam kepercayaan agama mereka, dan kita mengira mereka tidak akan mendengar-kan kita. Janganlah kita berprasangka terhadap siapa saja, melainkan marilah kita dengan sungguh-sungguh mencari orang-orang yang berhati baik dan jujur. Jika kita menemukan mereka, marilah kita bimbing mereka ke jalan Tuhan.
TFTWMS: Kis 8:30-35 - Contoh Sarana Perubahan Hidup: Injil CONTOH SARANA PERUBAHAN HIDUP: INJIL (Kis 8:30, 31, 35)
Sebelum kisah ini kita lanjutkan, marilah kita berhenti sejenak untuk melihat sarana yang All...
CONTOH SARANA PERUBAHAN HIDUP: INJIL (Kis 8:30, 31, 35)
Sebelum kisah ini kita lanjutkan, marilah kita berhenti sejenak untuk melihat sarana yang Allah gunakan untuk membawa bangsawan ini kepada perubahan hidup. Di zaman kini beberapa orang percaya bahwa pendosa yang terasing membutuhkan "pengalaman" supernatural agar hidupnya dapat dirubah. Beberapa orang masih menyuarakan doktrin kelompok Calvinis tentang perlunya "karya langsung Roh Kudus" pada hati para pendosa yang terasing itu. Bagaimanapun, Alkitab mengajarkan bahwa kuasa yang Allah gunakan untuk menyelamatkan pendosa yang terasing bukanlah "karya langsung" supernatural Roh-Nya, tetapi Firman-Nya. Paulus mengatakan, "Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya" (Roma 1:16; huruf miring oleh saya). Ia juga mengatakan, "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus" (Roma 10:17; huruf miring oleh saya).
Kebenaran bahwa Allah memakai Firman untuk merubah hidup manusia diperlihatkan dengan indahnya dalam perubahan hidup orang Etiopia itu. Memang benar bahwa kisah ini mengandung unsur supernatural: Allah bicara kepada Filipus dua kali (melalui seorang malaikat dan kemudian melalui Roh). Masa itu adalah masih "masa mujizat," dan Allah yang mengontrolnya, memastikan bahwa sida-sida itu mempunyai kesempatan untuk mendengar dan mentaati kebenaran. Bagaimanapun, perhatikanlah bahwa Allah tidak bicara langsung kepada pendosa yang terasing itu, tetapi kepada si penginjil. Jika yang dibutuhkan oleh bendahara itu adalah "karya/pengalaman langsung" yang bersifat misterius, maka Allah boleh saja langsung bicara kepada dia, bukannya kepada Filipus—dan itu akan menghemat perjalanan penginjil yang jauh dan melelahkan.
Pertimbangkanlah perubahan hidup itu dari sudut pandang sida-sida tersebut. Ia tidak tahu apa-apa tentang pesan ilahi yang diberikan kepada Filipus. Bagi dia, kisah ini berawal dari nas dalam Yesaya yang tidak jelas maknanya dan pertanyaannya Filipus "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?" (8:30). Ia mengundang sang penginjil itu untuk naik ke atas keretanya, dan sambil berjalan, Filipus "memberitakan Injil Yesus kepadanya" (ay. 35). Filipus memberitakan injil, kekuatan Allah untuk menyelamatkan (Roma 1:16)! Sewaktu bendahara itu mendengar berita tersebut, ia percaya dan mentaatinya (8:36-39). Ia tidak diselamatkan oleh suatu "perasaan yang lebih baik dirasakan daripada dikatakan," melainkan lewat pemberitaan yang menghasilkan iman dalam hatinya (Roma 10:17)! Rencana Allah adalah mempertemukan bersama-sama pendosa yang jujur dengan penginjil itu—dan setelah itu biarkanlah Firman itu yang bekerja! Jika Anda ingin diselamatkan, janganlah menunggu datangnya "pengalaman" misterius, sebaliknya dengarkanlah injil, lalu imani, dan taati!
Meskipun campur tangan Allah dalam kasus ini tidak membuktikan bahwa pendosa yang terasing itu harus memiliki pengalaman mujizatiah, namun saya percaya kasus ini memperlihatkan perhatian Allah terhadap mereka yang sesat, khususnya orang sesat yang mempunyai "hati yang jujur dan baik" (Lukas 8:15). Saya bahkan percaya bahwa kasus itu menyiratkan bahwa Allah akan membantu para pencari kebenaran yang jujur untuk menemukan kebenaran tersebut (Matius 7:7, 8). Dalam pikiran saya terlintas banyak contoh pria dan wanita yang dengan jujur berusaha menemukan kebenaran Allah dan akhirnya berjumpa dengan orang yang benar-benar dapat mengajarkan mereka kebenaran dalam suatu situasi yang tidak dapat dijelaskan sebagai suatu kebetulan.15
Rick Atchley bercerita tentang perjumpaannya dengan seorang anak muda bernama Ward pada acara retreat dekat Waco, Texas. Dari kecil sampai dewasa Ward tumbuh di jalanan Brooklyn namun kemudian pindah ke Dallas. Tidak lama setelah kepindahannya ke Dallas, ia sedang dalam perjalanan dengan bis dan mulai bicara dengan seorang wanita muda yang duduk di sampingnya. Wanita itu mengundang dia ke gereja. Ward bukanlah orang yang suka ke gereja, namun di Dallas ia tidak kenal siapa-siapa, jadi ia pun pergi. Orang-orang di situ sangatlah ramah dan bersahabat sehingga ia berpikir sikap seperti itu pastilah sebuah sandiwara belaka. Minggu berikutnya ia mengunjungi mereka kembali. Tidak lama kemudian ia menjadi orang Kristen. Rick mengatakan bahwa di retreat itu Ward berkeliling perkemahan, sambil bertanya, "Apakah Anda orang Kristen? Izinkanlah saya mengatakan kepada Anda bagaimana saya menjadi orang Kristen!"16Renungkanlah sejenak cerita tersebut. Apa anehnya dengan duduknya Ward dalam sebuah bis di samping wanita muda tertentu yang mengundang dia untuk beribadah? Baik Kitab Suci maupun pengalaman telah meyakinkan saya bahwa jika orang itu adalah pencari kebenaran yang jujur, maka Allah akan memberi dia jalan untuk mempelajari kebenaran! Betapa pentingnya bagi kita masing-masing untuk berhati jujur (Lukas 8:15), rajin menyelidiki jalan Allah (Yohanes 5:39; Kisah 17:11), dan menjadi pecinta kebenaran (2Tesalonika 2:10)!
TFTWMS: Kis 8:31-35 - Contoh Berita: Yesus CONTOH BERITA: YESUS (Kis 8:31-35)
Sekarang marilah kita kembali kepada cerita tersebut untuk melihat berita yang merubah kehidupan sida-sida:
Lalu ...
CONTOH BERITA: YESUS (Kis 8:31-35)
Sekarang marilah kita kembali kepada cerita tersebut untuk melihat berita yang merubah kehidupan sida-sida:
Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang akan menceriterakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi (8:31b-33).
Nas yang dibaca adalah Yesaya 53:7, 8,17yang letaknya di tengah-tengah bagian Pelayan Yang Menderita dalam kitab Yesaya. "Maka kata sida-sida itu kepada Filipus:
‘Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?’" (ay. 34). Para rabi Yahudi bergumul dengan Yesaya 53 ini. Mereka tahu bahwa Mesias harus menjadi seorang raja —sebuah gagasan yang tidak dapat mereka pertemukan dengan konsep penderitaan. Oleh karenanya mereka percaya nas ini tidak diterapkan untuk Mesias, yang lalu menyisakan pertanyaan "Untuk siapakah nas itu diterap-kan?" Beberapa orang menduga bahwa nas itu mengacu kepada seorang juru bicara Allah yang tidak bernama (mungkin seorang nabi, mungkin juga Yesaya sendiri) Yang lainnya menduga bahwa nas itu menggambarkan bangsa Israel, yang banyak menderita karena imannya.
Kebingungan bendahara itu merupakan jalan masuk yang sempurna bagi Filipus: "Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya" (ay. 35). Khotbah itu pastilah bagus sekali! Titik tolak Filipus adalah pada nas yang pejabat itu sedang baca. Tugas pertama penginjil itu adalah menunjukkan bahwa ayat-ayat itu mengacu kepada Mesias, yang (berlawanan dengan keyakinan populer saat itu) Yesaya telah nubuatkan bahwa Mesias harus menderita.18Selanjutnya, Filipus akan sudah menekankan bahwa Yesus, dan Yesus saja, yang telah menggenapi setiap rincian nubuatan itu: "seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian," begitulah halnya dengan Yesus yang dibawa dari taman Getsemani ke Mahkamah Agama, lalu kepada para penguasa Romawi. "seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya" begitulah halnya dengan pengadilan Yesus, Ia tidak membela diri.19Ia menderita "penghinaan" ketika dicemooh, diludahi, dan ditampar muka-Nya. "Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil"20sebagaimana Ia harus menanggung perlakuan yang tidak senonoh berkali-kali. Fakta dimana Ia mati dalam kematian yang cepat dan kejam pada usia muda tersirat dalam perkataan "tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? 21 Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup." Tentunya Filipus juga menyinggung tentang pelbagai nubuatan lain dalam Yesaya 53 yang digenapi dalam kehidupan Yesus: Ia ditolak oleh umat-Nya (Yesaya 53:1-3). Ia disiksa (ay. 5). Ia digantung di antara dua pencuri (ay. 9, 12). Ia dikuburkan dalam kuburan orang kaya (ay. 9). Lebih dari itu, Filipus akan sudah menyinggung tentang mengapa Mesias harus mati— untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita! Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
... TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah ... Sesudah kesusahan jiwanya ia [Yesus] akan melihat terang dan menjadi puas; ... ia menanggung dosa banyak orang .... (Yesaya 53:5, 6, 10-12).
Bagaimanapun, Lukas mencatat bahwa Yesaya 53 hanya sebuah batu loncatan bagi Filipus: "Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya" (Kisah 8:35; huruf miring oleh saya). Seperti halnya pemberita terilham lainnya, penginjil ini pun akan sudah meninjau ulang fakta-fakta tentang kelahiran, kehidupan, dan pelbagai mujizat Yesus: "Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia" (Kisah 10:38). 22
Karena sida-sida itu baru saja dari Yerusalem, ia tidak merasa asing dengan nama Yesus Kristus. Pertumbuhan gereja yang luar biasa, disusul dengan penganiayaan yang tiba-tiba dan kejam oleh Saulus akan sudah membuat nama Yesus menjadi buah bibir. Beberapa orang akan mengutuki Dia; beberapa lagi akan mengenang Dia dengan rasa suka; tetapi semua orang akan meninjau kembali apa yang Ia telah lakukan di tengah-tengah mereka. Bendahara itu akan mengetahui bahwa apa yang Filipus katakan tentang Yesus adalah benar. Selagi Filipus menghubungkan fakta-fakta itu dengan nubuatan Yesaya, pengertian timbul di benak sida-sida itu—dan iman timbul di hatinya.
TFTWMS: Kis 8:36-39 - Contoh Jawaban: Ketaatan Pada Saat Itu Juga CONTOH JAWABAN: KETAATAN PADA SAAT ITU JUGA (Kis 8:36-39)
Sekarang kita tiba pada contoh jawaban. Selagi Filipus memberitakan Kristus, ia tidak memb...
CONTOH JAWABAN: KETAATAN PADA SAAT ITU JUGA (Kis 8:36-39)
Sekarang kita tiba pada contoh jawaban. Selagi Filipus memberitakan Kristus, ia tidak memberitakan Yesus semata-mata. Ia juga memberitakan tentang bagaimana setiap orang dapat memperoleh manfaat dari apa yang Yesus telah perbuat untuk umat manusia: Ia memberitakan tentang kerajaan (gereja), nama Yesus Kristus, dan baptisan (8:5, 12). Bahwa pemberitaan Filipus kepada bendahara itu mengandung tema yang sama adalah jelas terlihat dari jawaban pejabat tersebut: "Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: ‘Lihat, di situ ada air;23 apakah halangannya, jika aku dibaptis?’" (ay. 36).
Memberitakan Yesus secara penuh tanpa memberitakan baptisan adalah mustahil.24Ketika Yohanes muncul untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus, ia datang dengan membaptiskan orang (Yohanes 3:2, 3). Yesus sendiri berjalan hampir 100 kilometer untuk dibaptis (Matius 3:13). Murid-murid Yesus membaptis lebih banyak orang daripada Yohanes (Yohanes 4:1, 2). Yesus berkata bahwa kita harus "dilahirkan" dari air (Yohanes 3:3, 5) dan memerintahkan baptisan (Markus 16:16). Murid-murid Yesus membaptis dalam nama-Nya (Kisah 2:38). Baptisan menempatkan kita ke dalam Yesus (Galatia 3:26, 27) dan ke dalam tubuh-Nya (1Korintus 12:13).
Ketika sida-sida itu mengetahui bahwa Yesus meinginkan dia untuk dibaptis, ia tidak mau menunggu lebih lama. "Lalu kata sida-sida itu: ‘Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?’" (ay. 36b). Tidakkah Anda mendengar nada sukacita dalam suaranya? "Lihat! Di situ ada air yang cukup dalam untuk menyelamkan saya!" Beberapa orang, ketika mengetahui mereka harus dibaptis, mencari jalan ke luar; namun sida-sida itu mencari jalan masuk.25 Yesus telah menekankan, "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan" (Markus 16:16; huruf miring oleh saya). Percaya harus mendahului baptisan.26
Sebelum Filipus dapat membaptis bendahara itu, ia harus memastikan bahwa pejabat itu benar-benar percaya kepada Yesus. Ayat 37 memberitahukan adanya pertukaran tempat yang kemungkinan terjadi antara Filipus dan sida-sida itu: "[Sahut Filipus: ‘Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh.’ Jawabnya: ‘Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.’]" Dalam NASB, perkataan itu ditempatkan dalam tanda kurung, dengan catatan sebagai berikut: "Banyak naskah tidak memuat ayat ini." Kebanyakan pakar percaya bahwa ayat ini bukan bagian teks asli, tetapi ayat itu dengan tepat mencerminkan praktik gereja mula-mula . 27Oleh karena umat Kristen mula-mula tidak membaptis orang yang tidak percaya kepada Yesus, bagaimanakah mereka dapat mengetahui bahwa calon yang akan dibaptis itu percaya? Adakah yang lebih wajar daripada menanyakan apakah orang berdosa itu percaya—dan adakah yang lebih wajar daripada jawaban orang berdosa itu?
Jawaban iman lewat mulut disebut "pengakuan"28— sebuah doktrin penting Alkitab (Matius 10:32, 33; 16:16; Yohanes 9:22; 12:42; 1Timotius 6:12, 13; Ibrani 3:1; 10:23; 1Yohanes 4:2, 15).29Meskipun pengakuan merupakan peristiwa yang terjadi lebih dari satu kali sebelum baptisan,30Kitab Suci dan sejarah gereja mula-mula menunjukkan bahwa pernyataan beriman kepada Yesus dibutuhkan sebelum seorang dapat dibaptis. Sewaktu kita mempelajari Kisah 2:38, kita mencatat bahwa secara harfiah teks itu mengatakan bahwa orang-orang itu dibaptis "atas nama Yesus Kristus"—dan banyak pakar percaya bahwa itu menunjukkan tiga ribu jiwa menyatakan iman mereka kepada Yesus sebelum mereka masuk ke dalam air. Roma 10:9, 10 mengaitkan iman di mulut dengan iman di hati:
... jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
Perhatikanlah bahwa iman dan pengakuan itu saling berhubungan, bahwa keduanya itu penting bagi keselamatan, dan keduanya itu mendahului keselamatan. Karena keduanya mendahului keselamatan, dan oleh karena kita diselamatkan oleh darah Yesus pada saat baptisan,31maka keduanya harus mendahului baptisan.32 Tidak ada rumusan pasti mengenai apa yang orang harus akui sebelum baptisan. Matius 10:32 semata-mata bicara tentang mengakui Kristus. Dalam Matius 16:16 Petrus mengaku kepada Yesus, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kisah 8:37 menunjukkan bahwa jenis pengakuan dalam gereja mula-mula adalah "Aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah." Kesimpulannya, kita perlu mengakui bahwa kita percaya Yesus adalah Dia yang menyelamatkan,33bahwa Ia adalah Dia Yang Diurapi (yaitu, Raja kita!), dan bahwa Ia adalah ilahi! Pengakuan seperti itu bukan semata-mata pernyataan tentang fakta; melainkan suatu komitmen kepada Tuhan! Kita menyerahkan hidup kita ke dalam tangan-Nya—dan menjanjikan diri kita untuk melakukan perintah-Nya! Simaklah bahwa Filipus tidak menginterogasi sida-sida itu mengenai kehidupan dan pemahamannya terhadap doktrin-doktrin besar dalam Alkitab. Satu-satunya pertanyaan yang kita diperbolehkan untuk tanyakan kepada siapa saja yang akan dibaptis adalah "Apakah engkau percaya dengan segenap hati bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah?"34Setiap orang yang dibaptis akan muncul dari dalam air dengan masih banyak salah pengertian dan dengan masih banyak yang harus dirubah dalam hidupnya. Bagaimanapun, ia punya waktu seumur hidup untuk mengoreksi pengertian dan tingkah lakunya —dengan pertolongan Allah dan saudara-saudara seiman (Matius 28:19, 20).
Perhatikan juga bahwa Filipus tidak memberitahu sida-sida itu bahwa mereka berdua harus "menunggu sampai hari Minggu depan."35Di era Perjanjian Baru, begitu orang berdosa mengetahui apa yang harus mereka lakukan, mereka lansung melaksanakannya—segera dan di situ juga. Begitu sida-sida itu telah meyakinkan Filipus bahwa ia siap untuk dibaptis, "Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu,36dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia" (8:38).
Sewaktu kita mempelajari Kisah 2:38, kita mencatat bahwa kata "baptis" merupakan transliterasi kata Yunani yang secara harfiah berarti "penyelaman." Bagaimanapun, Anda tidak perlu mengetahui bahasa Yunani untuk mengetahui bahwa baptisan adalah penyelaman. Yang harus Anda lakukan adalah menyimak bagaimana orang-orang dibaptiskan di era Perjanjian Baru.37Filipus dan sida-sida itu menuju ke air (8:36), mereka turun ke dalam air dimana penginjil itu membaptis pejabat tersebut (ay. 38), lalu mereka ke luar dari air (ay. 39).38Istilah-istilah itu selaras dengan praktik penyelaman; tetapi tidak selaras dengan praktik pencurahan atau pemercikkan. J.W. McGarvey menulis, Pelbagai alasan yang sama tepatnya yang sekarang menahan para penginjil yang mempraktikkan pemercikan untuk berada di luar air akan juga sudah menahan Filipus dan sida-sida itu dari air. Pada sisi lainnya, keperluan yang sama yang sekarang mendorong mereka yang mempraktikkan penyelaman untuk masuk ke dalam air mendorong juga Filipus dan sida-sida itu untuk melakukannya dengan tujuan yang sama; dan dari 123 kesimpulan ini pikiran yang terbuka tidak dapat menemukan jalan untuk menghindar.39
Sebagaimana yang pernah dikatakan seseorang, mencelupkan ujung tubuh yang satu dan memercikkan ujung tubuh yang satunya lagi tidaklah masuk akal!
Fakta sejarah yang tidak dapat dibantah adalah bahwa selama ratusan tahun gereja hanya mempraktikkan penyelaman sampai praktik itu dirubah oleh gereja yang murtad. Saya sudah pergi ke banyak tempat di Eropa dan saya telah melihat sisa-sisa kolam baptisan kuno, yang dirancang untuk menyelamkan lusinan jika tidak ratusan orang sekaligus, dan yang bertanggal sampai sejauh abad-abad permulaan gereja. Cara Filipus membaptis sida-sida adalah suatu keharusan, bukan pengecualian.
Setelah Filipus menyelamkan bendahara itu, "Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi" (ay. 39a). Ini dapat berarti Roh Kudus memindahkan Filipus dari satu tempat ke tempat lainnya melalui udara, namun mungkin juga itu berarti Roh itu memberi penginjil itu perintah untuk menginjil di tempat lain (ay. 26, 29, 40). Perginya Filipus dari kehidupan sida-sida itu, sama mendadaknya dengan kedatangannya!40
Penglihatan terakhir kita terhadap bendahara ini terdapat di akhir ayat 39: Ia "meneruskan perjalanannya dengan sukacita." Ia memang punya banyak hal untuk bersukacita: Ia telah belajar tentang Yesus! Seluruh hidupnya telah berubah! Ia telah diselamatkan dari dosa-dosanya yang lalu dan memiliki kehadiran Allah dalam hidupnya (2:38)! Ia telah ditambahkan Tuhan ke dalam gereja-Nya (2:41, 47)! Namanya sudah ditulis di Kitab Kehidupan Anak Domba (Wahyu 20:15)! Ia mempunyai harapan hidup kekal (Titus 1:2)! Sebagai seorang sida-sida, selama ini ia menjadi warga kelas dua dalam kerajaan Yahudi—namun sekarang tidak lagi! Ia adalah warga kelas satu dalam kerajaan Yesus.41
Penulis zaman dulu yang bernama Irenaeus berkata bahwa sida-sida itu pulang ke Etiopia dan menyebarkan kisah Kristus ke seluruh negeri itu. Kita tidak tahu persis apa yang pejabat itu perbuat ketika tiba di rumahnya, namun fakta bahwa Lukas memberitahu kita tentang kesukacitaan dia menunjukkan bahwa kita diharapkan mengerti bahwa apa yang benar bagi murid-murid yang lain akan benar juga bagi sida-sida itu. Tidak diragukan lagi ia juga, "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (8:4).
TFTWMS: Kis 8:40 - Kesimpulan KESIMPULAN (Kis 8:40)
Pasal ini berakhir dengan gambaran singkat tentang perjalanan penginjilan Filipus selanjutnya: "Tetapi ternyata Filipus ad...
KESIMPULAN (Kis 8:40)
Pasal ini berakhir dengan gambaran singkat tentang perjalanan penginjilan Filipus selanjutnya: "Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea" (ay. 40). Asdod adalah salah satu kota Palestina, 42beberapa kilometer sebelah utara Gaza. Filipus lalu bergerak ke pesisir, memberitakan injil. Beberapa kota yang pernah ia injili disebutkan di pasal 9. Lidia dan Yope (9:32, 36). Akhirnya, ia sampai di kota Kaisarea. Dalam pasal 10 kita akan kembali ke Kaisarea— dan kita akan bertemu lagi dengan Filipus di 21:8.
Pada akhirnya, marilah kita tinjau ulang secara singkat "contoh perubahan hidup" yang kita telah pelajari: Saya telah mengemukakan bahwa pelajaran ini mempunyai contoh penginjil (Filipus), contoh pendengar (sida-sida), contoh sarana perubahan hidup (injil), contoh pemberitaan (Yesus), dan contoh jawaban (ketaatan pada saat itu juga). Dengan mempertimbangkan contoh-contoh itu sebagai kesatuan, maka saya ingin menyatakan bahwa contoh itu merupakan kesederhanaan. Apa yang telah dilakukan dalam kasus perubahan hidup ini, atau mengapa hal itu dilakukan akan sulit untuk disalahpahami.
Sandingkanlah perubahan hidup Anda dengan perubahan hidup sida-sida itu dan perbandingkanlah. Apakah perubahan hidup Anda seperti perubahannya? Inilah pelbagai pertanyaan yang mungkin Anda ingin tanyakan.43Apakah aku cukup berumur untuk membuat komitmen pribadi pada waktu aku dibaptis—atau apakah waktu itu aku masih bayi? Apakah aku mengakui imanku kepada Yesus sebelum aku dibaptis—atau apakah aku mengakui hal lainnya? Apakah aku memahami komitmen yang aku buat saat itu—atau apakah aku hanya sekedar mengikuti ritual saja? Apakah aku diselamkan dalam air—atau apakah aku hanya dipercik dengan air? Jika Anda menemukan perubahan hidup Anda tidak seperti sida-sida itu, bersyukurlah kepada Allah karena Anda belum terlambat untuk memperbaiki masalah itu. Jangan berjudi dengan jiwa Anda! Jika hidup Anda perlu dirubah sebagaimana sida-sida itu, lakukanlah sekarang juga!
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) NYALA API YANG MENJALAR (Kis 8:1-40)
Kisah pasal 7 berakhir dengan perajaman Stefanus. Bagi Stefanus, kematiannya itu membuahkan mahkota yang termasy...
NYALA API YANG MENJALAR (Kis 8:1-40)
Kisah pasal 7 berakhir dengan perajaman Stefanus. Bagi Stefanus, kematiannya itu membuahkan mahkota yang termasyhur. Namun bagi Mahkamah Agama, membuahkan kutukan yang harus ditanggung. 1Bagi Saulus, hal itu membuat hati nuraninya tertusuk. Sedangkan bagi gereja, hal itu pada akhirnya menghasilkan penggenapan tugas.
Yesus memberi tantangan kepada para rasul untuk "pergi ke seluruh dunia" dan "menjadikan semua bangsa murid" (Markus 16:15; Matius 28:19; huruf miring oleh saya). "Kamu akan menjadi saksi-Ku," Kata-Nya "di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (1:8). Yesus tidak mau gereja menjadi lembaga keagamaan untuk satu kota saja. Bagaimanapun, beberapa tahun telah berlalu sewaktu kita tiba di akhir pasal 7, 2dan pada dasarnya gereja hanya terdapat di Yerusalem saja.3
Mengapakah para rasul tidak bergerak ke tahap kedua program Yesus? Apakah mereka tidak memahami instruksi-Nya? Apakah mereka berpikir masih begitu banyak pekerjaan tertunda yang harus diselesaikan di Yerusalem sebelum mereka mengembangkan gereja ke daerah-daerah lainnya? (Saya membayangkan Petrus berkata kepada isterinya sewaktu ia merebahkan kepalanya di atas bantal sambil mengeluh: "Terus-menerus mencoba mengurusi gereja di Yerusalem ini membuat aku lelah! Dapatkah kau bayangkan seperti apakah jadinya apabila gereja mencakup seluruh dunia?") Apapun alasannya, rencana Yesus untuk menyebarkan injil ke seluruh dunia jadi terhenti.
Pada titik itu Allah turun tangan dan, secara tidak langsung, berkata, "Inilah waktunya—waktu bagi kabar baik pergi ke luar Yerusalem." "Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria" (8:1). Di sini kita harus tidak tergesa-gesa. Penganiayaan itu bukanlah rancangan Allah; Iblis adalah dalangnya, dengan menggunakan kefanatikan Saulus sebagai alatnya—namun Allah memakainya. Sewaktu saya masih kecil, bangsa Amerika menjadi bagian dari perjuangan internasional yang dikenal sebagi Perang Dunia II. Tidak seorang pun akan mengatakan bahwa Allah bertanggung jawab atas konflik yang mengerikan itu yang meminta korban ribuan nyawa, tetapi Allah memakai perang itu untuk membangunkan semangat penginjilan dalam gereja Tuhan di Amerika. Para tentara Kristen yang pulang ke rumah memberitahukan bahwa banyak tempat yang sangat jauh membutuhkan Injil. Banyak dari mereka mempersiapkan diri dan kembali lagi ke tempat dimana mereka pernah berperang, untuk membawa injil Kristus yang menyembuhkan. Begitu juga halnya, Allah memakai penganiayaan yang timbul pada waktu Stefanus mati. Iblis memulai penganiayaan itu untuk menghancurkan gereja; namun Allah memakainya untuk menyebarkan gereja.
Banyak analogi diketengahkan untuk memahami apa yang terjadi dalam bagian pertama dari Kisah 8 ini. Yang satu menggambarkan gereja di Yerusalem sebagai sedang dikekang. Namun perbuatan Saulus yang menghancurkan gereja telah mematahkan kekang tersebut, dan gereja akhirnya menjalar ke segala arah. Yang lainnya lagi menggambarkan penganiayaan Saulus ke atas gereja sama seperti apa yang angin perbuat terhadap benih: angin menyebarkan4benih itu dan menghasilkan panenan yang lebih besar. Mungkin, analogi yang paling baik adalah yang menggambarkan usaha untuk memadamkan kobaran api pelumas atau minyak. Menyemprotkan air ke atas kobaran api itu tidak akan memadamkannya; sebaliknya, api itu malah menjalar kemana-mana. Dalam pasal 8, sewaktu Saulus menganiaya gereja, nyala api ajaran Kristen mulai menjalar!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 8:1-40)
Di zaman kini, beberapa jemaat menderita mentalitas "penembak bayaran": Dalam zaman Old West di Amerika, kota-kota ...
KESIMPULAN (KIS 8:1-40)
Di zaman kini, beberapa jemaat menderita mentalitas "penembak bayaran": Dalam zaman Old West di Amerika, kota-kota yang tidak tahan menghadapi "bajingan-bajingan," akan menyewa seorang jago tembak untuk datang dan mengamankan kota itu. Begitu juga halnya, beberapa jemaat menduga cara untuk membuat gereja bertumbuh adalah dengan menyewa cukup "senjata" (yaitu, pekerja-pekerja penuh waktu yang dibayar). "Jika saja kita dapat menyewa orang yang tepat," pikir mereka, "semua persoalan kita akan teratasi."50Gereja mula-mula tidak bersikap seperti itu. Lukas jelas mengatakan bahwa "pekerja penuh waktu" (para rasul)51tidak termasuk di antara mereka yang tersebar, dan yang "pergi kemana-mana memberitakan injil"52adalah para anggota "biasa" yang luar biasa. Anak-anak laki-laki, anak-anak perempuan, kaum laki-laki, kaum perempuan—semua orang yang menjadi orang Kristen membagi injil dengan orang lain! Di dalam Kitab Kisah Anda tidak akan menemukan pernyataan yang lebih baik mengenai "rahasia pertumbuhan gereja"!
Saya merindukan hari dimana setiap orang Kristen— di Amerika dan di seberang lautan—sangat dipenuhi oleh Tuhan sehingga ia mau membagi injil kepada semua orang yang ia temui! Sekali lagi, nyala injil akan menjalar cepat ke seluruh dunia!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Beberapa orang mengatakan bahwa khotbah Stefanus merupakan "Kesempatan Terakhir Bangsa Yahudi." Pernyataan ini agak berl...
Catatan Akhir:
- 1 Beberapa orang mengatakan bahwa khotbah Stefanus merupakan "Kesempatan Terakhir Bangsa Yahudi." Pernyataan ini agak berlebihan. Paulus dan yang lainnya, kemana saja mereka pergi, terus berusaha untuk menggapai bangsa Yahudi (simaklah bagaimana akhir kitab Kisah di 28:16-31). Bagaimanapun, ini mungkin merupakan usaha besar terakhir dari Allah untuk menggapai Yerusalem (simaklah Matius 23:37, 38). Sekitar tiga puluh tahun kemudian, bala tentara Vespa dan Titus menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah, lebih dari satu juta orang terbunuh.
- 2 Beberapa kronologi memiliki perbedaan antara tiga atau empat tahun hingga tujuh atau delapan tahun.
- 3 Ada spekulasi mengenai orang-orang yang menjadi orang Kristen pada hari Pentakosta, apakah ada atau tidak dari antara mereka yang kembali ke kampung halamannya. Juga, karena "orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem" membawa orang-orang yang sakit untuk disembuhkan (Kisah 5:16), beberapa orang menduga apakah sudah ada gereja-gereja didirikan di daerah-daerah sekitar Yerusalem. Bagaimanapun, secara umum kita dapat katakan bahwa para rasul belum menjadi saksi di luar Yerusalem sebagaimana yang diminta Yesus.
- 4 Kata Yunani yang diterjemahkan "tersebar" di 8:1, 4, digunakan oleh orang Yunani untuk mengacukan benih yang berserakkan. 5Seorang "tukang pukul" adalah seorang pembunuh bayaran. Sudah tentu tidak ada indikasi Saulus dibayar untuk menganiaya umat Kristen. Ia melakukan itu karena mengira ia patut melakukannya (lihat pelajaran pada edisi selanjutnya mengenai perubahan hidup Saulus).
- 6 Ketika Saulus belakangan pergi ke Damaskus untuk menangkapi umat Kristen, ia mempunyai "teman-temannya seperjalanan," yang tampaknya untuk membantu dia (9:7).
- 7 Apakah ini berarti ketika pecah penganiayaan, orang-orang kristen itu melarikan diri ke daerah sekitar yang aman -atau apakah ini berarti Saulus dan para pembantunya menggiring mereka ke luar kota? Kemungkinan kedua-duanya itu bisa terjadi.
- 8 "Kata untuk `semua’ (pantes) sering digunakan untuk menggambarkan perbuatan secara umum tetapi tidak menyeluruh" (J.W. Roberts, Acts of Apostles, Part 1 [Austin, Tx.: R. B. Sweet Co.: 1967], 59).
- 9 Banyak penafsir yang mengira penganiayaan itu pada pokoknya ditujukan kepada orang-orang Yahudi Helenistik yang Kristen-seperti Stefanus. Dengan demikian para rasul (dan orang-orang Yahudi pribumi yang Kristen) tidak diganggu oleh Saulus dan kawan-kawannya. Mereka yang menganut pendapat ini mencatat bahwa beberapa orang Kristen tetap menetap di Yerusalem (8:2; 9:26; 11:2, 22), dengan dugaan bahwa mereka itu adalah orang-orang Yahudi pribumi yang Kristen. Di sisi lainnya, adalah tidak mungkin untuk mengusir setiap orang Kristen dari kota itu, dan beberapa orang mungkin telah menyelinap balik ke Yerusalem setelah Saulus menjadi orang Kristen. Selain itu, Barnabas adalah salah seorang dari mereka yang belakangan berada di Yerusalem (11:22), dan Barnabas berasal dari Siprus (jadi, kemungkinan ia adalah seorang Helenis) (4:36). Sepertinya lebih baik untuk menganggap kata "semua" di 8:1 sebagai "sebagian besar umat Kristen di Yerusalem" daripada "sebagian besar umat Helenistik Kristen di Yerusalem."
- 10 "Orang saleh" dapat mengacu baik kepada orang Kristen maupun non-Kristen (Lukas 2:25; Kisah 2:5; 22:12). Saya menduga bahwa kebanyakan, jika tidak semuanya, adalah orang-orang Kristen, sebab adalah lebih mungkin orang Kristen yang menguburkan saudara Stefanus daripada orang non-Kristen yang menguburkan dia, khususnya oleh karena adanya bahaya yang ikut terlibat di dalamnya.
- 11 Hukum ini kemungkinan merupakan pembatasan yang dikenakan ke atas Harun sewaktu anak-anak laki-lakinya mati (Imamat 10:6; lihat juga Yeremia 22:19).
- 12 Ini adalah untuk pertama kalinya kita melihat kaum wanita anggota gereja menjadi sasaran penganiayaan.
- 13 Ini dapat berarti bahwa ia berusaha menekan mereka agar mengakui Yesus sebagai Tuhan, yang mana hal itu akan menjadi suatu penghujatan di hadapan dia pada saat itu dan merupakan suatu kejahatan yang layak dihukum mati-atau hal itu dapat berarti bahwa ia berusaha menekan mereka agar menyangkali Yesus, yang mana hal itu akan menjadi suatu penghujatan di hadapan dia pada saat ia membuat pernyataan di Kisah 26. Kemungkinan yang kedualah yang dimaksud.
- 14 Gagasan ini disadur dari Rick Atchley, "Victory in Tragedy," khotbah yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ pada 21 April 1985.
- 15 Lihat "Orang Samaria" dalam Daftar Kata.
- 16 Lihat peta "Perjalanan Filipus dan Petrus."
- 17 Secara teologi, orang Samaria tidak jauh berbeda dari orang Yahudi (khususnya kelompok Saduki), namun penerimaan mereka terhadap Simon Si Penyihir memperlihatkan bahwa, praktisnya, mereka juga tidak jauh berbeda dengan nenek moyang mereka yang kafir.
- 18 Dengan kata lain, ia telah mentaati pengajaran dari Roh (yang diberikan melalui para rasul) sehingga hidupnya berada di bawah kendali Roh. Dengan demikian kehidupannya telah membuahkan "buah-buah Roh" (Galatia 5:22, 23).
- 19 Yerusalem terletak di tempat paling tinggi di dalam negeri itu. Oleh sebab itu ke arah mana saja orang pergi meninggalkan Yerusalem akan dikatakan jalan "menurun" (simaklah ayat 15).
- 20 Sebaste adalah nama Yunani untuk "Augustus." Kota itu diganti namanya untuk menghormati kaisar.
- 21 NIV menulis, "a city in Samaria (sebuah kota di Samaria)." Satu kemungkinan yang disarankan adalah Gitta, kampung halaman tradisi Simon si penyihir.
- 22 Lihat komentar pada 6:6 dan 8:18.
- 23 Tentang tujuan mujizat, lihat Markus 16:20; Ibrani 2:3, 4. Simaklah Filipus pertama kali mengadakan mujizat, setelah itu ia berkhotbah. Di zaman kini, apa yang disebut "pelayanan kesembuhan," yang pertama kali dilakukan adalah berkhotbah untuk mengaduk-aduk emosi orang banyak, mempersiapkan hati mereka untuk menerima "mujizat-mujizat" yang akan muncul.
- 24 Lihat artikel tambahan tentang "Demon: Mahluk Jahat Supernatural."
- 25 Simaklah bahwa Dr. Lukas membuat perbedaan antara kerasukan setan dengan sakit jasmani.
- 26 Kata Yunani untuk "melakukan sihir" (madeuon) berkaitan dengan kata Yunani "magi" (Matius 2:1). Oleh sebab itu Simon sering diacu sebagai "Simon Magus."
- 27 P.T. Barnum, dari Barnum & Bailey Circus yang termasyhur, adalah salah seorang pemain pertunjukkan terbesar yang pernah hidup.
- 28 Beragam perbedaan dapat ditarik antara Simon si penyihir dan pelbagai mujizat Filipus. Salah satunya adalah adanya sifat kepraktisan dari apa yang Filipus perbuat: Ia menyembuhkan orang-orang dan membuat mereka bahagia. Tetapi Simon membodohi mereka dan membuat mereka ketakutan. Untuk perbedaan lainnya, lihatlah pelajaran "Perubahan Hidup Seorang Penyihir."
- 29 Rasa takjub Simon terhadap mujizat yang diadakan oleh Filipus merupakan kesaksian kuat atas keotentikannya. Jika Filipus memakai tipu-muslihat untuk membohongi penduduk (sebagaimana dikatakan oleh beberapa pengkritik), Simon dengan segeranya pasti akan sudah dapat mengetahui pelbagai tipuan tersebut.
- 30 Ada sentuhan ironis dalam fakta ini yaitu bahwa Yohanes adalah salah seorang yang pernah diutus. Dalam perjalanan ke Samaria sebelumnya, ia berkeinginan untuk menurunkan api dari langit ke atas orang Samaria itu (Lukas 9:52-54).
- 31 Ada yang menyarankan bahwa Allah dengan sengaja menahan "karunia Roh" non-mujizatiah ini terhadap orang Samaria supaya Petrus dan Yohanes mengadakan perjalanan khusus ke Samaria untuk mengadakan suatu "perayaan" pemberian karunia Roh "takaran biasa" ke atas orang-orang Samaria itu- untuk memperlihatkan bahwa mereka juga memiliki restu Allah. Saya setuju bahwa Petrus dan Yohanes ingin memperlihatkan bahwa orang Samaria itu direstui Allah, namun (1) adalah tidak terbayangkan bahwa Allah mau menahan berkat yang sangat penting itu ke atas orang yang telah dibaptis. "Jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus" (Roma 8:9). Apakah orang Samaria itu bukan milik Kristus sampai Petrus dan Yohanes tiba? (2) Oleh karena tidak ada tanda-tanda lahiriah yang menyertai ketika orang menerima "karunia biasa" Roh, maka yang dilihat orang hanyalah bahwa Petrus dan Yohanes menumpangkan tangan mereka ke atas orang-orang itu. Bagaimanakah hal ini dapat memperlihatkan kepada orang Samaria maupun Yahudi bahwa Allah telah menerima orang Samaria? Melimpahkan kemampuan untuk mengadakan mujizat (yang dapat dilihat) adalah sesuai dengan kenyataan itu; sedangkan melimpahkan Roh yang menetap tidaklah sesuai dengan kenyataan itu.
- 32 Fakta bahwa Filipus tidak dapat melimpahkan kemampuan untuk mengadakan mujizat ditekankan lebih lanjut oleh fakta bahwa Simon tidak berusaha membeli dari Filipus, melainkan dari rasul-rasul itu, kemampuan untuk menumpangkan tangannya ke atas orang-orang. "Adalah tidak dapat dipercaya bahwa jika Filipus dapat melimpahkan karunia seperti itu, Simon tidak berusaha untuk membeli dari dia, daripada berusaha membelinya dari rasul-rasul itu" (Coffman, 164).
- 33 Saya percaya ini merupakan sebuah argumen yang kuat, dan saya tidak ragu-ragu untuk mengetengahkannya. Pada saat yang sama, saya sadar bahwa pertanyaan apakah karunia bermujizat masih ada atau sudah berakhir tidak bergantung pada pembuktian saya bahwa karunia bermujizat itu diberikan hanya melalui penumpangan tangan para rasul. Ada banyak argumen kuat yang membuktikan bahwa karunia bermujizat telah berakhir.
- 34 Memberitakan injil kepada orang Samaria tidak akan menimbulkan kehebohan sebagaimana yang terjadi belakangan kepada orang Kafir [11:1, 2]. Kemungkinan unsur lain di sini adalah penerimaan Yesus terhadap orang Samaria (Yohanes 4:1-42), bersama dengan fakta bahwa orang Samaria percaya kepada dan melaksanakan sunat.
- 35 Oleh karena ayat 15 mengatakan Petrus dan Yohanes "berdoa supaya orang Samaria itu beroleh Roh Kudus," beberapa orang telah menyarankan bahwa doa adalah satu cara alternatif bagi para rasul untuk memberikan pelbagai karunia khusus. Masalahnya bukanlah tentang salah satu dari dua. Sebelum para rasul menumpangkan tangan ke atas tujuh orang itu, mereka berdoa dahulu (6:6). Adalah kebiasaan para rasul untuk berdoa pada setiap kesempatan (1:14, 24; 4:24). Bagaimanapun, teksnya itu jelas bahwa karunia itu diberikan melalui penumpangan tangan (8:18).
- 36 Usaha Simon untuk membeli karunia Allah dengan uang telah mencetuskan perkataan "simony" dalam bahasa Inggris. "Simony" (dosa yang umum dilakukan pada Abad Pertengahan) mengacu kepada pembelian dan penjualan jabatan-jabatan atau hak-hak istimewa gereja.
- 37 Perkataan Petrus itu lebih kuat daripada terjemahan bahasa Inggris/Indonesia. Secara harfiah ia berkata, "semoga perakmu [lenyap] bersama denganmu ke dalan kebinasaan [kekal]!" Ini tidak berarti secara otomatis Petrus membuang Simon ke neraka; dalam ayat 22 Petrus mengakui adanya kemungkinan Simon dapat diampuni.
- 38 Dalam kasus ini "karunia Allah" tidak mengacu kepada karunia untuk mengadakan mujizat, tetapi karunia untuk melimpahkan kemampuan tersebut (sebuah karunia yang diberikan kepada para rasul sewaktu mereka dibaptis dengan Roh Kudus).
- 39 Istilah "masalah ini" bermakna ganda. NIV menulis "this ministry (pelayanan ini)" (yaitu, masalah penumpangan tangan ke atas manusia). Tampaknya lebih memungkinkan bahwa Petrus mengacu kepada masalah keselamatan, "yaitu, berkat injil" (I. Howard Marshall, The Acts of the Apostles, The Tyndale New Testament Commentaries, gen. ed. R.V.G. Tasker [Grand Rapids Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1980], 159). "Kalaupun hatinya lurus di hadapan Allah, ia tetap saja tidak akan punya bagian dalam pemberian Roh Kudus itu" (J.W. McGarvey, New Commentary on Acts of Apostles , vol. 1 [Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.], 147).
- 40 Secara harfiah ini berarti "Hatimu tidak lurus," yaitu, hatinya "brengsek." 41Kata-kata Petrus yang kuat menekankan satu kebenaran penting: Ada waktu dan tempat tersendiri untuk "bersikap keras" terhadap orang-orang berdosa -khususnya jika seorang berdosa meluncur deras langsung ke neraka tanpa ia sadari!
- 42 Yang kemungkinan yang terbayang dibenak Petrus ketika ia belakangan menulis 2 Petrus 2:20-22 adalah Simon ini.
- 43 "Melatih tubuh" adalah suatu ungkapan untuk pendisiplinan diri. Paulus tidak menyalahgunakan tubuhnya (1Korintus 6:19; 3:16, 17).
- 44 Jika cocok, Anda mungkin berkeinginan untuk meluangkan sedikit waktu dalam hal perlunya seorang Kristen yang bersalah dipulihkan kepada Tuhan dan gereja-Nya ketika ia sesat (Galatia 6:1; Yakobus 5:19, 20).
- 45 Sebagaimana dicatat sebelumnya, menurut tradisi belakangan yang tidak terilham, Simon tidak bertobat lalu menjadi musuh Petrus yang sengit dan juga menjadi sumber banyak doktrin yang salah. Saya sehaluan dengan mereka yang percaya bahwa nama Simon dipakai oleh guru-guru palsu, sebagaimana juga nama Nikolaus (lihat catatan pada 6:5). Sudah tentu, bertobat atau tidak bertobatnya Simon tidak mempengaruhi pertanyaan apakah ia pernah benar-benar menjadi Kristen lalu jatuh, atau apakah ia sudah bisa bertobat dan kembali kepada Allah.
- 46 "Bersaksi" adalah bentuk kata kerja dari kata yang diterjemahkan "saksi" di Kisah 1.
- 47 Lihat peta "Perjalanan Filipus dan Petrus." Sudah tentu, perempuan yang Yesus temui di sumur Yakub punya kesempatan untuk mempelajari apa yang Yesus maksudkan dengan "air hidup" (Yohanes 4:10-15)!
- 48 Meskipun kita sudah baca tentang mualaf dalam gereja (6:5), namun kita tidak mempunyai kisah perubahan hidup seorang mualaf secara terperinci. Hal ini akan dibahas pada pelajaran akhir di edisi ini.
- 49 Menurut tradisi yang tidak terilham, sida-sida itu menyebarkan injil ke Etiopia. Bahkan jika kita tidak mempunyai tradisi ini, Lukas mengharapkan kita untuk mengerti bahwa sida-sida itu melakukan apa yang orang-orang Kristen lainnya telah lakukan (8:4).
- 50 Membayar seorang penginjil adalah alkitabiah (1Korintus 9) supaya ia dapat bekerja penuh waktu, namun kita tidak boleh membayar penginjil untuk mengerjakan pekerjaan kita.
- 51 Setiap indikasi menunjukkan bahwa para rasul itu mencurahkan seluruh waktunya untuk pekerjaan mereka dan gereja membiayai mereka serta keluarga mereka (3:6; 6:4; 1Korintus 9:1-6).
- 52 Kata yang diterjemahkan "memberitakan" tidaklah terbatas kepada pemberitaan secara umum. Menurut 1Timotius 2 dan 1Korintus 14, kaum wanita melakukan hal itu dalam tatacara yang tidak di muka umum. Lihat Kisah 18:26 untuk contoh apa yang kaum wanita Kristen lakukan.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PERUBAHAN HIDUP SEORANG PENYIHIR (Kis 8:5-24)
Apakah yang terpikir oleh Anda bilamana mendengar kata "pesulap"? Kelinci keluar dari topi? ...
PERUBAHAN HIDUP SEORANG PENYIHIR (Kis 8:5-24)
Apakah yang terpikir oleh Anda bilamana mendengar kata "pesulap"? Kelinci keluar dari topi? Menggergaji seorang wanita menjadi dua bagian? Benda-benda secara misterius muncul dan lenyap? Jika Anda pernah melihat pertunjukkan seorang ahli sulap, Anda akan mendapat banyak kejutan dan kadang-kadang dibodohi. Pelajaran ini adalah tentang seorang pesulap atau penyihir yang menerima banyak kejutan.
Judul pelajaran kita adalah "Perubahan Hidup Seorang Penyihir." Makna kata "konversi (perubahan hidup)" adalah "berubah." Menjadi seorang Kristen merupakan perubahan terbesar yang dapat terjadi dalam kehidupan seseorang. Namun begitu, beberapa perubahan lainnya bahkan sering dibutuhkan setelah itu (Lukas 22:32). Sebagaimana yang akan kita lihat dalam pelajaran kita, penyihir ini memiliki persoalan "perubahan hidup" lebih dari satu kali.
Selama bertahun-tahun, telah muncul banyak tradisi tak terilham tentang orang ini, namun kita hanya tertarik terutama pada apa yang Alkitab harus katakan tentang dia. Pelajaran kita akan terbagi ke dalam empat bagian.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 8:5-24)
Apakah yang telah terjadi ke atas Simon? Saya tidak tahu. Dalam abad-abad belakangan banyak tulisan dibuat tentang dirinya, t...
KESIMPULAN (KIS 8:5-24)
Apakah yang telah terjadi ke atas Simon? Saya tidak tahu. Dalam abad-abad belakangan banyak tulisan dibuat tentang dirinya, tetapi adalah mustahil untuk memisahkan fakta dari fiksi. Semua yang kita ketahui tentang dirinya terdapat di Kisah 8. Secara pribadi, saya suka berpikir bahwa ayat 24 memperlihatkan perubahan sikap Simon yang murni dan ia memutuskan untuk memakai talentanya untuk, bukan menentang, Tuhan. Apapun nasib akhir dirinya, ia telah mempunyai kesempatan—sebab ia bertemu dengan Tuhan melalui pemberitaan Filipus, dan ia mentaati petunjuk yang benar itu.
Beberapa waktu yang lalu saya membaca kisah tentang seorang pesulap moderen yang, seperti Simon, harus mengambil keputusan tentang Yesus. Orang itu adalah Andre Kole, salah seorang ilusionis terhebat di zaman kita ini. Andre Kole telah menjadi pesulap profesional selama kurang lebih lima belas tahun. Ia sangat sukses dalam karirnya, namun ada sesuatu yang hilang. Ia berkata, "Aku masih sadar ada sesuatu yang hilang dalam hidupku.
Bermalam-malam dalam kamar ganti di belakang panggung aku berpikir, `Di sini aku telah memperoleh segala hal yang kuinginkan dalam hidupku, namun tetap saja ada kehampaan dalam hidupku.’" Ketika dua sahabat karibnya dalam bisnis hiburan itu bunuh diri, ia mulai menanyakan pelbagai pertanyaan yang mendasar seperti "Mengapa aku ada di sini? Kemanakah aku akan pergi?
Apakah tujuan hidupku?"6Akhirnya ia ditantang untuk menyelidiki pelbagai mujizat Kristus dari sudut pandang seorang pesulap. Lalu ia menulis sebagai berikut:
Menjadi pesulap dengan latar belakang filsafat dan sarjana psikologi dari Universitas Arizona, membuat aku menjadi orang yang skeptis. Aku telah cukup membaca Alkitab untuk mengetahui bahwa Yesus mengaku sebagai Allah. Jika Ia memang bukan seorang pembohong, dan gila, maka Ia memang harus menjadi apa yang Ia katakan— Tuhan dan Allah. Jadi aku mulai mengkaji mujizat-mujizat Kristus dari sudut pandang seorang pesulap. Lihatlah, aku tahu betapa mudahnya seorang profesor saintis, pakar teologi, atau siapa saja dibodohi oleh seorang pesulap yang pandai. Mereka tidak memahami semua psikologi dan cara-cara yang kami gunakan untuk membodohi penonton. Terus terang, aku tidak merasa mereka itu memenuhi syarat untuk meneliti pelbagai mujizat Kristus. Pada sisi lainnya, aku bangga atas prestasiku dan kemampunku yang telah terbukti sebagai seorang pesulap. Aku tidak pernah dibodohi oleh para pesulap lainnya. Oleh sebab itu aku tidak punya niat untuk diremehkan oleh penipu abad pertama, jika Yesus benar seorang penipu.
Setelah berbulan-bulan menyelidiki bukti-bukti mengenai kebangkitan Yesus Kristus dan pelbagai mujizat lainnya, aku lalu datang ke tempat dimana aku melenyapkan setiap kemungkinan adanya penggunaan beragam bentuk pengalih perhatian, ketidak sadaran, atau alat-alat penipuan lainnya. Setelah itu aku tidak dapat lagi mempertanyakan pelbagai pernyataan yang Yesus Kristus buat.7
Pesulap ini mengkaji lebih lanjut mengenai apa yang Yesus dan para rasul-Nya ajarkan. Lalu, sebagaimana ia katakan, ia "membuat percobaan saintifik atas apa yang mereka katakan untuk diuji." Ia menyimpulkan kesaksiannya itu dengan mengatakan, "Ini merupakan keputusan terbesar yang siapa saja dapat buat. Sebagaimana pernah dikatakan kepadaku oleh seorang kawanku, ‘Andre, dalam kamu menjalani hidup ini, jika kamu kehilangan Kristus maka kamu telah kehilangan segala-galanya,’"8
Dalam pelajaran ini saya lebih banyak bicara tentang tukang sulap, namun apa yang dikatakan bagi tukang sulap itu adalah benar juga bagi Anda. Anda dapat menipu diri Anda sendiri serapih tukang sulap mana saja yang pernah membodohi seorang penonton, jika Anda meyakinkan diri sendiri bahwa Anda dapat diselamatkan oleh cara hidup Anda yang baik tanpa Yesus; Anda tidak akan berhasil (Roma 3:23; 6:23)! Jika Anda belum dibaptis (diselamkan dalam air) sebagai ungkapan iman Anda kepada Kristus, Anda perlu melakukannya sekaligus.
PERUBAHAN HIDUP SEORANG PENYIHIR - KISAH 8:5-24c PENDOSA YANG TERASING
Simon, si penyihir Ingatlah "Kuasa Allah yang Besar"! DIRUBAH "Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus ...."
ANAK YANG BERSALAH
Berusaha untuk membeli karunia penumpangan tangan ke atas orang lain DIPULIHKAN Petrus berkata, "bertobatlah dan berdoalah supaya ...." Jawab Simon: "berdoa ... untuk aku!" Jika Anda telah jatuh, sebagaimana halnya Simon, beranilah untuk kembali melalui pertobatan, pengakuan dosa , dan doa. Anda akan mendapatkan bahwa tiap-tiap hari itu memiliki kualitas "magisnya!"
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Khotbah ini saya sajikan dengan menggunakan papan pelanel untuk meringkas empat hal utama di akhir pelajaran ini. Tampilannya seperti gambar di atas. Ilustrasi ini dapat dikembangkan dan digunakan di atas papan tulis atau proyektor filem.
Iklan niaga yang terkenal menampilkan sehelai pakaian yang baru saja dicuci (dengan deterjen produk saingannya). Pakaian itu kelihatan bersih dan putih sampai sehelai pakaian yang benar-benar bersih diletakkan di sampingnya. Akibatnya, pakaian yang pertama terlihat kusam dan kotor. Begitu juga halnya, ketika mujizat sungguhan diletakkan berdampingan dengan tipu muslihat Simon, dengan segera orang akan melihat perbedaannya dan berpaling kepada Allah. Ilustrasi ini dapat digunakan sebagai alat bantu peraga jika Anda dapat memperoleh sehelai pakaian yang agak putih dan yang sehelai lagi yang benar-benar putih.
Anda juga mungkin ingin menekankan adanya dua buah "hukum pengampunan." Pada bagian atas papan tulis Anda, tulislah pada sebelah kirinya, "Pendosa Yang Terasing" dan di sebelah kanannya "Orang Kristen Yang Bersalah." Di bawah judul-judul tersebut, tulislah apa yang masing-masing perlu lakukan agar diampuni. Ingatlah bahwa pendosa yang terasing tidak pernah diperintahkan untuk berdoa, dan orang Kristen tidak pernah diperintahkan untuk dibaptis.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Ia dalam bahaya berada "dalam empedu yang pahit" (yang dipakai adalah kata kerja masa depan).
2 Gall itu sendiri (sep...
Catatan Akhir:
- 1 Ia dalam bahaya berada "dalam empedu yang pahit" (yang dipakai adalah kata kerja masa depan).
- 2 Gall itu sendiri (seperti dalam "gallbladder"[kantung empedu]) merupakan cairan yang pahit. Jadi secara harfiah ungkapan itu berarti "dalam kepahitannya kepahitan," yang dalam bahasa Ibrani diartikan "dalam kepahitan yang sangat besar."
- 3 Kepercayaan mencakup kesediaan untuk mengakui apa yang ia percayai (lihat catatan pada 8:37).
- 4 Banya orang dalam dunia denominasi tidak memahami kedua hukum itu dan memberitahu pendosa yang terasing untuk berdoa bagi pengampunan.
- 5 Lihat "Pertobatan" dalam Daftar Kata dalam buku "Kisah Para Rasul, Bagian 1."
- 6 Andre Kole, "From Fantasy to Reality," Signs of the Times (February 1971):32.
- 7 Ibid.
- 8 Ibid.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) SEBUAH CONTOH PERUBAHAN HIDUP (Kis 8:26-40)
Sejak hari-hari pertama penginjilan saya, contoh perubahan hidup favorit saya adalah sida-sida Etiopia. ...
SEBUAH CONTOH PERUBAHAN HIDUP (Kis 8:26-40)
Sejak hari-hari pertama penginjilan saya, contoh perubahan hidup favorit saya adalah sida-sida Etiopia. Dalam rincian tertentu, beberapa contoh lainnya mungkin lebih jelas (seperti tujuan baptisan dalam Kisah 2); namun untuk menggambarkan perubahan hidup yang indah secara keseluruhan dengan cara sederhana, Kisah 8:26-40 akan sulit untuk dibuat lebih baik lagi. Penginjil besar Marshall Keeble menyebutnya "sebuah contoh perubahan hidup." J.W. Roberts menyebutnya, "sebuah pola untuk segala zaman dalam ciri-cirinya yang penting."1Dalam kita mempelajari "contoh perubahan hidup," ini, kita masing-masing perlu membandingkannya dengan peru-bahan hidup kita sendiri.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) CATATAN ALAT BANTU PERAGA(KIS 8:26-40)
Gospel Services mempunyai slide pelajaran berjudul "Perubahan Hidup Seorang Bendahara." Hubungi Gosp...
CATATAN ALAT BANTU PERAGA(KIS 8:26-40)
Gospel Services mempunyai slide pelajaran berjudul "Perubahan Hidup Seorang Bendahara." Hubungi Gospel Services untuk keterangan terperinci: P.O. Box 262302, Houston, TX 77207 (1-800-231-9641).
Beberapa tahun yang lalu, sewaktu saya masih "penginjil hijau," saya membaca sebuah pelajaran oleh Marshal Keeble tentang perubahan hidup sida-sida. Pelajaran itu saya sadur dan sering saya gunakan di awal-awal penginjilan saya.
Saya mulai dengan kalimat "Sudah beribadah—tetapi salah!" lalu menuju ke "Filipus—sang penginjil," lalu terus melingkari jalan, membahas setiap pokok secara berganti-an. Pendekatan ini sederhana namun efektif. Bagan ini dapat disadur ke pokok utama "Sebuah Contoh Perubahan Hidup."
CATATAN KHOTBAH
Saya mempunyai khotbah tertulis tentang perubahan hidup sida-sida, yang berjudul "Hari Seorang Bendahara Berjumpa Tuhan" dalam Preacher’s Periodical (kini Truth for Today), Juli 1987. Kisahnya diceritakan dari sudut pandang sida-sida itu, yang tidak menyadari adanya unsur penyediaan Allah dalam perubahan hidupnya.
Rick Atchley pernah mengkhotbahkan pelajaran tentang perubahan hidup ini, judulnya "Jalan Menuju Keselamatan." Pembukaannya, "Pernahkah Anda Mengadakan Perjalanan Yang Merubah Hidup Anda?" dan belakangan menyatakan, "Sida-sida itu beranggapan ia berada di jalan yang menuju Etiopia, namun sesungguhnya, ia berada di jalan yang menuju keselamatan." Pelajaran itu memiliki empat gagasan pokok : Pembicara, Pencarian, Kitab Suci, Juruselamat.
Sewaktu mempelajari bagian kitab Kisah ini, Anda mungkin ingin mengkhotbahkan pelajaran tambahan tentang "Ikrar Yang Benar." Pelajaran dengan judul ini oleh Paul Rogers muncul pada edisi Preacher’s Periodical (kini Truth for Today) Mei 1985. Beberapa tahun yang lalu saya mulai mengumpulkan pelbagai topik pelajaran dari surat kabar, untuk mebedakannya dengan Filipus yang hanya "memberitakan Kristus." Satu contoh adalah "Hak Pekerja sebagai Kelompok Minoritas di Kota Oklahoma." Anda mungkin mau memulainya sendiri.
Beberapa tahun yang lalu, T.S. Burnett menulis sebuah buku berjudul Doctrinal Poetry , penuh dengan puisi yang menyindir agama. Sebuah lelucon yang berkaitan dengan perubahan hidup sida-sida disebut "Air Khusus." Anda dapat memeriksanya di perpustakaan Universitas Kristen terdekat kalau-kalau mereka mempunyai salinan buku Restoration History ini.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 J.W. Roberts, Acts of Apostles, Part 1 (Austin, Tex.: R.B. Sweet Co., 1967), 63.
2 Dalam ayat 26 seorang malaikat Tuhan bicara ...
Catatan Akhir:
- 1 J.W. Roberts, Acts of Apostles, Part 1 (Austin, Tex.: R.B. Sweet Co., 1967), 63.
- 2 Dalam ayat 26 seorang malaikat Tuhan bicara kepada Filipus; dalam ayat 29 yang bicara adalah Roh. Lukas tampaknya tidak menganggap masalah besar dalam menyantumkan seorang malaikat sebagai pembicara pada suatu waktu dan Roh pada suatu waktu berikutnya. Poin Lukas adalah bahwa Allah mengarahkan Filipus.
- 3 Gaza adalah salah satu kota kuno Filistin yang terletak di tepi pantai (Kejadian 10:19; 2Raja-raja 18:8). (Lihat peta "Perjalanan Filipus dan Petrus.") Setelah tiba di Gaza, pejabat itu berjalan menyusuri pantai.
- 4 Dari Yerusalem ada beberapa jalan yang mengarah ke selatan menuju Gaza. Jalan yang Lukas tunjukkan kemungkinan adalah jalan yang jarang dilalui (beberapa terjemahan menulis "sunyi" bukannya "padang gurun"). (Catatan: Teks aslinya hanya menulis "ini adalah sunyi" dan itu dapat mengacu baik kepada jalan maupun reruntuhan kota Gaza kuno. Para penerjemah NASB beranggapan bahwa yang diacu oleh Lukas adalah jalan.)
- 5 Pejabat seperti bendahara ini biasanya bepergian dengan dikelilingi oleh para pelayan. Apa yang mungkin Filipus lihat adalah suatu karavan dimana kereta pejabatnya berada kurang lebih di tengah-tengah.
- 6 Letak negeri yang disebut Etiopia ini tidak terlalu jauh ketimur dari Etiopia masa kini. (Orang) Etiopia moderen ini pada zaman dahulu disebut Abisinia. Sedangkan (orang) Etiopia kuno (sekarang disebut Nubia) bisa ditemukan antara Aswan dan Khartoum dekat Sungai Nil di bagian atas Mesir dan Sudan.
- 7 "Kandake" adalah sebuah gelar (seperti "Firaun" atau "Kaisar"), bukan nama seseorang. Raja Etiopia dianggap keramat dan tinggi diri dalam menjalankan pelbagai masalah umum pemerintahannya secara terperinci. Oleh sebab itu yang sungguh-sungguh berkuasa atas seluruh negeri itu adalah ratunya.
- 8 Ada yang menyatakan bahwa dahulunya ia mungkin seorang "Kafir yang" takut akan Allah" (lihat "Takut akan Allah" dalam Daftar Kata), namun belakangan Lukas menegaskan bahwa Kornelius, seorang yang takut akan Allah, adalah orang Kafir pertama yang merubah jalan hidupnya (Kisah 10; 11; 15:7, 14). Beberapa orang telah mengatakan bahwa karena kondisi fisiknya maka bendahara ini tidak mungkin menjadi seorang mualaf, tapi kita tidak cukup yakin untuk bersikap dogmatik dalam hal ini. Kita juga tidak tahu kapan ia mulai menjadi sida-sida (bisa saja terjadinya setelah ia menjadi seorang mualaf); kita tidak tahu apakah Ulangan 23:1 benar-benar melarang sida-sida untuk menjadi mualaf atau semata-mata hanya melarang sida-sida masuk ke dalam pertemuan kudus; kita bahkan tidak tahu apakah bangsa Yahudi masih mentaati Ulangan 23:1 pada masa rasul-rasul itu. Pejabat itu kemungkinan seorang Yahudi atau seorang mualaf Yahudi.
- 9 Sida-sida adalah orang laki-laki yang dikebiri. Karena mengebiri orang-orang yang mempunyai kedudukan yang penuh godaan (seperti penjaga harem, atau bendahara) merupakan praktik umum dari bangsa-bangsa Kafir, maka kadangkala kata "sida-sida" dipakai dalam artian "seorang pejabat," baik laki-laki itu sudah dikebiri atau belum. Bagaimanapun, makna umum dari kata itu adalah "laki-laki yang dikebiri."
- 10 Lihat juga Imamat 21:20, yang mengajarkan bahwa seorang sida-sida tidak boleh menjadi imam. Tujuan nas-nas itu lebih untuk mencegah bangsa Yahudi agar tidak meniru cara hidup orang Kafir di sekitar mereka ketimbang untuk membuat diskriminasi.
- 11 Dengan kata lain, ia tidak dapat lebih dekat lagi ke pertemuan kudus daripada yang dapat dilakukan oleh orang Kafir yang tidak bersunat.
- 12 Kereta ini adalah kendaraan yang indah. Beberapa kereta mempunyai empat roda; namun yang paling umum adalah yang beroda dua.
- 13 Kemungkinan sida-sida itu telah membeli gulungan kitab Yesaya sewaktu ia berada di Yerusalem. Salinan Kitab Suci yang dimiliki secara pribadi sangatlah jarang. Karena penyalinan itu dikerjakan oleh tangan di bawah kondisi yang sangat sulit, maka harganya pun sangat mahal sekali.
- 14 Pada zaman itu membaca dengan suara keras merupakan suatu keharusan daripada suatu pengecualiaan.
- 15 Banyak contoh dari pengalaman saya sendiri terlintas dalam pikiran. Buku yang sudah tidak dicetak lagi yang berjudul The Lord Will Find a Way (Dallas: Christian Publishing, 1966) memuat ratusan contoh kasus ini dari seluruh dunia. Sudah tentu Anda juga mempunyai pengalaman Anda sendiri yang dapat Anda sisipkan di sini.
- 16 Cerita ini diambil dari khotbah Rick Atchley, "Road to Salvation," yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 19 May 1985.
- 17 Kutipannya diambil dari Septuaginta.
- 18 Ini merupakan batu sandungan terbesar bagi orang Yahudi. Lihat komentar atas pokok ini yang berkaitan dengan khotbah Petrus di Kisah Para Rasul 2 dan 3.
- 19 Saya pernah melihat domba dicukur, dan suasana bisunya domba-domba itu sangatlah aneh. Beberapa orang yang saya ajak bicara mengatakan mendengar lenguhan domba-domba itu sewaktu dicukur. Tampaknya, bisu tidaknya domba sewaktu dicukur adalah bergantung kepada keahlian mereka yang mencukur.
- 20 Ia tidak mendapatkan keadilan (yaitu, apa yang Ia patut terima).
- 21 Kemungkinan lain dalam menerjemahkan bagian teks ini adalah "Meskipun kehidupan-Nya ‘dilenyapkan dari dunia ini,’ Ia masih memiliki keturunan rohaniah yang begitu banyak (yaitu, orang-orang Kristen) yang tidak dapat mereka hitung."
- 22 Lihat pelajaran "Arti Dari Memberitakan Kristus" untuk beberapa topik Perjanjian Baru yang dibahas oleh para penginjil sewaktu "memberitakan Kristus."
- 23 Karena kita tidak pasti mengenai jalan mana yang sida-sida itu tempuh dan juga betul-betul tidak pasti tempat ia sedang berada di jalan itu, kita tidak dapat memastikan tempat yang tepat untuk baptisan dia. Kolam-kolam air di seluruh area itu cocok untuk penyelaman.
- 24 Jika ilustrasi menyuruh anak laki-laki ke luar ruangan untuk mengambil batu tidak Anda gunakan, maka ilustrasi itu akan cocok dipakai di sini.
- 25 Ini merupakan permainan kata-kata. "Jalan ke luar" bermakna jalan untuk melarikan diri; "jalan masuk" bermakna jalan untuk menerima. Berusaha mencari "jalan ke luar" (atau "ke luar") sama dengan mencari-cari alasan (maaf) untuk tidak melakukan sesuatu.
- 26 Anak-anak bayi bukanlah calon alkitabiah untuk baptisan, sebab mereka belum mampu untuk beriman.
- 27 Meskipun kita tidak memiliki naskah awal yang berisi ayat ini, namun ayat ini telah dikutip oleh Irenaeus di abad kedua, menunjukkan bahwa nas ini mempunyai asal-usul awal. Mungkin ayat itu merupakan catatan pinggir yang ditulis oleh seorang penulis (memberitahukan praktik gereja mula-mula) yang lalu masuk ke dalam beberapa naskah.
- 28 Dalam beberapa ayat dan terjemahan, sinonim yang lain digunakan, seperti "profession (pernyataan iman)."
- 29 Terjemahan Edgar A. Goodspeed juga mencakup pengakuan di Efesus 5:26: "... to consecrate her [the church], after cleansing her with the bath in water through her confession of him (... untuk mengabdikan dia [gereja] setelah menyucikan dia dengan permandian dalam air melalui pengakuannya terhadap Dia)" (The New Testament: An American Translation.)
- 30 Kita harus mengakui Yesus dengan bibir dan menghayatinya sepanjang hidup kita, sampai ajal menjemput kita.
- 31 Lihat catatan pada 2:38 di buku "Kisah Para Rasul, Bagian I" dan 22:16 di buku yang akan datang.
- 32 Roma 10:9, 10 kadangkala dipakai untuk mencoba membuktikan bahwa baptisan tidak penting bagi keselamatan. Bagaimanapun, Roma 10 menekankan bahwa ketaatan adalah juga penting bagi keselamatan (ay. 16, 21). Jika Roma 10:9, 10 mengajarkan bahwa baptisan tidak penting bagi keselamatan oleh karena nas ini tidak menyebut baptisan, maka 1 Petrus 3:21 juga mengajarkan bahwa iman dan pertobatan tidak penting bagi keselamatan karena nas ini tidak menyinggung kedua persyaratan itu.
- 33 Secara harfiah "Yesus" berarti "Yehovah menyelamatkan," menunjukkan bahwa Yesus itu ilahi dan Ia adalah Juruselamat.
- 34 Sepintas lalu boleh juga dicatat bahwa Petrus (dan kemungkinan sida-sida itu) telah menjadikan "ikrar yang benar" sebagai sebuah pernyataan. Bagaimanapun, Yesus telah membuat "ikrar yang benar" (1Timotius 6:13) dengan cara menjawab pertanyaan Filatus hanya dalam sikap setuju (Yohanes 18:37). Cara mana saja yang dipakai untuk membuat pengakuan sebelum baptisan adalah alkitabiah.
- 35 Dalam Bible Belt, saya juga mencatat bahwa Filipus tidak berkata, "Kita akan menunggu sampai gereja dapat mengadakan pemungutan suara atas kamu," sebab ini merupakan praktik denominasi. Sesuaikanlah ulasan Anda agar cocok dengan praktik keagamaan di tempat Anda berkarya.
- 36 Jika ada banyak orang yang menyertai perjalanan sida-sida itu, kemungkinan ia memerintahkan sais kereta itu untuk mengentikan kereta itu. Jika sida-sida itu pergi sendirian, ia akan berkata "hiyaa ..." kepada kuda-kuda itu.
- 37 Sebagai tambahan pemikiran di pelajaran ini, Anda mungkin juga ingin menunjukkan bahwa Paulus menekankan bahwa baptisan adalah suatu penguburan (Roma 6:3, 4; Kolose 2:12).
- 38 Matius 3:16 menerangkan bahwa setelah Yesus dibaptis Ia juga "segera keluar dari air." Nas lain yang berhubungan adalah Yohanes 3:23, dimana ada dicatat Yohanes sedang membaptis di suatu tempat tertentu "sebab di situ banyak air." Pemercikan tidak memerlukan "banyak air"; namun penyelaman memerlukannya.
- 39 J.W. McGarvey, New Commentary on Acts of Apostles , vol. 1 (Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 160.
- 40 Pendadakan itu kemungkinan untuk mencegah sida-sida itu mengikuti Filipus. Tentunya Allah menginginkan bendahara itu pulang ke negerinya bersama berita injil. 41Yesaya 56:3-5 menubuatkan bahwa hal itu memang akan terjadi.
- 42 Kota ini dahulunya dikenal dengan nama Azotus.
- 43 Sesuaikanlah hal ini dengan situasi keagamaan dimana Anda tinggal.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi